Mengapa Fatimah AS Mati Muda ? karena Di Pukul Perutnya Hingga Keguguran Lalu Sakit Parah Hingga Wafat !!!
Syahidnya Fathimah as.
Fatimah Az Zahra Wafat karena Di Pukul Perutnya Hingga Keguguran Lalu Sakit Parah Hingga Wafat !!!
Ya Nabi SAW Puterimu Di Zalimi !
Ya Nabi SAW Puterimu Di Zalimi !
Umar menendang pintu dan pintu, Fatimah jatuh tertimpa pintu, -tanpa
patah tulang- Fatimah mendorong pintu agar menghalangi mereka masuk,
Umar menendang pintu hingga terlepas dan mengenai perut Fatimah hingga
Muhsin gugur dari perut ibunya. (Multaqal Bahrain hal 81, Al Jannah Al
Ashimah hal 251)
Umar menggunakan pedang dan cambuk tanpa menyentuh pintu. Fatimah
berteriak Wahai Ayahku, Wahai Rasulullah, lalu Umar mengangkat pedang
yang masih di sarungnya dan memukul perut Fatimah, lalu Fatimah
berteriak lagi, wahai ayahku, lalu Umar mencambuk tangan Fatimah,
Fatimah memanggil Wahai Rasulullah, betapa buruk penggantimu, Abubakar
dan Umar. Ali melompat dan mencengkeram baju Umar dan membantingnya, dan
memukul hidung serta lehernya. Ali berniat membunuh Umar tetapi dia
teringat wasiat Rasulullah Shallallahu Alaihi wasallam. (Kitab Sulaim
bin Qais , jilid 3 hal 538)
Fatimah didorong di pintu, tanpa ditendang, tanpa pedang, cambuk atau
paku Al Mas’udi, seorang ahli sejarah mengatakan : Amirul Mu’minin Ali
tinggal di rumahnya beserta beberapa pengikutnya, seperti yang
dipesankan oleh Rasulullah, lalu mereka menuju rumah Ali dan
menyerbunya, membakar pintu rumah dan memaksa orang yang di dalamnya
untuk keluar, mereka mendorong Fatimah di pintu hingga janinnya gugur,
mereka memaksa Ali untuk berbaiat dan Ali menolak, dan mengatakan : aku
tidak mau, mereka mengatakan : kalau begitu kami akan membunuhmu, Ali
mengatakan: jika kalian membunuhku maka aku adalah Hamba Allah dan
saudara RasulNya. Lihat Itsbatul Washiyyah hal 123. Umar menyerbu
rumah Ali bersama tiga ratus orang. Diriwayatkan mengenai penyebab
wafatnya Fatimah : Umar bin Khattab menyerang rumah Ali dan Fatimah
bersama tiga ratus orang. (Lihat dalam kitab Al Awalim jilid 2 hal 58)
Umar memukul Fatimah di jalan, bukan di rumah Fatimah berhasil
meminta surat dari Abubakar yang berisi pengembalian tanah Fadak pada
Fatimah, ketika di jalan Fatimah bertemu Umar dan kemudian Umar
bertanya: wahai putri Muhammad, surat apa yang ada di tanganmu? Fatimah
menjawab: surat dari Abubakar tentang pengembalian tanah Fadak, Umar
berkata lagi : bawa sini surat itu, Fatimah menolak menyerahkan surat
itu, lalu Umar menendang Fatimah Amali Mufid hal 38, juga kitab Al
Ikhtishash Fatimah dicambuk. Yang disesalkan adalah mereka memukul
Fatimah Alaihassalam, telah diriwayatkan bahwa mereka memukulnya dengan
cambuk. (Talkhis Syafi jilid 3 hal 156 )
Punggungnya dicambuk dan dipukul dengan pedang. Lalu Miqdad berdiri
dan mengatakan : putri Nabi hampir meninggal dunia, sedang darah
mengalir di punggung dan rusuknya karena kalian mencambuknya dan
memukulnya dengan pedang, sedangkan di mata kalian aku lebih hina
dibanding Ali dan Fatimah. (Ahwal Saqifah/ Kamil Al Baha’I, Hasan bin
Ali bin Muhamamd bin Ali bin Hasan At Thabari yang dikenal dengan nama
Imadudin At Thabari, jilid 1 hal 312.)
sejarah telah menunjukkan bahwa Abubakar dan seluruh keluarganya (kecuali putrinya Asma’ dan putranya Muhammad) bersikap bermusuhan terhadap keluarga Nabi SAWW, yangmemiliki
konsekwensi sebagai pembangkangan nyata terhadap apa yg ditetapkan Al
Quran atau disabdakan Nabi mengenai penghargaan dan kasih sayang kepada
keluarga beliau SAWW.Sebagai bukti, inilah daftar dari keluarga Abubakar yg permusuhannya terhadap keluarga Nabi SAWW sangat mencolok :
.
1. ABUBAKAR, saat kenaikannya ke
tahta kekhalifahan, mengirim Umar ke rumah Sayyidah Fathimah untuk
memaksa Imam Ali AS, dengan kekerasan, untuk dataɮg dan berbaiat
kepadanya. Umar mengancam Sayyidah Fathimah bahwa ia akan membumi
hanguskan rumah. Setelah itu Sayyidah Fathimah begitu marah terhadap
Abubakar, sehingga sepanjang sisa hidupnya, ia tdk pernah berbicara
sepatah kata jua kepada Abubakar. Dan di ranjang kematiannya, ia
melarang Abubakar mengiringi pemakamannya
.
2. AISYAH, putri Abubakar, memberontak terhadap
Imam Ali AS, sang Khalifah, dan didepan 30 ribu pasukan, ia memimpin
perang Jamal, namun dipermalukan dengan kekalahan telak
.
3. ZUBAIR BIN AWWAM, suami Asma’, putri tertua
Abubakar, adalah panglima pasukan Aisyah, ditengah pertempuran ia mundur
dan hendak melarikan diri ke arah Mekkah, namun terbunuh tak berapa
jauh dari medan pertempuran.
4. ABDULLAH, putra Zubair dari Asma’, adalah
panglima pasukan infanteri Aisyah. Ia adalah anak angkat Aisyah. Setelah
pertempuran, jasadnya ditarik keluar dari setumpuk mayat yg terbaring
di medan tempur.
5. THALHAH, sepupu Abubakar dan jg suami putri
Abubakar Ummu Kultsum, adalah seorang panglima pasukan Aisyah. Ditengah
pertempuran, Marwan bin Hakam (juru tulis dan penasihat jahat khalifah
Usman), seorang perwira dari pasukan yg sama , yg melihat Thalhah sibuk
bertempur, berkata kepada budaknya, “Baru kemarin Thalhah sibuk
menghasut para pembunuh Usman, dan kini ia sibuk membalaskan darahnya.
Betapa munafiknya ia dalam mencari kemegahan duniawi!” Selesai
berbicara, ia melepaskan anak panah yg menembus kaki Thalhah dan
mengenai kudanya yg lalu melonjak liar dari barisan dan Thalhah pun
terjerembab ke tanah. Ia segera dibawa ke Basrah tempat ia meninggal
dunia setelah beberapa saat.
6. ABU AR RAHMAN, saudaranya Thalhah dan jg sepupunya Abubakar, jg terbunuh dalam pertempuran yg sama.
7. MUHAMMAD, putra Thalhah, ikut tewas dalam pertemputan tersebut.
8. JU’DAH BINTI ASY’ATS, putri Ummu Farwah (saudara
perempuan Abubakar), meracuni Imam Hasan AS hingga syahid. Ia disuap
agar melakukan kekejian oleh Yazid putra Muawiyah atau oleh Muawiyah
sendiri.
9. ISHAQ, putra Ummu Farwah. Kedua bersaudara putra2
Asy’ats menjadi anggota pasukan Yazid bin Muawiyah, yg bertempur
melawan Imam Husain AS di karbala. Belakangan, yg pertama tewas dalam
pertempuran melawan Mukhtar, yg membalaskan dendam atas pembunuhan Imam
Husain AS. Sementara yg kedua, yg telah menelanjangi sebagian tubuh Imam
Husain AS, tercabik2 sampai mati oleh kawanan anjing.
10. MUS’AB, putra Zubair (menantu Abubakar),
bertempur melawan Mukhtar, yg terbunuh selagi membalaskan dendam atas
pembunuhan Imam Husain AS.
Inilah bukti fakta bukan rekayasa tentang permusuhan Abubakar dan
keturunannya terhadap keluarga Nabi Muhammad SAWW. Ini adalah bukti
sejarah otentik yg tidak bisa dibantah lagi kebenarannya!
Umar bin Khattab Pembuka Jalan Bagi Berkuasanya Bani ‘Umayyah
Sepeninggal
Rasul, dari empat khalifah yang empat, tiga di antaranya dibunuh
tatkala sedang dalam tugas, yaitu Umar, Utsman dan Ali. Yang menarik
adalah ramalan Umar bin Khaththab bahwa Utsman akan dibunuh kerana
membuat pemerintahan yang nepotis sepertiyang dikatakannya.
Umar seperti melibat bahaya munculnya sifat-sifat jahiliah ini
sehingga tatkala ia baru ditusuk oleh Abu Lu’lu’ah dan mengetahui bahwa
ia akan meninggal pada tahun 24 H-645M, ia memanggil keenam anggota
Syura yang ia pilih sendiri.
Umar berkata: “Sesungguhnya Rasul Allah telah wafat dan ia rida akan enam tokoh Quraisy: Ali, Utsman, Thalhah, Zubair, Sa’d dan Abdurrahman bin ‘Auf.”
Kepada Thalhah bin Ubaidillah ia berkata: “Boleh saya bicara atau tidak!”
Thalhah:‘Bicaralah!’.
Umar: “Engkau belum pernah berbicara baik sedikit pun juga. Aku ingat sejak jarimu putus pada perang Uhud, orang bercerita tentang kesombonganmu, dan sesaat sebelum RasulAllah wafat, ia marah kepadamu [34] karena
kata-kata yang engkau keluarkan sehingga turun ayat hijab…Bukankah
engkau telah berkata: “Bila Nabi saww wafat aku akan menikahi jandanya?
“Bukankah Allah SWT lebih berhak terhadap wanita sepupu kita, yang
menjadi istrinya, dari diri kita sendiri, sehingga Allah SWT menurunkan
ayat:
“Tiadalah pantas bagi kamu untuk mengganggu Rasul Allah, atau menikahi janda-jandanya sesudah ia wafat. Sungguh yang demikian itu suatu dosa besar menurut Allah”.[1]
Di bagian lain: “Bila engkau jadi khalifah, engkau akan pasang cincin kekhalifahan di jari kelingking istrimu”. Demikian kata-kata Umar terhadap Thalhah.
Seperti diketahui ayat ini turun berkenaan dengan Thalhah yang mengatakan:“ Muhammad telah membuat pemisah antara kami dan putri-putri paman kami dan telah mengawini para wanita kami. Bila sesuatu terjadi padanya maka pasti kami akan mengawini jandanya”Dan di bagian lain: “Bila Rasul Allah saw wafat akan aku kawini Aisyah kerana dia adalah
sepupuku.” Dan berita ini sampai kepada Rasul Allah saw, Rasul merasa terganggu dan turunlah ayat hijab’. [2]
Kemudian kepada Zubair, Umar berkata : “Dan engkau, ya Zubair,
engkau selalu gelisah dan resah, bila engkau senang engkau Mu’min, bila
marah, engkau jadi kafir, satu hari engkau seperti manusia dan pada hari
lain seperti setan. Dan andaikata engkau jadi khalifah, engkau akan
tersesat dalam peperangan. Bisakah engkau bayangkan, bila engkau jadi
khalifah? Aku ingin tahu apa yang akan terjadi pada umat pada hari
engkau jadi manusia dan apa yang akan terjadi pada mereka tatkala engkau
jadi setan, yaitu tatkala engkau marah. Dan Allah tidak akan
menyerahkan kepadamu urusan umat ini selama engkau punya sifat ini” [3]
Di bagian lain: “Dan engkau ya Zubir, demi Allah, hatimu tidak
pernah tenang siang maupun malam, dan selalu berwatak kasar
sekasar-kasarnya; jilfan jafian”. [4]
Bersama Aisyah, Thalhah dan Zubair setelah membunuh Utsman
memerangi Ali dan menyebabkan paling sedikit 20.000 orang meninggal
dalam Perang Jamal. Dan selama puluhan tahun menyusul, beribu-ribu
kepala yang dipancung banyak tangan dan kaki yang dipotong, mata yang
dicungkil dengan mengatas namakan menuntut darah Utsman.
Kepada Utsman, Umar berkata: “Aku kira kaum Quraisy akan menunjukmu untuk jabatan ini
kerana begitu besar cinta mereka kepadamu dan engkau akan mengambil
Bani‘Umayyah dan Bani Mu’aith untuk memerintah umat. Engkau akan
melindungi mereka dan membagi-bagikan Uang baitul mal kepada mereka dan
orang-orang akan membunuhmu, menyembelihmu di tempat tidur”. [6]
Atau menurut riwayat dari Ibnu Abbas yang didengarnya sendiri dari Umar “Andaikata aku menyerahkan kekhalifahan kepada Utsman ia akan mengambil Banu Abi Mu’aith untuk memerintah umat. Bila melakukannya mereka akan membunuhnya”.[7]
Di bagian lain, dalam lafal Imam Abu Hanifah: “Andaikata aku menyerah kekhalifahan kepada
Utsman, ia akan mengambil keluarga Abi Mu’aith untuk memerintah umat,
demi Allah andaikata aku melakukannya, ia akan melakukannya, dan mereka
akhirnya akan memotong kepalanya”. [8] Atau di bagian lain: Umar
berwasiat kepada Utsman dengan kata-kata: “Bila aku menyerahkan urusan
ini kepadamu maka bertakwalah kepada Allah dan janganlah mengambil
keluarga Banu Abi Mu’aith untuk memerintah umat’. [9]
Mari kita lihat ‘ramalan’ Umar bin Khaththab. Tatkala Imam Ali
menolak mengikuti peraturan-peraturan dan keputusan-keputusan (Sunnah)
Abu Bakar dan Umar, dalam pertemuan anggota Syura,Utsman justru
sebaliknya. Ia berjanji menaati peraturan dan keputusan Abu Bakar
dan Umar. [10] Ia menjadi khalifah tanggal 1 Muharam tahun 24 H pada
umur 79 tahun dan meninggal dibunuh tanggal 18 Dzulhijjah tahun 35 H/ 17
Juni 656 M.
Pemerintahannya dianggap nepotis oleh banyak kalangan. Misalnya, ia
mengangkat anggota keluarganya, yang bernama Marwan anak Hakam Ibnu
‘Abi’l Ash yang telah diusir Rasul saww dari Madinah kerana telah
bertindak sebagai mata-mata musuh. Utsman membolehkania kembali dan
mengangkatnya menjadi Sekretaris Negara.
Utsman juga memperluas wilayah kekuasaan Mu’awiyah, yang mula-mula
hanya kota Damaskus, sekarang ditambah dengan Palestina, Yordania dan
Libanon. Ia memecat gubernur-gubernur yang ditunjuk Umar dan
menggantinya dengan keluarganya yang Thulaqa [11], ada di
antaranya yang pernah murtad dan disuruh bunuh oleh Rasul, dilaknat
Rasul, penghina Rasul dan pemabuk. Ia mengganti gubernur Kufah Sa’d bin
Abi Waqqash dengan Walid bin ‘Uqbah bin Abi Mu’aith, saudara seibu
dengannya. Walid disebut sebagai munafik dalam Al-Qur’an.
Ali, Thalhah dan Zubair, tatkala Utsman mengangkat Walid bin ‘Uqbah jadi gubernur Kufah, menegur Utsman: “Bukankah Umar telah mewasiatkan kepadamu agar jangan sekali-kali mengangkat keluarga Abi Waith dan Banu ‘Umayyah untuk memerintah umat?” Dan Utsman tidak menjawab sama sekali’. [12]
Walid adalah seorang pemabuk dan penghambur uang negara. Utsman juga
mengganti gubernur Mesir ‘Amr bin ‘Ash dengan Abdullah bin Sa’id bin
Sarh, seorang yang pernah disuruh bunuh Rasul saww kerana menghujat
Rasul. Di Bashrah ia mengangkat Abdullah binAmir, seorang yang terkenal
sebagai munafik.
Utsman juga dituduh telah menghambur-hamburkan uang negara kepada
keluarga dan paragubernur Banu ‘Umayyah’ yaitu orang-orang yang disebut
oleh para sejarahwan sebagai takbermoral(fujur), pemabuk (shahibu‘l-khumur), tersesat(fasiq), malah terlaknat oleh Rasulsaww (la’in) atau tiada berguna(‘abats).
Ia menolak kritik-kritik para sahabat yang terkenal jujur. Malah ia
membiarkan pegawainya memukul saksi seperti Abdullah bin Mas’ud,
pemegang baitul mal di Kufah sehingga menimbulkan kemarahan Banu Hudzail.
Ia juga membiarkan pemukulan ‘Ammir bin Yasir sehingga mematahkan
rusuknya dan menimbulkan kemarahan Banu Makhzum dan Banu Zuhrah. Ia juga
menulis surat kepada penguasa di Mesir agar membunuh Muhammad bin Abu
Bakar. Meskipun tidak sampai terlaksana, tetapi menimbulkan kemarahan
Banu Taim.
Ia membuang Abu Dzarr al-Ghifari –pemrotes ketidakadilan dan
penyalahgunaan uang negara- ke Rabdzah dan menimbulkan kemarahan
keluarga Ghifari. Para demonstran dating dari segala penjuru, seperti
Mesir, Kufah, Bashrah dan bergabung dengan yang di Madinahyang mengepung
rumahnya selama 40 hari [13] yang menuntut agar Utsman memecat Marwan
yang tidak hendak dipenuhi Utsman. Tatkala diingatkan bahwa uang Baitul Mal adalahmilik
umat yang harus dikeluarkan berdasarkan hukum syariat seperti
sebelumnya oleh ‘AbuBakar dan Umar ia mengatakan bahwa ia harus
mempererat silaturahmi dengan keluarganya.Ia mengatakan: “Akulah yang memberi dan akulah yang tidak memberi. Akulah yang membagi uang sesukaku!”.[14]
Utsman memberikan kebun Fadak kepada Marwan, yang telah diambil oleh Abu Bakar dari Fathimah SA putrid Rasulullah SAWW.
Dirham adalah standar mata uang perak dan dinar adalah standar mata
uang emas. Satudinar berharga sekitar 10-12 dirham. Satu dirham sama
harganya dengan emas seberat 55butir gandum sedang. Satu dinar seberat 7
mitsqal. Satu mitsqal sama berat dengan 72 butirgandum. Jadi satu dinar
sama berat dengan 7 X 72 butir gandum atau dengan ukuransekarang sama
dengan 4 grain. Barang dagangan satu kafilah di zaman Rasul yang
terdiridari 1.000 unta, dan dikawal oleh sekitar 70 orang berharga
50.000 dinar yang jadi milikseluruh pedagang Makkah. Seorang budak
berharga 400 dirham.
Contoh penerima hadiah dari Utsman adalah Zubair bin ‘Awwam. Ia yang hanya kepercikanuang baitul mal itu, seperti disebut dalam shahih Bukhari,
memiliki 11 (sebelas) rumah diMadinah, sebuah rumah di Bashrah, sebuah
rumah di Kufah, sebuah di Mesir…Jumlahuangnya, menurut Bukhari adalah
50.100.000 dan di lain tempat 59.900.000 dinar, disamping [15] seribu
ekor kuda dan seribu budak. [16]
Aisyah menuduh Utsman telah kafir dengan panggilan Na’tsal [17] dan
memerintahkan agar iadibunuh. Zubair menyuruh serbu dan bunuh Utsman.
Thalhah menahan air minum untukUtsman. Akhirnya Utsman dibunuh. Siapa
yang menusuk Utsman, tidak pernah diketahuidengan pasti. Siapa mereka
yang pertama mengepung rumah Utsman selama empat bulandan berapa jumlah
mereka dapat dibaca sekilas dalam catatan berikut. Mu’awiyah
mengejarmereka satu demi satu.
—————————————————————————————————-
- Sebagaimana biasa, banyak perdebatan telah terjadi mengenai kata-kata ‘Umar ini. Bukankah ‘Umar mengatakan bahwa Rasul Allah saww rida kepada mereka berenam?.
- Al-Qur’an, al-Ahzab (33), ayat 53.
- Lihat Tafsir al-Qurthubi jilid 14, hlm. 228; Faidh al-Qadir, jilid,4, hlm. 290; Tafsir Ibnu Katsir, jilid 3, hlm.506; Tafsir Baqawi jilid 5, hlm. 225; Ibn Abil Hadid, Syarh Nahju’l-Balaghah, jilid 1, hlm. 185, 186, jilid 12, hlm. 259 dan lain-lain.
- Ibn Abil-Hadid, Syarh Nahju’l-Balaghah, jilid 1, hlm. 175.
- Ibn Abil-Hadid, Syarh Nahju’I-Balaghah, jilid 12, hlm. 259.
- Ibn Abil-Hadid, Syarh Nahju’l-Balaghah, jilid 1, hlm. 186.
- Baladzuri, Ansab al-Asyraf, jilid 5, hlm. 16.
- Abu uysuf dalamal-Atsar, hlm. 215.
- 9. Ibnu Sa’d,Thabaqat, jilid 3, hlm. 247; Baladzuri, Ansab al-Asyraf, jilid 5, hlm 16; Mithibbuddin Thabari,Ar-Riydah an-Nadhirah, jilid 2, hlm. 76
- Lihat Bab 15, ‘Sikap ‘Ali terhadap Peristiwa Saqifah’ dan Bab 14: ‘Pembaiatan ‘Umar dan’Utsman’.
- Yang dibebaskan, baru memeluk Islam setelah penaklukan Makkah.
- Ba-ladzuri, Ansab al-Asyraf, jilid 5, hlm. 30.
- Menurut Mas’udi, ‘Utsman dikepung selama 49 hari, Thabari 40 hari, dan ada yang mengatakan lebih dari itu. Ia dibunuh malam Jumat 3 hari sebelum berakhir bulan Dzul Hijah, tahun 34 H, 8 Juli 655 M. LihatMurujadz-Dzahab, jilid 1, hlm. 431-432
- Dengan lafal yang sedikit berbeda lihatlah Shahih Bukhari, jilid 5, hlm. 17; Sunan Abu Dawud, jilid 2, hlm.25.
- Shahih Bukhari, Kitab Jihad, jilid 5, hlm. 21 dll.
- Lihat Mas’udi, Muruj adz-Dzahab, jilid 1, hlm. 424.
- Nama lelaki asal Mesir dan berjanggut panjang menyerupai ‘Utsman. Dalam al-Lisan al-’Arab Abu Ubaid berkata: ‘Orang mencerca ‘Utsman dengan nama Na’tsal ini’. Ada yang mengatakan Na’tsal ini orang Yahudi

No comments
Post a Comment