Sejarah Ilmu Sihir
Sejarah Ilmu Sihir- Ilmu sihir
itu sudah ada sejak zaman dahulu. Hingga kinipun ilmu tersebut tetap
dipraktekkan oleh manusia baik untuk tujuan jahat maupun kebaikan. Sihir
dalam kaca mata mistik adalah sistem konsep yang merupakan kemampuan
manusia untuk mengendalikan alam termasuk kejadian, obyek, orang dan
fenomena fisik melalui mistik, paranormal atau supranatural. Oleh karena
itulah dalam banyak kebudayaan, sihir berada di bawah tekanan dari dan dalam kompetisi dengan ilmu pengetahuan dan agama.
Sejarah Ilmu Sihir |
Sihir dalam bahasa Arab berasal dari kata sharo atau sihrun yang berarti
sihir atau tipu daya. Menurut para ulama, sihir adalah perkara atau
kejadian yang luar biasa dalam pandangan orang yang melihatnya. Sihir
dapat dipelajari. Seseorang yang mempelajari, mengetahui dan
mengerjakan sihir, tentu ia akan dapat melakukan perkara tersebut.
Sementara hakekatnya, sihir ini tidaklah dapat dikatakan sebagai sesuatu yang luar biasa karena sihir dapat dipelajari. Hanya orang-orang yang melihatnya tidak mengetahui hingga dapat dikatakan tertipu daya oleh si pelaku sihir itu.
Sejarah Ilmu Sihir
Sementara hakekatnya, sihir ini tidaklah dapat dikatakan sebagai sesuatu yang luar biasa karena sihir dapat dipelajari. Hanya orang-orang yang melihatnya tidak mengetahui hingga dapat dikatakan tertipu daya oleh si pelaku sihir itu.
Sejarah Ilmu Sihir
Ilmu sihir ini pertama kali ada pada zaman Nabi Sulaimana a.s. Dahulu
para setan naik ke langit untuk mencuri kabar yang disampaikan oleh para
malaikat tentang sesuatu yang akan terjadi di muka bumi berupa
kematian, ilmu ghaib, dan perintah Allah SWT.
Tentang masalah hakikat sihir ini dijelaskan dalam Al-Qur’anul Karim yang berbunyi :
Tentang masalah hakikat sihir ini dijelaskan dalam Al-Qur’anul Karim yang berbunyi :
Dan mereka mengikuti apa yang dibaca oleh syaithan-syaithan pada masa kerajaan Sulaiman (dan mereka mengatakan bahwa Sulaiman itu mengerjakan sihir), padahal Sulaiman itu tidak kafir tidak mengerjakan sihir) hanya syaithan-syaithan itulah yang kafir (mengerjakan sihir). Mereka mengajarkansihir kepada manusia dan apa yang diturunkan kepada dua orang malaikat di negeri Babil yaitu Harut dan Marut, sedang keduanya tidak mengajarkan (sesuatu) kepada seorangpun sebelum mengatakan: Sesungguhnya kami hanya cobaan (bagimu), sebab itu janganlah kamu kafir. Maka mereka mempelajari sihir itu, mereka dapat menceraikan antara seorang (suami) dengan isterinya. Dan mereka itu (ahli sihir) tidak memberi mudharat dengan sihirnya kepada seorangpun kecuali dengan izin Allah. Dan mereka mempelajari sesuatu yang memberi mudharat kepadanya dan tidak memberi manfaat. (Al Baqarah 102).
Disebutkan dalam tafsir Ibnu Katsir yang menukil riwayat dari As Sudi
bahwa beliau berkata: Dahulu kala syaithan-syaithan naik ke langit untuk
mencuri kabar yang disampaikan oleh para malaikat tentang sesuatu yang
akan terjadi di muka bumi berupa kematian, ilmu ghaib dan perintah
Allah. Lalu kabar tersebut disampaikan kepada para dukun dan ternyata
kabar tersebut banyak terjadi sehingga para dukun membenarkan apa yang
disampaikan oleh syaithan. Setelah syaithan mendapatkan pembenaran,
mereka mencampur-adukkan satu kenyataan dengan tujuh puluh kedustaan.
Kemudian menyebar isu di kalangan Bani Israil bahwa ia mampu mengetahui
ilmu ghaib sehingga tidak sedikit di antara manusia terpedaya dan
tertipu.
Namun Allah memberitahukan kepada Nabi Sulaimanu tentang tipu daya syaithan tersebut, lalu Nabi Sulaiman memendam seluruh catatan kalimat di bawah kursi kerajaan dan tidak ada satu syaithan pun yang mampu mendekatinya. Setelah Nabi Sulaiman meninggal, syaithan berubah wujud seperti manusia dan berusaha mengeluarkan catatan tersebut dari bawah kursi Sulaiman kemudian dia mengatakan kepada manusia: ”Apakah kalian ingin mendapatkan harta karun yang tidak pernah terbayang.” Maka syaithan menunjukkan sihir yang dipendam oleh Nabi Sulaiman di bawah kursinya lalu dipelajari oleh manusia dari zaman ke zaman.
Namun Allah memberitahukan kepada Nabi Sulaimanu tentang tipu daya syaithan tersebut, lalu Nabi Sulaiman memendam seluruh catatan kalimat di bawah kursi kerajaan dan tidak ada satu syaithan pun yang mampu mendekatinya. Setelah Nabi Sulaiman meninggal, syaithan berubah wujud seperti manusia dan berusaha mengeluarkan catatan tersebut dari bawah kursi Sulaiman kemudian dia mengatakan kepada manusia: ”Apakah kalian ingin mendapatkan harta karun yang tidak pernah terbayang.” Maka syaithan menunjukkan sihir yang dipendam oleh Nabi Sulaiman di bawah kursinya lalu dipelajari oleh manusia dari zaman ke zaman.
No comments
Post a Comment