ARSITEKTUR RUMAH PANGGUNG
Alternatif Solusi Terhindar Banjir
Musim hujan di awal tahun ini, sangatlah luar biasa. Banyak yang bilang saat ini kita sedang mengalami musim hujan yang cukup ekstrem, mengingat curah hujan yang tinggi. Logikanya, jika curah hujan tinggi pasti akan banyak menyebabkan banyak genangan air bahkan banjir. Sudah banyak berita banjir kita dengar di berita-berita nasional. Nenek moyang kita dahulu sudah pernah melakukan rekayasa bangunan agar adaptif dengan alam dengan membuat arsitektur rumah panggung.
Rumah adat tradisional Indonesia jika ditarik benang merahnya merupakan rumah panggung seperti Rumoh Aceh, Rumah Gadang Minangkabau, Rumah melayu selaso jatuh kembar Riau, Rumah Nuwo sesat Lampung, Rumah joglo Jawa Tengah , Rumah Dalam loka samawa NTB, Rumah betang Kalteng, Rumah banjar Kalsel, Rumah lamin KaltimRumah Tongkonan Sulsel, Rumah Baileo, Ambon, Rumah Laikas Sulawesi Tenggara, Rumah Souraja Sulawesi Tengah, Rumah Wale Minahasa, Rumah Dulohupa Gorontalo, dan masih banyak lagi.
KONSEP RUMAH PANGGUNG
Konsep rumah panggung sebenarnya memiliki skenario antisipasi dan pencegahan. Secara sederhana dapat dijelaskan bahwa konsep rumah panggung adalah bangunan berkaki dimana dasar bangunan diangkat keatas sehingga tidak menyentuh tanah. Jarak lantai bangunan dari tanah variatif, antara satu sampai dua meter. Jika dahulu rumah panggung dikonsep oleh generasi kakek nenek kita agar hunian mereka terhindar dari binatang liar, sekarang rumah panggung bisa dikonsep sebagai alternatif untuk meminimalkan dampak akibat banjir dan gempa.
Selain itu, jika dahulu kolong rumah panggung digunakan untuk memelihara ternak, sekarang mungkin bisa dikonsep untuk garasi mobil atau gudang. Untuk pembagian ruang rumah panggung sendiri, tidak ada bedanya dengan rumah pada umumnya. Yang berbeda hanya dibagian bawah atau kaki-kakinya saja. Artinya sebenarnya konsep rumah panggung bisa diterapkan pada rumah modern seperti saat ini, terutama untuk kawasan yang sering menjadi langganan banjir.
KONSTRUKSI RUMAH PANGGUNG
Menurut Josep Prijotomo (1998) pilihan mengangkat bangunan di atas permukaan tanah bukanlah sekedar mengatasi banjir, menghindari kelembaban atau menghindari binatang buas, melainkan mengandung intensi menjaga ekologis bumi agar tidak rusak oleh pondasi. Selain itu semakin banyak tanah yang tertutup oleh bangunan akan membuat tanah sukar menyerap air. Hal itu terlihat, bahwa serangan banjir setiap tahun tidak terhindarkan karena semakin banyak tanah yang tertutup oleh bangunan-bangunan baru membuat air semakin sukar terserap oleh tanah.
Konstruksi rumah panggung harus ringan, maka dari itu, biasanya menggunakan konstruksi kayu dengan pondasi umpak, karena selain lebih ringan dari konstruksi beton, juga sudah teruji kekuatannya mengingat dari dulu nenek moyang kita sudah menggunakan bahan ini sebagai bahan pembuat rumah. Sambungan ditiap pertemuan kayu biasanya juga menggunakan kayu. Hal ini berguna apabila bangunan terkena gempa. Sambungan yang terbuat dari kayu bersifat lentur sehingga memungkinkan bangunan bergerak mengikuti arah gempa. Hal ini akan membuat konstruksi terhindar dari patahan struktur. Tapi sebenarnya rumah panggung bisa dibuat dari bahan apa saja selain kayu, misal bambu dan beton.
KEUNTUNGAN RUMAH PANGGUNG
Musim hujan di awal tahun ini, sangatlah luar biasa. Banyak yang bilang saat ini kita sedang mengalami musim hujan yang cukup ekstrem, mengingat curah hujan yang tinggi. Logikanya, jika curah hujan tinggi pasti akan banyak menyebabkan banyak genangan air bahkan banjir. Sudah banyak berita banjir kita dengar di berita-berita nasional. Nenek moyang kita dahulu sudah pernah melakukan rekayasa bangunan agar adaptif dengan alam dengan membuat arsitektur rumah panggung.
Rumah adat tradisional Indonesia jika ditarik benang merahnya merupakan rumah panggung seperti Rumoh Aceh, Rumah Gadang Minangkabau, Rumah melayu selaso jatuh kembar Riau, Rumah Nuwo sesat Lampung, Rumah joglo Jawa Tengah , Rumah Dalam loka samawa NTB, Rumah betang Kalteng, Rumah banjar Kalsel, Rumah lamin KaltimRumah Tongkonan Sulsel, Rumah Baileo, Ambon, Rumah Laikas Sulawesi Tenggara, Rumah Souraja Sulawesi Tengah, Rumah Wale Minahasa, Rumah Dulohupa Gorontalo, dan masih banyak lagi.
KONSEP RUMAH PANGGUNG
Konsep rumah panggung sebenarnya memiliki skenario antisipasi dan pencegahan. Secara sederhana dapat dijelaskan bahwa konsep rumah panggung adalah bangunan berkaki dimana dasar bangunan diangkat keatas sehingga tidak menyentuh tanah. Jarak lantai bangunan dari tanah variatif, antara satu sampai dua meter. Jika dahulu rumah panggung dikonsep oleh generasi kakek nenek kita agar hunian mereka terhindar dari binatang liar, sekarang rumah panggung bisa dikonsep sebagai alternatif untuk meminimalkan dampak akibat banjir dan gempa.
Selain itu, jika dahulu kolong rumah panggung digunakan untuk memelihara ternak, sekarang mungkin bisa dikonsep untuk garasi mobil atau gudang. Untuk pembagian ruang rumah panggung sendiri, tidak ada bedanya dengan rumah pada umumnya. Yang berbeda hanya dibagian bawah atau kaki-kakinya saja. Artinya sebenarnya konsep rumah panggung bisa diterapkan pada rumah modern seperti saat ini, terutama untuk kawasan yang sering menjadi langganan banjir.
KONSTRUKSI RUMAH PANGGUNG
Menurut Josep Prijotomo (1998) pilihan mengangkat bangunan di atas permukaan tanah bukanlah sekedar mengatasi banjir, menghindari kelembaban atau menghindari binatang buas, melainkan mengandung intensi menjaga ekologis bumi agar tidak rusak oleh pondasi. Selain itu semakin banyak tanah yang tertutup oleh bangunan akan membuat tanah sukar menyerap air. Hal itu terlihat, bahwa serangan banjir setiap tahun tidak terhindarkan karena semakin banyak tanah yang tertutup oleh bangunan-bangunan baru membuat air semakin sukar terserap oleh tanah.
Konstruksi rumah panggung harus ringan, maka dari itu, biasanya menggunakan konstruksi kayu dengan pondasi umpak, karena selain lebih ringan dari konstruksi beton, juga sudah teruji kekuatannya mengingat dari dulu nenek moyang kita sudah menggunakan bahan ini sebagai bahan pembuat rumah. Sambungan ditiap pertemuan kayu biasanya juga menggunakan kayu. Hal ini berguna apabila bangunan terkena gempa. Sambungan yang terbuat dari kayu bersifat lentur sehingga memungkinkan bangunan bergerak mengikuti arah gempa. Hal ini akan membuat konstruksi terhindar dari patahan struktur. Tapi sebenarnya rumah panggung bisa dibuat dari bahan apa saja selain kayu, misal bambu dan beton.
KEUNTUNGAN RUMAH PANGGUNG
- Terhindar dari banjir tentunya, karena ketinggian rumah panggung jauh lebih tinggi dari lingkungan sekitar.
- Konstruksi rumah panggung diciptakan supaya bangunan memungkinkan bergerak jika terkena gempa, agar bangunan tidak rusak atau rubuh.
- Kolong rumah panggung menjadi area resapan air yang optimal. Bisa dibuat sumur biopori atau menanam rumput-rumputan agar lingkungan kita tampak lebih hijau.
- Penyesuaian suhu di dalam rumah cepat berubah karena tidak langsung bersentuhan dengan tanah atau beton sehingga sirkulasi udara lebih bagus.
- Pada rumah panggung zona privat dan publik terpisah secara tegas
No comments
Post a Comment