Alif
RISALAH KUNO ALIF TUA
-------------------------------------------
MUKADIMAH
----------------------
1) Bismillahirrohmanirrohim, alhamdulillahi fii kulli hiinin, wa awqaat, wash sholaatu 'ala rosuulihi asyrofil kholqi wal bariyyaati
----------------------------------------
2) Bismillahirrohmanirrohim : disunahkan membaca basmalah disaat hendak mengerjakan semua pekerjaan yang tidak dipandang hina. Jika lupa membacanya pada permulaan pekerjaan, maka boleh membaca di tengah-tengahnya dengan bacaan : Bismillahi awwalahu wa akhirohu
----------------------------------------
3) Alhamdulillahi fii kulli hiinin : segala puji bagi Allah di setiap waktu, yakni segala waktu, baik yang berjangka pendek maupun panjang.
----------------------------------------
4) Wa awqaat : dan di setiap masa, yakni masa yang terbatas lamanya.
----------------------------------------
5) Wash sholaatu 'ala rosuulihi : salawat atau rahmat, yakni belas kasihan, baik dari Allah maupun selain-Nya, tercurahkan kepada Rosul-Nya saw yang diutus untuk semua mahluk.
----------------------------------------
6) Asyrofil kholqi : mahluk yang paling mulia, yang dimaksud mahluk adalah semua yang diciptakan oleh Allah berdasarkan kehendak-Nya dan dituntut oleh hikmah-Nya.
----------------------------------------
7) Wal bariyyaati : dan semua hamba ciptaan Allah lainnya, yakni semua mahluk secara mutlak atau yang ada di bumi. Pada garis besarnya baginda kita, Nabi Muhammad saw adalah mahluk Allah yang paling utama secara mutlak.
----------------------------------------
8) Bermula syariat tariqat hakikat dan makrifat itu terlalu mulia, Itulah pakaian Wali Ambiyya, Barangsiapa dapat asalnya, Bolehlah membawa badan serta nyawa
----------------------------------------
9) ALASTUBIRABBIKUM : Katakanlah bahwa Aku ini adalah tuhan mu
----------------------------------------
10) KALUBALA : Benar engkau itu adalah tuhanku
----------------------------------------
11) SHAHIDNA : Menyaksikan
----------------------------------------
12) Kalaulah benar engkau menjadi saksi
Dimanakah bukti hendak diteliti
Sungguhpun engkau bercerita jalan mati
Manakah mungkin hidup akan kembali
Engkau pahamilah dengan teliti
Kelak dapat membuka yang tersembunyi
----------------------------------------
13) Adapun mengenal diri itu dimulai dari mengetahui asalnya diri. Asalnya diri itu ialah dari anasarnya Api, Angin, Air, Tanah, maka turunlah Tanah itu menjadi Tubuh, Angin itu menjadi Nafas, Air itu menjadi Darah, Api itu menjadi Rasa
----------------------------------------
14) Adapun kejadiannya TANAH itu bernama BARBA, menjadi Syari’at. Adapun kejadiannya ANGIN itu bernama ABDU ISAMAS, menjadi Tharikat. Adapun kejadiannya AIR itu bernama SABANTAHURAN, menjadi Hakikat, Adapun kejadiannya API itu bernama NUR KADIM, menjadi Ma’rifat
----------------------------------------
15) Syariat itu umpama Kaki, Tarikat itu umpama Tangan, Hakikat itu umpama Tubuh, Ma’rifat itu umpama Kepala
----------------------------------------
16) Adapun Diri Terdiri itu Rahasia namanya, Diri Tajalli itu Roh namanya, Diri Terperi itu Hati namanya, Diri Diperikan itu Tubuh namanya
----------------------------------------
17) Syari’at itu adalah Manusia yang Pertama, Tarikat itu adalah Hakikat yang Muncul, Hakikat itu adalah Asma Allah, Ma’rifat itu adalah Aku semata
----------------------------------------
18) Yang bernama ASYHADU itu adalah Lidah, ALLA itu adalah Badan, ILLAHA itu adalah Hati, ILLALLAH itu adalah Roh, dan HUWA itu adalah Rahasia (titik nuktah)
----------------------------------------
19) Maka tatkala bermula kisah TITIK NUKTAH itu ialah dari Otak bapak, maka dalam Otak itu ada Lemak, Dalam Lemak ada Minyak, Dalam Minyak ada Nur, Dalam Nur ada Nur Akal, Dalam Nur Akal ada Hizabbannur, Dalam Hizabbannur ada Hidayamul Amanah
----------------------------------------
20) Lalu turun menjadi titik NUKTAH, turun ke Tulang Belakang turun ke Watsulbi Muntarait turun ke Tulang Dada turun lagi ke Pusat terus ke Kalam, maka berpindahlah titik NUKTAH itu kedalam Rahim Ibu 9 Bulan + 9 hari atau 7 Bulan + 7 hari
----------------------------------------
21) Tatkala 1 hari HU namanya, 3 hari ALLAH namanya,7 hari INNALLAH namanya (hanya Allah), 4 bulan + 4 hari TURABBUNNUR namanya (Tanah Nur), tatkala7 bulan + 7 hari SUBHANALLAH namanya (Maha Suci Allah), 8 bulan + 8 hari ALHAMDULILLAH namanya (Puji Bagi Allah), 9 bulan + 9 hari INNA ANNA AMANNA namanya (Sesungguhnya Aku beriman atau Pembawa Amanah Allah)
----------------------------------------
22) Lalu terbitlah Ujud yang artinya Ada, Mustahil Tiada, Mana yang Mustahil tiada itu, yang mustahil tiada itu adalah prasangkamu saja sebab tidak memahami Aku
----------------------------------------
23) Jadi yang sebenar-benarnya Ujud itu ialah Ada, yang sebenar-benarnya Ada itu adalah Diri, Diri itu ialah Nyawa atau Roh, Nyawa atau Roh itu adalah Muhammad, Muhammad itu adalah Allah, Allah itu adalah segala Sifat Allah, segala Sifat Allah Ta’ala itu adalah Dzatullahita’ala
----------------------------------------
24) Adapun Sifat Allah Ta’ala itu adalah wujud Allah Ta’ala yang mempunyai Wujud dan hakikat daripada segala yang ada, besar maupun kecil
----------------------------------------
25) Bagaimanapun juga pada pandangan lahir maupun bathin adalah sebenar-benarnya termasuk satu sifat yang sempurna, tidak bertulang, berdaging, berdarah, atau berkulit, jadi yang berbagai sifat dan warna adalah hanya satu, menurut yakin Ma’rifat
----------------------------------------
26) Adapun yang bernama Wujud Hakiki itu yaitu Dzatullahita’ala dan Wujud Hakiki itu mustahil pada pandangan awam, Wujud majazi itu tidak ada pada pandangan wujud hakiki
----------------------------------------
27) Wujud ‘Am (umum) itu meliputi pada alam, dan nyata pada Dzatullah, Adapun yang sebenar-benarnya dzatullah itu yaitu Allah, Adapun yang sebenar-benarnya Allah itu yaitu Muhammad, Adapun sebenar-benarnya Muhammad itu yaitu Manusia, maka itulah sebabnya manusia dilebihkan Allah Ta’ala dari pada semesta sekalian alam ini, karena asalnya kejadian sekalian itu daripada Muhammad
----------------------------------------
28) Maka dari itulah titik NUKTAH adalah penjelmaan dari bapak dan ibu atau yang disebut Sulbi dan Taraib, jadi NUKTAH itu awal mulanya seberkas cahaya yang dikeluarkan oleh Allah dari mutu manikam sehingga para Ulama terdahulu berpendapat yaitu :
----------------------------------------
29) Nuktah adalah salah satunya Zat Penjelmaan dari dua macam zat (sulbi dan taraib), Dengan adanya KUDRATULLAHI yaitu berasal dari sulbi bapak dan yang menjadi IRADATULLAHI yaitu berasal dari ibu
----------------------------------------
30) Oleh sebab itu bagaimanapun birahinya kaum ibu, hal ini tidak terlalu nampak karena birahinya kaum ibu ini tidak dapat melampaui batasnya kudratnya kaum bapak, karena kaum ibu ini hanyalah iradat maka ulama mengistilahkan Surga itu di Atas Telapak Kaki Ibu, untuk lebih jelasnya saya terangkan bagian-bagian dari maksud yang diatas :
----------------------------------------
31) Bagian bapak itu WADI, MADI, MANI, MUTU Atau disebut SULBI, dan bagian ibu itu TANAH, ANGIN, AIR, API atau disebut TARAIB, bagian Allah itu ROH IDHAFI, ROH ROHANI, ROH RAHMANI, ROH JASMANI, bagian DARI GUDANG RAHASIA itu disebut "MUTU MANIKAM"
----------------------------------------
32) Asalnya Api itu yaitu NAPAS Hurufnya Alif Kalimatnya LA, dan asalnya Angin itu yaitu TANAPAS Hurufnya Lam Awal Kalimatnya ILLAHA, asalnya Air itu yaitu ANPAS Hurufnya Lam Akhir Kalimatnya ILLA, serta asalnya Tanah itu yaitu NUPUS Hurufnya Ha Kalimatnya ALLAH
----------------------------------------
33) Wadi Ma'anni kalimatnya LAA ILAHA, Madi Ma'annawiyah kalimatnya ILALLAH, Mani Sulbi kalimatnya ALLAH, serta Mutu Salbiyah kalimatnya HU
----------------------------------------
34) Ruh Jasmani Kalimatnya (YAHU), Ruh Rahmani Kalimatnya (IYAHU), Ruh Rohani Kalimatnya (YAMANIHU), Ruh Idhafi Kalimatnya (YAMAN LAYISALAHU), serta Mutu Manikam Kalimatnya (MA'DAHU)
----------------------------------------
35) Tujuh Petala Bumi dijadikan 7 (tujuh) Tingkatan Martabat yaitu :
----------------------------------------
36) 1. Sifat Amarah
2. Sifat Lawwamah
3. Sifat Mulhimah
4. Sifat Mutmainah
5. Sifat Radhiyah
6. Sifat Mardhiyah
7. sifat Ubudiyah
----------------------------------------
37) Tujuh Petala Langit yang dimaksud dengan Martabat 7 (Tujuh) yaitu :
----------------------------------------
38) 1. Lathifatul Qolbi
2. Lathifatul Ruuhi
3. Lathifatul Sirri
4. Lathifatul Ahfa
5. Lathifatul Hafi
6. Lathifatul Nafsu Natika
7. Lathifatul Kulu Jasad
----------------------------------------
39) Jikalau tingkatan semacam ini yang kita ambil Hakikatnya pada Alam kecil yang tersembunyi (terahasia) dalam diri kita, maka ulama menamakan sebagai berikut :
----------------------------------------
40) 1. HAYATUN JASADI BIN-NAFASI
2. HAYATUN NAFASI BIR-RUHI
3. HAYATUN RUHI BIS-SIRRI
4. HAYATUN SIRRI BIL IMANI
5. HAYATUN IMANI BINNURI
6. HAYATUN NURI BIL QUDRATI
7. HAYATUN QUDRATI BI MU'ALAMULLAHI TA'ALA DZATULLAH
----------------------------------------
41) Artinya adalah sebagai berikut :
----------------------------------------
42) Asalnya Jasad dari Nafas, Asalnya Nafas dari Ruh, Asalnya Ruh dari dalam Rahasia, Asalnya Rahasia dari dalam Iman, Asalnya Iman dari Nur atau Cahaya, Asalnya Nur atau Cahaya dari Qudrat, serta Asalnya Qudrat dari ke-Baqa'an ALLAH
----------------------------------------
43) Kalimatnya jadi seperti ini :
----------------------------------------
44) Hayatun jasadi hurufnya ALIF kalimatnya LA, Hayatun Nafasi hurufnya LAM AWAL kalimatnya ILAHA, Hayatun Ruuhi hurufnya LAM AKHIR kalimatnya ILLA, serta Hayatun Sirri hurufnya HA kalimatnmya ALLAH
----------------------------------------
45) Hayatun Imani hurufnya Alif (Allah) kalimatnya YAHU, Hayatun Nuri hurufnya Lam (Jibril) kalimatnya IYAHU, serta Hayatun Qudrati hurufnya Mim (Muhammad) kalimatnya IYAHU YAMANIHU
----------------------------------------
46) Dengan demikian apabila kesemuanya ini dilebur kedalam ke-Baqa'an DZAT ALLAH, maka ulama menamakannya sebagai berikut :
----------------------------------------
47) WATUJIBUL jASADI FI FASARAL QOLBI, WATUJIBUL QOLBI FI FASARAL RUHI, WATUJIBUL RUHI FI FASARAL SIRRI, WATUJIBUL SIRRI FI FASARAL IMAN, WATUJIBUL IMAN FI FASARAL NURI, WATUJIBUL NURI FI FASARAL QUDRATI, WATUJIBUL QUDRATI FI FASARAL DZATI FIL DZATI
----------------------------------------
48) Kalau diri manusia itu masih merupakan satu titik Roh Nabati namanya, Kalau ia segumpal darah Roh Jamadi namanya, Kalau ia segumpal daging Roh Wajdi namanya, Kalau ia bergerak Roh Hayati namanya, Kalau ia dilahirkan Roh Hayawani namanya, Kalau ia menyusu Roh Nafsani namanya, Kalau ia berbicara Roh Insani namanya, Kalau ia mempunyai akal Roh Nurani namanya, Kalau ia sampai umur Roh Ruhani namanya, Kalau ia setengah umur Roh Rahmani namanya, Kalau ia berumur 40 tahun Roh Jamali namanya, Kalau ia sudah tua Roh Kulli namanya, Kalau ia mati (mengenal perkataan ma’nawi dari pada mati) Roh Ma’nawiah namanya, Kalau ia di dalam kubur Roh Rabbani namanya, Kalau ia bangun dari kubur Roh Illahiyah namanya, Mengenal salah satu dari semua itu Roh Ruhul Arwah namanya, maka segala galanya ini dengan perintah dari RUHUL QUTUB, dan bernama ROH IDHAFI dan bernama ROH ‘ULWI dan bernama WUJUD IDHAFI dan WUJUD ‘AAMI
----------------------------------------
49) Adapun insan itu asalnya daripada Zat karena haqiqat pada wujudnya, dan haqiqatnya itu esa dengan Zatnya, akan tetapi zahir Zat itu dengan Sifat dan Asma’ dan Af’al
----------------------------------------
50) Maka Zat itu bernama (Wahdah) dan (Wahdah) itu zahir pula dengan (Wahdahniah) dan (Wahdahniah) itu zahir pula dengan (Wahdiah)nya, maka Zat itu bernama (Alam Ruh) dan (Alam Misal) dan (Alam Ijsam) dan (Alam Insan) maka insanlah kesudahan dari martabat yang tujuh itu
----------------------------------------
51) Tatkala NUKTAH itu duduk didalam belum Zaratul Qalimuhum namanya, dan tatkala keluar daripada belumnya itu (seNuktah Awal ) namanya, dan tatkala turun kepada bapak duduk sama tengah kepala bapak kita itu (Mahmud) namanya, dan tatkala sehari dikandung oleh bapak kita itu maka turun pula kepada dahi bapak kita itu (Qiblatul Awal) namanya, dan tatkala tiga hari turun pula kepada mata bapak kita itu (Nurul Awal) namanya, dan turun pula kepada rahim ibu kita empat puluh hari dikandung ibu kita (Alqah) namanya, dan sampai tujuh bulan dikandung oleh ibu kita (Mudhograh) namanya, dan sampai pula lapan bulan dikandung ibu kita (Hiula) namanya, maka masuklah (Insan) namanya (Muhammad) pun namanya jua
----------------------------------------
52) Pada waktu Subuh dan waktu Zohor itu keluar daripadanya huruf ALIF, Nabi Allah Ibrahim, cahayanya merah, asalnya daripada Alqah, yakni dari daging segumpal, rakaat yang empat itu sebab Tajali Wujud, Ilmu, Nur, Shuhud
----------------------------------------
53) Dan adapun pada waktu Asar itu keluar daripadanya LAM, Nabi Allah Yunus, asal daripada Mudhograh, yakni daging segumpal, cahayanya kuning, rakaat yang empat itu sebab Tajali Api, Angin, Air, Tanah
----------------------------------------
54) Dan adapun pada waktu Maghrib itu keluarnya daripada HA, Nabi Allah Isa, cahayanya hijau, asal daripada Azhimah, yakni Tulang, Kulit, Roma, rakaat yang tiga ini sebab Tajali Ahadiah, Wahdah, Wahdiah
----------------------------------------
55) Dan adapun pada waktu Isyak itu keluarnya daripada MIM, Nabi Allah Musa, cahayanya hitam, asal daripada Hiuala, yakni rupa lembaga Nabi Allah Adam, rakaat yang empat itu sebab Tajali Wadi, Mazi, Mani, Manikam
----------------------------------------
56) Dan adapun pada waktu Subuh itu keluarnya daripada DAL, Nabi Allah Adam, cahayanya putih, asal daripada Nuthfah yakni Air Mani, rakaat yang dua itu sebab Tajali Zat dan Sifat
----------------------------------------
57) Tatkala sempurna kejadian insan itu maka keluar Nafasnya itu apa kerjanya dan tatkala ia masuk itu apa kerjanya, maka tatkala ia keluar itu kerjanya Meliputi Alam dan tatkala ia masuk itu kerjanya Memenuhi Alam
----------------------------------------
58) Dan tatkala ia keluar itu bertemu dengan apa dan tatkala ia masuk itu bertemu dengan apa, maka adapun tatkala ia keluar itu Bertemu Dengan Rahman dan tatkala ia masuk itu Bertemu Dengan Rahim
----------------------------------------
59) Dan tatkala ia keluar itu apa yang dinyatakan olehnya dan tatkala ia masuk itu apa yang dinyatakan olehnya, maka adapun tatkala ia keluar itu menyatakan dirinya Sifat Zat dan takala masuk itu menyatakan dirinya Zat yaitu dengan segala Sifat Qadim, Biwujudlillah yaitu Sifat Ma’ni dan Sifat Zat itu Wujud
----------------------------------------
60) Takala ia keluar itu kira kira satu hasta jauhnya ataupun satu jengkal jauhnya ataupun enam jari jauhnya ataupun empat jari jauhnya apa namanya itu, maka adapun tatkala keluar satu hasta itu Nafas namanya dan tatkala satu jengkal itu Tanafas namanya dan tatkala enam jari itu Ampas namanya dan tatkala empat jari itu Nufus namanya
----------------------------------------
61) Maka adapun tatkala ia keluar satu hasta jauhnya itu apa cahayanya dan tatkala satu jengkal itu apa cahayanya dan tatkala enam jari apa cahayanya dan tatkala empat jari itu apa cahayanya, dan adapun tatkala ia keluar satu hasta itu cahayanya Kuning dan tatkala satu jengkal itu cahayanya Putih dan tatkala enam jari itu cahayanya Merah dan tatkala empat jari itu cahayanya Hitam
----------------------------------------
62) Bagaimana cahaya yang Kuning itu datang ia daripada tempat yang mana dan cahaya yang Putih itu datang ia daripada tempat yang mana dan cahaya yang Merah itu datang ia daripada tempat yang mana dan cahaya yang Hitam datang ia daripada tempat yang mana, maka adapun cahaya yang Kuning itu datang ia daripada Jantung dan cahaya yang Putih itu datang ia daripada Hati dan cahaya yang Merah itu datang ia daripada Buah Kayu Sanubari dan cahaya yang Hitam itu datang ia daripada hempedu
----------------------------------------
63) Dan adapun Nafas yang keluar masuk itu Lima bagian sebelah Kanan dan sebelah kiri dan adapun sebelah kanan itu satu keluar sebelah atas dan satu keluar sebelah bawah dan satu keluar sama tengah, maka adapun ia keluar sebelah atas itu putih rupanya dan apabila ia keluar sebelah bawah hitam rupanya dan apabila ia keluar sebelah kanan kuning rupanya dan apabila ia keluar sebelah kiri merah rupanya
----------------------------------------
64) Maka jikalau kita duduk dirumah keluar nafas kita itu sebelah kanan melainkan laki-laki yang merah kulitnya datang kepada kita, jikalau ia membawa jenis barang makanan yang dibawanya kepada kita itu dengan warna merah rupanya
----------------------------------------
65) Dan jikalau keluar nafas disebelah kiri kita itu jikalau perempuan yang datang kepada kita itu melainkan rupanya kuning, maka barang yang dibawanya itu pun kuning jua
----------------------------------------
66) Dan jikalau nafas kita itu keluar disebelah atas melainkan laki-laki yang putih kuning kulitnya yang datang kepada kita, maka jikalau ia membawa jenis barang kepada kita dengan warna putih ataupun sebagainya
----------------------------------------
67) Demikian lagi jikalau nafas kita keluar disebelah bawah melainkan laki-laki yang hitam kulitnya datang kepada kita, maka jikalau ia membawa jenis barang makanan itu dengan rupanya hitam warnanya
----------------------------------------
68) Demikian juga kalau nafas kita keluar itu terpecah dua ataupun tiga melainkan alamatnya datang orang kepada kita dua ataupun tiga orang
----------------------------------------
69) Demikian juga jikalau nafas kita yang sama tengah itu keluar halus seperti jarum rasanya inilah yang amat baik, yakni Ketika Selamat namanya
----------------------------------------
70) Dan demikian jikalau nafas kita itu keras rasanya disebelah kanan maka tiba-tiba datang orang itu kepada kita membawa khabar hal yang tidak baik
----------------------------------------
71) Maka orang itu duduk disebelah kiri kita, maka nafas kita pada masa itu keras sebelah kanan kita, maka khabar orang itu dusta belaka
----------------------------------------
72) Maka jikalau ia duduk disebelah kira maka nafas kita pun keras disebelah kiri juga, maka khabar itu nyatalah sungguhannya, tiada ia berdusta sama sekali
----------------------------------------
73) Tatkala nafas kita keluar itu Jibril namanya dan tatkala masuk itu Jibrail namanya, dan waktu yang mana dinamakan Jibrail dan waktu yang mana dikatakan Jibril, adapun waktu ia membawa firman Tuhan kepada hambanya inilah dinamai Jibrail dan waktu ia menerima puji hambanya itu serta membawa mengadap Tuhan nya inilah dinamai akan dia Jibril
----------------------------------------
74) Tatkala nafas kita itu keluar disebelah kanan Jibrail namanya dan takala ia masuk itu Mikail namanya dan takala ia keluar disebelah kiri itu Israfil namanya dan takala ia masuk Izrail namanya, dan adapun Istana Nafas itu didalam Otak, inilah yang bernama Ruhul Nafsi cahayanya putih
----------------------------------------
75) Dan adapun perbedaan Ruh dengan Nafas itu berlainan, yakni nafas itu keluar dan masuk, dan adapun Ruh itu tiada keluar dan tiada masuk, tetapi Ruh itu pergi datang pada Jalan Bathin, Yakni diibarat seumpama kita masuk pada Alam Khayal dan Alam Misal, seperti kita melihat saudara di negeri yang jauh terbang ke udara dengan tiada bersayap
----------------------------------------
76) Demikianlah sabit Hayyat itu adanya, tiada ada didalam dan tiada diluar dan tiada diatas dan tiada dibawah karena kita ini tempat menerima Tajali Tuhan jua adanya
----------------------------------------
77) Maka diri yang Bathin itulah nyawa kita maka tiadalah dapat kita lihat dengan mata kepala kita karena tidak ada warna padanya akan tetapi kita ketahui diri yang Bathin itu kenyataannya pada diri yang Zahir jua
----------------------------------------
78) Tatkala kita lihat sifat yang Zahir itu seperti hidup dan tahu dan kuasa dan berkehendak dan mendengar dan melihat dan berkata-kata dan gerak dan diam itulah nyata pada diri kita yang Zahir, itulah sifat diri kita yang Bathin
----------------------------------------
79) Maka tatkala itu kita lihat nyata pada diri kita yang Zahir sifat diri kita yang Bathin itu tiada didalam dan tiada di luar dan tiada di atas dan tiada di bawah dan tiada di kiri dan di kanan melainkan hendaklah kita ketahui dengan yakin bahwa ada diri kita yang Bathin itulah Nyawa kita, yakni bayang-bayang Sifat Tuhan
----------------------------------------
80) Maka adalah kelakuan Sifat Tuhan itu nyatalah pada diri kita yang Bathin dan bagaimana kelakuan sifat diri kita yang Bathin itu nyata pada diri kita yang Zahir, maka jikalau kita hendak melihat kelakuan diri kita yang Bathin melainkan hendaklah kita masuk kepada Alam Khayal ataupun Alam Misal melainkan dapatlah kita melihat kepada kenyataan Sifat Tuhan
----------------------------------------
81) Apabila sudah faham yang demikian itu maka kita ketahuilah hidup Badan itu dengan sebab hidup Nyawa dan tahu Badan itu dengan sebab tahu Nyawa dan kuasa Badan itu dengan sebab kuasa Nyawa dan berkehendak Badan itu dengan sebab berkehendak Nyawa dan mendengar Badan itu dengan sebab mendengar Nyawa dan melihat Badan itu dengan dengan sebab melihat Nyawa dan berkata-kata Badan itu dengan sebab berkata-kata Nyawa dan gerak diam Badan itu dengan sebab gerak diam Nyawa
----------------------------------------
82) Maka apabila engkau sudah faham seperti yang tersebut itu engkau akan mengetahui hidup Nyawa itulah tempat menzahirkan hidup Tuhan dan tahu Nyawa itulah tempat menzahirkan ilmu Tuhan dan kuasa Nyawa itulah tempat menzahirkan Qudrat Tuhan dan berkehendak Nyawa itulah tempat menzahirkan Irradat Tuhan dan mendengar nyawa itulah tempat menzahirkan Sama’ Tuhan dan melihat Nyawa itulah tempat menzahirkan Bashar Tuhan, berkata-kata Nyawa itulah itulah tempat menzahirkan Qalam Tuhan dan berkata-kata yang tujuh itu pada diri kita yang bathin itu seperti nyatalah sifat diri kita yang Bathin dan diri yang Bathin itu sepertilah pada diri kita yang Zahir ini
----------------------------------------
83) Maka engkau ketahuilah dan engkau kenalilah bahwa diri kita yang Bathin itulah Nyawa kita tempat nyata Sifat Tuhan dan diri kita yang Zahir ini tempat tempat nyata Sifat diri kita yang Bathin, maka janganlah engkau cari Tuhan mu itu tempat yang lain pada diri kamu sendiri, maka itu sangat nyata karena sekalian alam ini seperti keadaan engkau jua, tetapi nyata Tuhan mu itu pada diri kamu itu terlebih nyata daripada yang lain karena manusia itu tempat menerima dan menzahirkan SifatNya dan Asma’Nya dan Af’alNya
----------------------------------------
84) Sifat pun Sifat Zat, Asma pun Asma Zat dan Af’al pun Af’al Zat, Qadim keempat-empat itu Esa pada pihak tanazul dan taqarop inilah rahasia orang yang mengenal diri yakni kenal diri yang Zahir dan diri yang Bathin itu tiada mempunyai wujud pada haqiqatnya segala sifat yang tersebut itu sekali-kali melainkan menjadi menghantar kepada bukan tempatnya untuk menjatuhkan hukum, taklik di atas hambanya yang mengerjarkan amar dan nahi maka jadilah wasilah ma’rifat kita pada tiga martabat, Pertama kenal diri yang Zahir dan kedua kenal diri yang Bathin dan ketiga kenal Tuhan
----------------------------------------
85) Maka apabila sudah engkau faham segala yang tersebut itu, melainkan hendaklah engkau meng Esa kan dan menSyahadatkan dan Mujahadah dan Murakabah dan Muqabalah dengan Tuhan mu itu pada dirimu karena ianya jua adanya
----------------------------------------
86) Permulaan nyata pada kita melainkan hendaklah kita senantiasa hadir hati kita kepada Tuhan kita itu jangan sekali-kali lalai baik dalam keadaan duduk dan berjalan dan gerak dan diam kita dan barang sebaginya, maka segala hal tersebut itu berlaku atas diri kita, karena semua perintah Tuhan itu berlaku atas hambanya
----------------------------------------
87) Maka perintah itu adakalanya baik dan adakalanya jahat dan adakala nikmat dan adakalanya rahmat, maka jatuh perintahnya itu diatas hambanya, melainkan wajiblah diatas hamba itu membayar haknya tatkala datang nikmat diatas kita melainkan wajiblah membayar hakNya dengan segera karena kita anugerah daripadaNya
----------------------------------------
88) Maka apabila datang bala diatas kita maka kita pandang dengan haqiqat bahwa bala itu daripadaNya jua, maka wajiblah atas kita membayar hakNya dengan sabar dan redha serta taat
----------------------------------------
89) Maka tatkala datang kebajikan diatas kita maka kita pandanglah kebajikan itu daripadaNya jua, maka wajiblah diatas kita membayar hakNya dengan segera karena semuanya itu adalah anugerahNya
----------------------------------------
90) Maka tatkala datang kejahatan maksiat atas kita maka kita pandang dengan mata hati kita ianya jua yang menjadikan maksiat itu diatas hambanya melainkan wajiblah diatas kita membayar hakNya dengan perbanyak Astaghafirullah Alazhim serta kita minta ampun dan kita minta berlindung kepadaNya jua karena ianya jua yang menjadikan segala jenis yang tersebut itu melainkan ianya jua yang mengampunkan dosanya kita melainkan Ianya jua Tuhan mengasihi akan hambaNya, maka jika tiada hal yang demikian itu niscaya sia-sialah hidup kita dalam dunia ini melainkan menyesalLah kita dalam akhirat dengan tiada berguna lagi karena sekaliannya itu kembali kepada mu jua, baik dan jahatnya
----------------------------------------
91) Maka dari itu ingatlah bahwa Bismillah itu ialah yang bernama Aku atau nyawa Muhammad, Bermula Muhammad itu nyawa manusia, adapun manusia itu tempat tajali Qudrat dan Iradat Tuhan
----------------------------------------
92) Maka segala nyawa manusia itu didalam Qolbi dan bermula Qolbi itu Jantung yakni Rumah Qolbi dan bermula Jantung itu Rumah Nyawa dan bermula Rumah Nyawa itu ialah Aku tetapi Aku itu didalam Qolbi seperti firman Allah "Wa Fi Am Pusakum Apala Tubsirun" Yakni bukankah Aku itu didalam diri kamu mengapa tidak kamu lihat
----------------------------------------
93) Dan bermula Qolbi itu yang bernama HA, bermula yang bernama HA itu Hati, bermula Hati itu ialah bernama Muhammad, maka Nyawa kita dan Sirr kita pada Muhammad dan adapun HU itu ia sendiri tiada sekalianNya
----------------------------------------
94) Maka firman Allah Taala Kun Fayakun maka jadilah Nur Muhammad di dalam Nur Allah Taala setelah lengkap jadi Nur Muhammad, maka Allah pun ghaib didalam Nur Muhammd maka Nur Muhammad pun menilik keelokan dirinya Lam Jalalah maka keluarlah nyawa sekalian alam ini
----------------------------------------
95) Yakni terpancarlah kenyataan Nurnya itu diibarat seperti lampu yang sangat terang maka jika ditatap lampu itu dengan satu tatapan raga yang dibalut dengan kertas berbagai macam warnanya maka cahaya lampu itu akan terpancar pada lobang raga, maka apabila koyak satu kertas pada lobang raga itu niscaya hilanglah cahayanya kembali kepada lampunya
----------------------------------------
96) Maka Nur Muhammad itu ghaib ia pada sekalian badan hamba Allah Taala yang mukmin, yakni bersama dengan cahaya lampu yang terpancar kepada lobang raga yang tersebut dahulunya, dan adapun Hati itu bermula dari Sirr yang Latif di taruhkan Allah Taala bagi manusia di dalam dada pada lambung kiri dan dibungkus dengan daging segumpal serta kenderaan tiap-tiap anggota jasad itu tentaranya adalah Hati karena Hati itu adalah Raja baginya dan Raja itu dua muka
----------------------------------------
97) Satu muka menilik kepada Dirinya dan satu muka menilik kepada Tuhan, maka muka yang awal itu ada di dalam matanya segala rupa Akuan, dan mata Hati itu ialah Akal dan selama Akal itu dibawah perintah Akuan maka Hati itu ditawannya hingga apabila hilang perintah Akuan daripadanya
----------------------------------------
98) Maka hilanglah Akal yang bertambah itu dan zahirlah bekasnya yang ghaib bercahaya dan cahayanya itulah yang dinamakan Nur Ma’rifat, maka meniliklah engkau dengan Nur Ma’rifat yang ditaruhkan didalam Bathinmu itu yaitu mata yang halus dan telah datanglah yang Haq dan hilanglah yang Bathil
----------------------------------------
99) Adapun HA itu daripada Hati dan jika Sirr pun daripada Hati jua karena inilah dikatakan bahwa tatkala Hati itu condong kepada segala keinginan dunia seperti makanan, lemak manis ataupun barang sebagainya, maka tatkala itu dinamai Nafsu dan apabila Hati itu condong kepada segala kebaktian dunia dan akhirat ibadatlah namanya
----------------------------------------
100) Dan tatkala Hati itu birahi kepada Allah Taala syah akan pertemuan itu maka dinamailah ia Ruh, dan tatkala Hati itu memancarkan sesuatu Akal namanya, dan Budi pun namanya, dan tatkala Hati itu mengetahui dirinya itu baik dan jahat dan sakit Hati Yang Halus namanya dan tatkala ia berkehendakan kepada sesuatu Nafsu namanya dan tatkala ia mengetahui Hamba dan Tuhan Qolbi Zarah namanya dan Cermin Ikhlas pun namanya
----------------------------------------
101) Dan Tatkala ia mengesakan Allah Taala Tauhid namanya dan Perisai pun namanya dan tatkala ia melihat Kebesaran Ma’rifat namanya dan Arash pun namanya dan tatkala ia sudah mengetahui Zat dan Sifat dan Asma dan Af’al Ummi Kitab namanya dan Nur pun namanya dan tatkala ia mengetahui Tuhan lengkap sekalian alam tetap dengan Zat dan Sifat yaitu sekalian alam kepada Tuhan Ma’rifat Nur namanya dan Ahadiah Takdir pun namanya
----------------------------------------
102) Dan tatkala ia tetap Ma’rifat dan Tauhidnya Lufh namanya dan Qalamul U’lia pun namanya dan takala ia sudah mengetahui didalam ghaib Qalamul Arash namanya dan Qalam Naps pun namanya dan takala ia tetap ketika didalam ghaib dengan Heran serta tercengang-cengang Iradat namanya dan Qudrat pun namanya dan Rahsia pun namanya
----------------------------------------
103) Takdir Rahasia itu mengembalikan Amanah Kepada Yang Empunya Amanah Amanat namanya dan tatkala ia sudah mengetahui didalam ghaib hamba yang menanggung Amanah heranlah ia akan dirinya Tercegang-cengang Amanat namanya dan Khazaan pun namanya dan tatkala ia mengetahui tubuh dan dirinya Kunhu namanya dan tatkala ia mengetahui keadaan dirinya ada sekalian alam umpama banjir ditengah pasir ataupun seperti sebuah sampan atau perahu di tengah laut Kunhu Kazal namanya dan Qolbi Mukmin pun namanya
----------------------------------------
104) Barang siapa yang bertanya dari mana datangnya ilmu ini sama dengan menanyakan dari mana datangnya Al Quran itu sendiri, jika bingung silahkan anda rujuk langsung ke Allah karena hanya Allah saja yang maha benar yang lain semuanya salah
----------------------------------------
105) dilihat mata buta, didengar tiada suara, diraba tiada rasa, maka kenali diri rata-rata, baru kenal tuhan yang nyata
----------------------------------------
106) Sebagai penutup, sesungguhnya kesempurnaan adalah suatu yang sulit tercapai, dan untuk mencapainya adalah perkara yang sungguh sangat berat, maka barang siapa yang mendapati aib pada Risalah ini segeralah untuk menutupinya, dan barang siapa yang mendapati kekurangan, segeralah menyempurnakannya, dan Allah tidak akan menyia-nyiakan pahala orang-orang yang selalu mengadakan perbaikan
----------------------------------------
107) Hanya kepada Allah lah kita memohon pertolongan, dan kepadaNya kita menyandarkan diri. Tidak ada daya dan kekuatan kecuali dengan pertolongan Allah. Semoga shalawat beserta salam dan barakah kepada Nabi kita Muhammad dan kepada keluarganya, dan juga keselamatan yang banyak. Wal hamdu lillahi robbil ‘alamiin
----------------------------------------
Disusun oleh : Al Alamah Al Aribillah Al kurtubi Al jandai As Syeh yang dipertuan Agung Abah tuak ilahi Al indragiri
-------------------------------------------
MUKADIMAH
----------------------
1) Bismillahirrohmanirrohim, alhamdulillahi fii kulli hiinin, wa awqaat, wash sholaatu 'ala rosuulihi asyrofil kholqi wal bariyyaati
----------------------------------------
2) Bismillahirrohmanirrohim : disunahkan membaca basmalah disaat hendak mengerjakan semua pekerjaan yang tidak dipandang hina. Jika lupa membacanya pada permulaan pekerjaan, maka boleh membaca di tengah-tengahnya dengan bacaan : Bismillahi awwalahu wa akhirohu
----------------------------------------
3) Alhamdulillahi fii kulli hiinin : segala puji bagi Allah di setiap waktu, yakni segala waktu, baik yang berjangka pendek maupun panjang.
----------------------------------------
4) Wa awqaat : dan di setiap masa, yakni masa yang terbatas lamanya.
----------------------------------------
5) Wash sholaatu 'ala rosuulihi : salawat atau rahmat, yakni belas kasihan, baik dari Allah maupun selain-Nya, tercurahkan kepada Rosul-Nya saw yang diutus untuk semua mahluk.
----------------------------------------
6) Asyrofil kholqi : mahluk yang paling mulia, yang dimaksud mahluk adalah semua yang diciptakan oleh Allah berdasarkan kehendak-Nya dan dituntut oleh hikmah-Nya.
----------------------------------------
7) Wal bariyyaati : dan semua hamba ciptaan Allah lainnya, yakni semua mahluk secara mutlak atau yang ada di bumi. Pada garis besarnya baginda kita, Nabi Muhammad saw adalah mahluk Allah yang paling utama secara mutlak.
----------------------------------------
8) Bermula syariat tariqat hakikat dan makrifat itu terlalu mulia, Itulah pakaian Wali Ambiyya, Barangsiapa dapat asalnya, Bolehlah membawa badan serta nyawa
----------------------------------------
9) ALASTUBIRABBIKUM : Katakanlah bahwa Aku ini adalah tuhan mu
----------------------------------------
10) KALUBALA : Benar engkau itu adalah tuhanku
----------------------------------------
11) SHAHIDNA : Menyaksikan
----------------------------------------
12) Kalaulah benar engkau menjadi saksi
Dimanakah bukti hendak diteliti
Sungguhpun engkau bercerita jalan mati
Manakah mungkin hidup akan kembali
Engkau pahamilah dengan teliti
Kelak dapat membuka yang tersembunyi
----------------------------------------
13) Adapun mengenal diri itu dimulai dari mengetahui asalnya diri. Asalnya diri itu ialah dari anasarnya Api, Angin, Air, Tanah, maka turunlah Tanah itu menjadi Tubuh, Angin itu menjadi Nafas, Air itu menjadi Darah, Api itu menjadi Rasa
----------------------------------------
14) Adapun kejadiannya TANAH itu bernama BARBA, menjadi Syari’at. Adapun kejadiannya ANGIN itu bernama ABDU ISAMAS, menjadi Tharikat. Adapun kejadiannya AIR itu bernama SABANTAHURAN, menjadi Hakikat, Adapun kejadiannya API itu bernama NUR KADIM, menjadi Ma’rifat
----------------------------------------
15) Syariat itu umpama Kaki, Tarikat itu umpama Tangan, Hakikat itu umpama Tubuh, Ma’rifat itu umpama Kepala
----------------------------------------
16) Adapun Diri Terdiri itu Rahasia namanya, Diri Tajalli itu Roh namanya, Diri Terperi itu Hati namanya, Diri Diperikan itu Tubuh namanya
----------------------------------------
17) Syari’at itu adalah Manusia yang Pertama, Tarikat itu adalah Hakikat yang Muncul, Hakikat itu adalah Asma Allah, Ma’rifat itu adalah Aku semata
----------------------------------------
18) Yang bernama ASYHADU itu adalah Lidah, ALLA itu adalah Badan, ILLAHA itu adalah Hati, ILLALLAH itu adalah Roh, dan HUWA itu adalah Rahasia (titik nuktah)
----------------------------------------
19) Maka tatkala bermula kisah TITIK NUKTAH itu ialah dari Otak bapak, maka dalam Otak itu ada Lemak, Dalam Lemak ada Minyak, Dalam Minyak ada Nur, Dalam Nur ada Nur Akal, Dalam Nur Akal ada Hizabbannur, Dalam Hizabbannur ada Hidayamul Amanah
----------------------------------------
20) Lalu turun menjadi titik NUKTAH, turun ke Tulang Belakang turun ke Watsulbi Muntarait turun ke Tulang Dada turun lagi ke Pusat terus ke Kalam, maka berpindahlah titik NUKTAH itu kedalam Rahim Ibu 9 Bulan + 9 hari atau 7 Bulan + 7 hari
----------------------------------------
21) Tatkala 1 hari HU namanya, 3 hari ALLAH namanya,7 hari INNALLAH namanya (hanya Allah), 4 bulan + 4 hari TURABBUNNUR namanya (Tanah Nur), tatkala7 bulan + 7 hari SUBHANALLAH namanya (Maha Suci Allah), 8 bulan + 8 hari ALHAMDULILLAH namanya (Puji Bagi Allah), 9 bulan + 9 hari INNA ANNA AMANNA namanya (Sesungguhnya Aku beriman atau Pembawa Amanah Allah)
----------------------------------------
22) Lalu terbitlah Ujud yang artinya Ada, Mustahil Tiada, Mana yang Mustahil tiada itu, yang mustahil tiada itu adalah prasangkamu saja sebab tidak memahami Aku
----------------------------------------
23) Jadi yang sebenar-benarnya Ujud itu ialah Ada, yang sebenar-benarnya Ada itu adalah Diri, Diri itu ialah Nyawa atau Roh, Nyawa atau Roh itu adalah Muhammad, Muhammad itu adalah Allah, Allah itu adalah segala Sifat Allah, segala Sifat Allah Ta’ala itu adalah Dzatullahita’ala
----------------------------------------
24) Adapun Sifat Allah Ta’ala itu adalah wujud Allah Ta’ala yang mempunyai Wujud dan hakikat daripada segala yang ada, besar maupun kecil
----------------------------------------
25) Bagaimanapun juga pada pandangan lahir maupun bathin adalah sebenar-benarnya termasuk satu sifat yang sempurna, tidak bertulang, berdaging, berdarah, atau berkulit, jadi yang berbagai sifat dan warna adalah hanya satu, menurut yakin Ma’rifat
----------------------------------------
26) Adapun yang bernama Wujud Hakiki itu yaitu Dzatullahita’ala dan Wujud Hakiki itu mustahil pada pandangan awam, Wujud majazi itu tidak ada pada pandangan wujud hakiki
----------------------------------------
27) Wujud ‘Am (umum) itu meliputi pada alam, dan nyata pada Dzatullah, Adapun yang sebenar-benarnya dzatullah itu yaitu Allah, Adapun yang sebenar-benarnya Allah itu yaitu Muhammad, Adapun sebenar-benarnya Muhammad itu yaitu Manusia, maka itulah sebabnya manusia dilebihkan Allah Ta’ala dari pada semesta sekalian alam ini, karena asalnya kejadian sekalian itu daripada Muhammad
----------------------------------------
28) Maka dari itulah titik NUKTAH adalah penjelmaan dari bapak dan ibu atau yang disebut Sulbi dan Taraib, jadi NUKTAH itu awal mulanya seberkas cahaya yang dikeluarkan oleh Allah dari mutu manikam sehingga para Ulama terdahulu berpendapat yaitu :
----------------------------------------
29) Nuktah adalah salah satunya Zat Penjelmaan dari dua macam zat (sulbi dan taraib), Dengan adanya KUDRATULLAHI yaitu berasal dari sulbi bapak dan yang menjadi IRADATULLAHI yaitu berasal dari ibu
----------------------------------------
30) Oleh sebab itu bagaimanapun birahinya kaum ibu, hal ini tidak terlalu nampak karena birahinya kaum ibu ini tidak dapat melampaui batasnya kudratnya kaum bapak, karena kaum ibu ini hanyalah iradat maka ulama mengistilahkan Surga itu di Atas Telapak Kaki Ibu, untuk lebih jelasnya saya terangkan bagian-bagian dari maksud yang diatas :
----------------------------------------
31) Bagian bapak itu WADI, MADI, MANI, MUTU Atau disebut SULBI, dan bagian ibu itu TANAH, ANGIN, AIR, API atau disebut TARAIB, bagian Allah itu ROH IDHAFI, ROH ROHANI, ROH RAHMANI, ROH JASMANI, bagian DARI GUDANG RAHASIA itu disebut "MUTU MANIKAM"
----------------------------------------
32) Asalnya Api itu yaitu NAPAS Hurufnya Alif Kalimatnya LA, dan asalnya Angin itu yaitu TANAPAS Hurufnya Lam Awal Kalimatnya ILLAHA, asalnya Air itu yaitu ANPAS Hurufnya Lam Akhir Kalimatnya ILLA, serta asalnya Tanah itu yaitu NUPUS Hurufnya Ha Kalimatnya ALLAH
----------------------------------------
33) Wadi Ma'anni kalimatnya LAA ILAHA, Madi Ma'annawiyah kalimatnya ILALLAH, Mani Sulbi kalimatnya ALLAH, serta Mutu Salbiyah kalimatnya HU
----------------------------------------
34) Ruh Jasmani Kalimatnya (YAHU), Ruh Rahmani Kalimatnya (IYAHU), Ruh Rohani Kalimatnya (YAMANIHU), Ruh Idhafi Kalimatnya (YAMAN LAYISALAHU), serta Mutu Manikam Kalimatnya (MA'DAHU)
----------------------------------------
35) Tujuh Petala Bumi dijadikan 7 (tujuh) Tingkatan Martabat yaitu :
----------------------------------------
36) 1. Sifat Amarah
2. Sifat Lawwamah
3. Sifat Mulhimah
4. Sifat Mutmainah
5. Sifat Radhiyah
6. Sifat Mardhiyah
7. sifat Ubudiyah
----------------------------------------
37) Tujuh Petala Langit yang dimaksud dengan Martabat 7 (Tujuh) yaitu :
----------------------------------------
38) 1. Lathifatul Qolbi
2. Lathifatul Ruuhi
3. Lathifatul Sirri
4. Lathifatul Ahfa
5. Lathifatul Hafi
6. Lathifatul Nafsu Natika
7. Lathifatul Kulu Jasad
----------------------------------------
39) Jikalau tingkatan semacam ini yang kita ambil Hakikatnya pada Alam kecil yang tersembunyi (terahasia) dalam diri kita, maka ulama menamakan sebagai berikut :
----------------------------------------
40) 1. HAYATUN JASADI BIN-NAFASI
2. HAYATUN NAFASI BIR-RUHI
3. HAYATUN RUHI BIS-SIRRI
4. HAYATUN SIRRI BIL IMANI
5. HAYATUN IMANI BINNURI
6. HAYATUN NURI BIL QUDRATI
7. HAYATUN QUDRATI BI MU'ALAMULLAHI TA'ALA DZATULLAH
----------------------------------------
41) Artinya adalah sebagai berikut :
----------------------------------------
42) Asalnya Jasad dari Nafas, Asalnya Nafas dari Ruh, Asalnya Ruh dari dalam Rahasia, Asalnya Rahasia dari dalam Iman, Asalnya Iman dari Nur atau Cahaya, Asalnya Nur atau Cahaya dari Qudrat, serta Asalnya Qudrat dari ke-Baqa'an ALLAH
----------------------------------------
43) Kalimatnya jadi seperti ini :
----------------------------------------
44) Hayatun jasadi hurufnya ALIF kalimatnya LA, Hayatun Nafasi hurufnya LAM AWAL kalimatnya ILAHA, Hayatun Ruuhi hurufnya LAM AKHIR kalimatnya ILLA, serta Hayatun Sirri hurufnya HA kalimatnmya ALLAH
----------------------------------------
45) Hayatun Imani hurufnya Alif (Allah) kalimatnya YAHU, Hayatun Nuri hurufnya Lam (Jibril) kalimatnya IYAHU, serta Hayatun Qudrati hurufnya Mim (Muhammad) kalimatnya IYAHU YAMANIHU
----------------------------------------
46) Dengan demikian apabila kesemuanya ini dilebur kedalam ke-Baqa'an DZAT ALLAH, maka ulama menamakannya sebagai berikut :
----------------------------------------
47) WATUJIBUL jASADI FI FASARAL QOLBI, WATUJIBUL QOLBI FI FASARAL RUHI, WATUJIBUL RUHI FI FASARAL SIRRI, WATUJIBUL SIRRI FI FASARAL IMAN, WATUJIBUL IMAN FI FASARAL NURI, WATUJIBUL NURI FI FASARAL QUDRATI, WATUJIBUL QUDRATI FI FASARAL DZATI FIL DZATI
----------------------------------------
48) Kalau diri manusia itu masih merupakan satu titik Roh Nabati namanya, Kalau ia segumpal darah Roh Jamadi namanya, Kalau ia segumpal daging Roh Wajdi namanya, Kalau ia bergerak Roh Hayati namanya, Kalau ia dilahirkan Roh Hayawani namanya, Kalau ia menyusu Roh Nafsani namanya, Kalau ia berbicara Roh Insani namanya, Kalau ia mempunyai akal Roh Nurani namanya, Kalau ia sampai umur Roh Ruhani namanya, Kalau ia setengah umur Roh Rahmani namanya, Kalau ia berumur 40 tahun Roh Jamali namanya, Kalau ia sudah tua Roh Kulli namanya, Kalau ia mati (mengenal perkataan ma’nawi dari pada mati) Roh Ma’nawiah namanya, Kalau ia di dalam kubur Roh Rabbani namanya, Kalau ia bangun dari kubur Roh Illahiyah namanya, Mengenal salah satu dari semua itu Roh Ruhul Arwah namanya, maka segala galanya ini dengan perintah dari RUHUL QUTUB, dan bernama ROH IDHAFI dan bernama ROH ‘ULWI dan bernama WUJUD IDHAFI dan WUJUD ‘AAMI
----------------------------------------
49) Adapun insan itu asalnya daripada Zat karena haqiqat pada wujudnya, dan haqiqatnya itu esa dengan Zatnya, akan tetapi zahir Zat itu dengan Sifat dan Asma’ dan Af’al
----------------------------------------
50) Maka Zat itu bernama (Wahdah) dan (Wahdah) itu zahir pula dengan (Wahdahniah) dan (Wahdahniah) itu zahir pula dengan (Wahdiah)nya, maka Zat itu bernama (Alam Ruh) dan (Alam Misal) dan (Alam Ijsam) dan (Alam Insan) maka insanlah kesudahan dari martabat yang tujuh itu
----------------------------------------
51) Tatkala NUKTAH itu duduk didalam belum Zaratul Qalimuhum namanya, dan tatkala keluar daripada belumnya itu (seNuktah Awal ) namanya, dan tatkala turun kepada bapak duduk sama tengah kepala bapak kita itu (Mahmud) namanya, dan tatkala sehari dikandung oleh bapak kita itu maka turun pula kepada dahi bapak kita itu (Qiblatul Awal) namanya, dan tatkala tiga hari turun pula kepada mata bapak kita itu (Nurul Awal) namanya, dan turun pula kepada rahim ibu kita empat puluh hari dikandung ibu kita (Alqah) namanya, dan sampai tujuh bulan dikandung oleh ibu kita (Mudhograh) namanya, dan sampai pula lapan bulan dikandung ibu kita (Hiula) namanya, maka masuklah (Insan) namanya (Muhammad) pun namanya jua
----------------------------------------
52) Pada waktu Subuh dan waktu Zohor itu keluar daripadanya huruf ALIF, Nabi Allah Ibrahim, cahayanya merah, asalnya daripada Alqah, yakni dari daging segumpal, rakaat yang empat itu sebab Tajali Wujud, Ilmu, Nur, Shuhud
----------------------------------------
53) Dan adapun pada waktu Asar itu keluar daripadanya LAM, Nabi Allah Yunus, asal daripada Mudhograh, yakni daging segumpal, cahayanya kuning, rakaat yang empat itu sebab Tajali Api, Angin, Air, Tanah
----------------------------------------
54) Dan adapun pada waktu Maghrib itu keluarnya daripada HA, Nabi Allah Isa, cahayanya hijau, asal daripada Azhimah, yakni Tulang, Kulit, Roma, rakaat yang tiga ini sebab Tajali Ahadiah, Wahdah, Wahdiah
----------------------------------------
55) Dan adapun pada waktu Isyak itu keluarnya daripada MIM, Nabi Allah Musa, cahayanya hitam, asal daripada Hiuala, yakni rupa lembaga Nabi Allah Adam, rakaat yang empat itu sebab Tajali Wadi, Mazi, Mani, Manikam
----------------------------------------
56) Dan adapun pada waktu Subuh itu keluarnya daripada DAL, Nabi Allah Adam, cahayanya putih, asal daripada Nuthfah yakni Air Mani, rakaat yang dua itu sebab Tajali Zat dan Sifat
----------------------------------------
57) Tatkala sempurna kejadian insan itu maka keluar Nafasnya itu apa kerjanya dan tatkala ia masuk itu apa kerjanya, maka tatkala ia keluar itu kerjanya Meliputi Alam dan tatkala ia masuk itu kerjanya Memenuhi Alam
----------------------------------------
58) Dan tatkala ia keluar itu bertemu dengan apa dan tatkala ia masuk itu bertemu dengan apa, maka adapun tatkala ia keluar itu Bertemu Dengan Rahman dan tatkala ia masuk itu Bertemu Dengan Rahim
----------------------------------------
59) Dan tatkala ia keluar itu apa yang dinyatakan olehnya dan tatkala ia masuk itu apa yang dinyatakan olehnya, maka adapun tatkala ia keluar itu menyatakan dirinya Sifat Zat dan takala masuk itu menyatakan dirinya Zat yaitu dengan segala Sifat Qadim, Biwujudlillah yaitu Sifat Ma’ni dan Sifat Zat itu Wujud
----------------------------------------
60) Takala ia keluar itu kira kira satu hasta jauhnya ataupun satu jengkal jauhnya ataupun enam jari jauhnya ataupun empat jari jauhnya apa namanya itu, maka adapun tatkala keluar satu hasta itu Nafas namanya dan tatkala satu jengkal itu Tanafas namanya dan tatkala enam jari itu Ampas namanya dan tatkala empat jari itu Nufus namanya
----------------------------------------
61) Maka adapun tatkala ia keluar satu hasta jauhnya itu apa cahayanya dan tatkala satu jengkal itu apa cahayanya dan tatkala enam jari apa cahayanya dan tatkala empat jari itu apa cahayanya, dan adapun tatkala ia keluar satu hasta itu cahayanya Kuning dan tatkala satu jengkal itu cahayanya Putih dan tatkala enam jari itu cahayanya Merah dan tatkala empat jari itu cahayanya Hitam
----------------------------------------
62) Bagaimana cahaya yang Kuning itu datang ia daripada tempat yang mana dan cahaya yang Putih itu datang ia daripada tempat yang mana dan cahaya yang Merah itu datang ia daripada tempat yang mana dan cahaya yang Hitam datang ia daripada tempat yang mana, maka adapun cahaya yang Kuning itu datang ia daripada Jantung dan cahaya yang Putih itu datang ia daripada Hati dan cahaya yang Merah itu datang ia daripada Buah Kayu Sanubari dan cahaya yang Hitam itu datang ia daripada hempedu
----------------------------------------
63) Dan adapun Nafas yang keluar masuk itu Lima bagian sebelah Kanan dan sebelah kiri dan adapun sebelah kanan itu satu keluar sebelah atas dan satu keluar sebelah bawah dan satu keluar sama tengah, maka adapun ia keluar sebelah atas itu putih rupanya dan apabila ia keluar sebelah bawah hitam rupanya dan apabila ia keluar sebelah kanan kuning rupanya dan apabila ia keluar sebelah kiri merah rupanya
----------------------------------------
64) Maka jikalau kita duduk dirumah keluar nafas kita itu sebelah kanan melainkan laki-laki yang merah kulitnya datang kepada kita, jikalau ia membawa jenis barang makanan yang dibawanya kepada kita itu dengan warna merah rupanya
----------------------------------------
65) Dan jikalau keluar nafas disebelah kiri kita itu jikalau perempuan yang datang kepada kita itu melainkan rupanya kuning, maka barang yang dibawanya itu pun kuning jua
----------------------------------------
66) Dan jikalau nafas kita itu keluar disebelah atas melainkan laki-laki yang putih kuning kulitnya yang datang kepada kita, maka jikalau ia membawa jenis barang kepada kita dengan warna putih ataupun sebagainya
----------------------------------------
67) Demikian lagi jikalau nafas kita keluar disebelah bawah melainkan laki-laki yang hitam kulitnya datang kepada kita, maka jikalau ia membawa jenis barang makanan itu dengan rupanya hitam warnanya
----------------------------------------
68) Demikian juga kalau nafas kita keluar itu terpecah dua ataupun tiga melainkan alamatnya datang orang kepada kita dua ataupun tiga orang
----------------------------------------
69) Demikian juga jikalau nafas kita yang sama tengah itu keluar halus seperti jarum rasanya inilah yang amat baik, yakni Ketika Selamat namanya
----------------------------------------
70) Dan demikian jikalau nafas kita itu keras rasanya disebelah kanan maka tiba-tiba datang orang itu kepada kita membawa khabar hal yang tidak baik
----------------------------------------
71) Maka orang itu duduk disebelah kiri kita, maka nafas kita pada masa itu keras sebelah kanan kita, maka khabar orang itu dusta belaka
----------------------------------------
72) Maka jikalau ia duduk disebelah kira maka nafas kita pun keras disebelah kiri juga, maka khabar itu nyatalah sungguhannya, tiada ia berdusta sama sekali
----------------------------------------
73) Tatkala nafas kita keluar itu Jibril namanya dan tatkala masuk itu Jibrail namanya, dan waktu yang mana dinamakan Jibrail dan waktu yang mana dikatakan Jibril, adapun waktu ia membawa firman Tuhan kepada hambanya inilah dinamai Jibrail dan waktu ia menerima puji hambanya itu serta membawa mengadap Tuhan nya inilah dinamai akan dia Jibril
----------------------------------------
74) Tatkala nafas kita itu keluar disebelah kanan Jibrail namanya dan takala ia masuk itu Mikail namanya dan takala ia keluar disebelah kiri itu Israfil namanya dan takala ia masuk Izrail namanya, dan adapun Istana Nafas itu didalam Otak, inilah yang bernama Ruhul Nafsi cahayanya putih
----------------------------------------
75) Dan adapun perbedaan Ruh dengan Nafas itu berlainan, yakni nafas itu keluar dan masuk, dan adapun Ruh itu tiada keluar dan tiada masuk, tetapi Ruh itu pergi datang pada Jalan Bathin, Yakni diibarat seumpama kita masuk pada Alam Khayal dan Alam Misal, seperti kita melihat saudara di negeri yang jauh terbang ke udara dengan tiada bersayap
----------------------------------------
76) Demikianlah sabit Hayyat itu adanya, tiada ada didalam dan tiada diluar dan tiada diatas dan tiada dibawah karena kita ini tempat menerima Tajali Tuhan jua adanya
----------------------------------------
77) Maka diri yang Bathin itulah nyawa kita maka tiadalah dapat kita lihat dengan mata kepala kita karena tidak ada warna padanya akan tetapi kita ketahui diri yang Bathin itu kenyataannya pada diri yang Zahir jua
----------------------------------------
78) Tatkala kita lihat sifat yang Zahir itu seperti hidup dan tahu dan kuasa dan berkehendak dan mendengar dan melihat dan berkata-kata dan gerak dan diam itulah nyata pada diri kita yang Zahir, itulah sifat diri kita yang Bathin
----------------------------------------
79) Maka tatkala itu kita lihat nyata pada diri kita yang Zahir sifat diri kita yang Bathin itu tiada didalam dan tiada di luar dan tiada di atas dan tiada di bawah dan tiada di kiri dan di kanan melainkan hendaklah kita ketahui dengan yakin bahwa ada diri kita yang Bathin itulah Nyawa kita, yakni bayang-bayang Sifat Tuhan
----------------------------------------
80) Maka adalah kelakuan Sifat Tuhan itu nyatalah pada diri kita yang Bathin dan bagaimana kelakuan sifat diri kita yang Bathin itu nyata pada diri kita yang Zahir, maka jikalau kita hendak melihat kelakuan diri kita yang Bathin melainkan hendaklah kita masuk kepada Alam Khayal ataupun Alam Misal melainkan dapatlah kita melihat kepada kenyataan Sifat Tuhan
----------------------------------------
81) Apabila sudah faham yang demikian itu maka kita ketahuilah hidup Badan itu dengan sebab hidup Nyawa dan tahu Badan itu dengan sebab tahu Nyawa dan kuasa Badan itu dengan sebab kuasa Nyawa dan berkehendak Badan itu dengan sebab berkehendak Nyawa dan mendengar Badan itu dengan sebab mendengar Nyawa dan melihat Badan itu dengan dengan sebab melihat Nyawa dan berkata-kata Badan itu dengan sebab berkata-kata Nyawa dan gerak diam Badan itu dengan sebab gerak diam Nyawa
----------------------------------------
82) Maka apabila engkau sudah faham seperti yang tersebut itu engkau akan mengetahui hidup Nyawa itulah tempat menzahirkan hidup Tuhan dan tahu Nyawa itulah tempat menzahirkan ilmu Tuhan dan kuasa Nyawa itulah tempat menzahirkan Qudrat Tuhan dan berkehendak Nyawa itulah tempat menzahirkan Irradat Tuhan dan mendengar nyawa itulah tempat menzahirkan Sama’ Tuhan dan melihat Nyawa itulah tempat menzahirkan Bashar Tuhan, berkata-kata Nyawa itulah itulah tempat menzahirkan Qalam Tuhan dan berkata-kata yang tujuh itu pada diri kita yang bathin itu seperti nyatalah sifat diri kita yang Bathin dan diri yang Bathin itu sepertilah pada diri kita yang Zahir ini
----------------------------------------
83) Maka engkau ketahuilah dan engkau kenalilah bahwa diri kita yang Bathin itulah Nyawa kita tempat nyata Sifat Tuhan dan diri kita yang Zahir ini tempat tempat nyata Sifat diri kita yang Bathin, maka janganlah engkau cari Tuhan mu itu tempat yang lain pada diri kamu sendiri, maka itu sangat nyata karena sekalian alam ini seperti keadaan engkau jua, tetapi nyata Tuhan mu itu pada diri kamu itu terlebih nyata daripada yang lain karena manusia itu tempat menerima dan menzahirkan SifatNya dan Asma’Nya dan Af’alNya
----------------------------------------
84) Sifat pun Sifat Zat, Asma pun Asma Zat dan Af’al pun Af’al Zat, Qadim keempat-empat itu Esa pada pihak tanazul dan taqarop inilah rahasia orang yang mengenal diri yakni kenal diri yang Zahir dan diri yang Bathin itu tiada mempunyai wujud pada haqiqatnya segala sifat yang tersebut itu sekali-kali melainkan menjadi menghantar kepada bukan tempatnya untuk menjatuhkan hukum, taklik di atas hambanya yang mengerjarkan amar dan nahi maka jadilah wasilah ma’rifat kita pada tiga martabat, Pertama kenal diri yang Zahir dan kedua kenal diri yang Bathin dan ketiga kenal Tuhan
----------------------------------------
85) Maka apabila sudah engkau faham segala yang tersebut itu, melainkan hendaklah engkau meng Esa kan dan menSyahadatkan dan Mujahadah dan Murakabah dan Muqabalah dengan Tuhan mu itu pada dirimu karena ianya jua adanya
----------------------------------------
86) Permulaan nyata pada kita melainkan hendaklah kita senantiasa hadir hati kita kepada Tuhan kita itu jangan sekali-kali lalai baik dalam keadaan duduk dan berjalan dan gerak dan diam kita dan barang sebaginya, maka segala hal tersebut itu berlaku atas diri kita, karena semua perintah Tuhan itu berlaku atas hambanya
----------------------------------------
87) Maka perintah itu adakalanya baik dan adakalanya jahat dan adakala nikmat dan adakalanya rahmat, maka jatuh perintahnya itu diatas hambanya, melainkan wajiblah diatas hamba itu membayar haknya tatkala datang nikmat diatas kita melainkan wajiblah membayar hakNya dengan segera karena kita anugerah daripadaNya
----------------------------------------
88) Maka apabila datang bala diatas kita maka kita pandang dengan haqiqat bahwa bala itu daripadaNya jua, maka wajiblah atas kita membayar hakNya dengan sabar dan redha serta taat
----------------------------------------
89) Maka tatkala datang kebajikan diatas kita maka kita pandanglah kebajikan itu daripadaNya jua, maka wajiblah diatas kita membayar hakNya dengan segera karena semuanya itu adalah anugerahNya
----------------------------------------
90) Maka tatkala datang kejahatan maksiat atas kita maka kita pandang dengan mata hati kita ianya jua yang menjadikan maksiat itu diatas hambanya melainkan wajiblah diatas kita membayar hakNya dengan perbanyak Astaghafirullah Alazhim serta kita minta ampun dan kita minta berlindung kepadaNya jua karena ianya jua yang menjadikan segala jenis yang tersebut itu melainkan ianya jua yang mengampunkan dosanya kita melainkan Ianya jua Tuhan mengasihi akan hambaNya, maka jika tiada hal yang demikian itu niscaya sia-sialah hidup kita dalam dunia ini melainkan menyesalLah kita dalam akhirat dengan tiada berguna lagi karena sekaliannya itu kembali kepada mu jua, baik dan jahatnya
----------------------------------------
91) Maka dari itu ingatlah bahwa Bismillah itu ialah yang bernama Aku atau nyawa Muhammad, Bermula Muhammad itu nyawa manusia, adapun manusia itu tempat tajali Qudrat dan Iradat Tuhan
----------------------------------------
92) Maka segala nyawa manusia itu didalam Qolbi dan bermula Qolbi itu Jantung yakni Rumah Qolbi dan bermula Jantung itu Rumah Nyawa dan bermula Rumah Nyawa itu ialah Aku tetapi Aku itu didalam Qolbi seperti firman Allah "Wa Fi Am Pusakum Apala Tubsirun" Yakni bukankah Aku itu didalam diri kamu mengapa tidak kamu lihat
----------------------------------------
93) Dan bermula Qolbi itu yang bernama HA, bermula yang bernama HA itu Hati, bermula Hati itu ialah bernama Muhammad, maka Nyawa kita dan Sirr kita pada Muhammad dan adapun HU itu ia sendiri tiada sekalianNya
----------------------------------------
94) Maka firman Allah Taala Kun Fayakun maka jadilah Nur Muhammad di dalam Nur Allah Taala setelah lengkap jadi Nur Muhammad, maka Allah pun ghaib didalam Nur Muhammd maka Nur Muhammad pun menilik keelokan dirinya Lam Jalalah maka keluarlah nyawa sekalian alam ini
----------------------------------------
95) Yakni terpancarlah kenyataan Nurnya itu diibarat seperti lampu yang sangat terang maka jika ditatap lampu itu dengan satu tatapan raga yang dibalut dengan kertas berbagai macam warnanya maka cahaya lampu itu akan terpancar pada lobang raga, maka apabila koyak satu kertas pada lobang raga itu niscaya hilanglah cahayanya kembali kepada lampunya
----------------------------------------
96) Maka Nur Muhammad itu ghaib ia pada sekalian badan hamba Allah Taala yang mukmin, yakni bersama dengan cahaya lampu yang terpancar kepada lobang raga yang tersebut dahulunya, dan adapun Hati itu bermula dari Sirr yang Latif di taruhkan Allah Taala bagi manusia di dalam dada pada lambung kiri dan dibungkus dengan daging segumpal serta kenderaan tiap-tiap anggota jasad itu tentaranya adalah Hati karena Hati itu adalah Raja baginya dan Raja itu dua muka
----------------------------------------
97) Satu muka menilik kepada Dirinya dan satu muka menilik kepada Tuhan, maka muka yang awal itu ada di dalam matanya segala rupa Akuan, dan mata Hati itu ialah Akal dan selama Akal itu dibawah perintah Akuan maka Hati itu ditawannya hingga apabila hilang perintah Akuan daripadanya
----------------------------------------
98) Maka hilanglah Akal yang bertambah itu dan zahirlah bekasnya yang ghaib bercahaya dan cahayanya itulah yang dinamakan Nur Ma’rifat, maka meniliklah engkau dengan Nur Ma’rifat yang ditaruhkan didalam Bathinmu itu yaitu mata yang halus dan telah datanglah yang Haq dan hilanglah yang Bathil
----------------------------------------
99) Adapun HA itu daripada Hati dan jika Sirr pun daripada Hati jua karena inilah dikatakan bahwa tatkala Hati itu condong kepada segala keinginan dunia seperti makanan, lemak manis ataupun barang sebagainya, maka tatkala itu dinamai Nafsu dan apabila Hati itu condong kepada segala kebaktian dunia dan akhirat ibadatlah namanya
----------------------------------------
100) Dan tatkala Hati itu birahi kepada Allah Taala syah akan pertemuan itu maka dinamailah ia Ruh, dan tatkala Hati itu memancarkan sesuatu Akal namanya, dan Budi pun namanya, dan tatkala Hati itu mengetahui dirinya itu baik dan jahat dan sakit Hati Yang Halus namanya dan tatkala ia berkehendakan kepada sesuatu Nafsu namanya dan tatkala ia mengetahui Hamba dan Tuhan Qolbi Zarah namanya dan Cermin Ikhlas pun namanya
----------------------------------------
101) Dan Tatkala ia mengesakan Allah Taala Tauhid namanya dan Perisai pun namanya dan tatkala ia melihat Kebesaran Ma’rifat namanya dan Arash pun namanya dan tatkala ia sudah mengetahui Zat dan Sifat dan Asma dan Af’al Ummi Kitab namanya dan Nur pun namanya dan tatkala ia mengetahui Tuhan lengkap sekalian alam tetap dengan Zat dan Sifat yaitu sekalian alam kepada Tuhan Ma’rifat Nur namanya dan Ahadiah Takdir pun namanya
----------------------------------------
102) Dan tatkala ia tetap Ma’rifat dan Tauhidnya Lufh namanya dan Qalamul U’lia pun namanya dan takala ia sudah mengetahui didalam ghaib Qalamul Arash namanya dan Qalam Naps pun namanya dan takala ia tetap ketika didalam ghaib dengan Heran serta tercengang-cengang Iradat namanya dan Qudrat pun namanya dan Rahsia pun namanya
----------------------------------------
103) Takdir Rahasia itu mengembalikan Amanah Kepada Yang Empunya Amanah Amanat namanya dan tatkala ia sudah mengetahui didalam ghaib hamba yang menanggung Amanah heranlah ia akan dirinya Tercegang-cengang Amanat namanya dan Khazaan pun namanya dan tatkala ia mengetahui tubuh dan dirinya Kunhu namanya dan tatkala ia mengetahui keadaan dirinya ada sekalian alam umpama banjir ditengah pasir ataupun seperti sebuah sampan atau perahu di tengah laut Kunhu Kazal namanya dan Qolbi Mukmin pun namanya
----------------------------------------
104) Barang siapa yang bertanya dari mana datangnya ilmu ini sama dengan menanyakan dari mana datangnya Al Quran itu sendiri, jika bingung silahkan anda rujuk langsung ke Allah karena hanya Allah saja yang maha benar yang lain semuanya salah
----------------------------------------
105) dilihat mata buta, didengar tiada suara, diraba tiada rasa, maka kenali diri rata-rata, baru kenal tuhan yang nyata
----------------------------------------
106) Sebagai penutup, sesungguhnya kesempurnaan adalah suatu yang sulit tercapai, dan untuk mencapainya adalah perkara yang sungguh sangat berat, maka barang siapa yang mendapati aib pada Risalah ini segeralah untuk menutupinya, dan barang siapa yang mendapati kekurangan, segeralah menyempurnakannya, dan Allah tidak akan menyia-nyiakan pahala orang-orang yang selalu mengadakan perbaikan
----------------------------------------
107) Hanya kepada Allah lah kita memohon pertolongan, dan kepadaNya kita menyandarkan diri. Tidak ada daya dan kekuatan kecuali dengan pertolongan Allah. Semoga shalawat beserta salam dan barakah kepada Nabi kita Muhammad dan kepada keluarganya, dan juga keselamatan yang banyak. Wal hamdu lillahi robbil ‘alamiin
----------------------------------------
Disusun oleh : Al Alamah Al Aribillah Al kurtubi Al jandai As Syeh yang dipertuan Agung Abah tuak ilahi Al indragiri
No comments
Post a Comment