Geoteknik sistem pondasi
Ada
kasus seperti ini:
Seorang
engineer ingin mendesain suatu sistem pondasi menggunakan pile. Dia punya data
kapasitas pile (tiang pancang atau borepile) untuk ukuran dan kedalaman
tertentu. Data itu adalah hasil rekomendasi dari konsultan geoteknik maupun soil
investigator. Tapi, ternyata ukuran pile yang akan dia gunakan
tidak sama dengan yang ada pada laporan/rekomendasi.
Misalnya,
data yang ada diberikan dalam bentuk grafik sbb:
Kedalaman
pile direkomendasikan maksimal 30 m. Dari grafik bisa dilihat, untuk ukuran
pile diameter 50cm, kedalaman 30m,
kuat tekan ijinnya adalah sekitar 120 ton.
Sementara,
dengan pertimbangan-pertimbangan tertentu, diputuskan untuk menggunakan
diameter pile yang lebih kecil, misalnya 40 cm. Sementara dari data laporan Soil
Investigation, tidak ada data sama sekali untuk pile diameter
tersebut.
Ada 2
cara yang dapat dilakukan:
Yang
pertama adalah
langsung menghubungi engineer geoteknik yang bersangkutan, untuk dihitungkan
kapasitas ijin pile sesuai dengan ukuran dan kedalaman yang diinginkan.
Prosedur ini agak makan waktu terutama dari segi non-teknis misalnya masalah
prosedural atau kontraktual. Tapi, hasilnya lebih bisa diterima, karena yang
mengeluarkan angkanya adalah langsung dari ahlinya (geoteknik). Terjaminlah
pokoknya.
Sementara cara
kedua, juga banyak dilakukan di mana-mana, yaitu, si insinyur
sipil/struktur mencoba menghitung sendiri kapasitas pile tersebut sesuai dengan
data tanah yang ada.
Cara
kedua ini bukannya tanpa masalah. Saya yakin para insinyur struktur pun bisa
menghitung asal datanya lengkap, ada referensi, dan PUNYA WAKTU YANG CUKUP.
Kenapa WAKTU termasuk faktor penting?
Saya
pernah punya pengalaman serupa.
Di
sebuah proyek yang cukup besar, data daya dukung pondasi yang diberikan oleh
konsultan geoteknik kami rasa masih kurang. Akhirnya kami menghitung sendiri
daya dukung pondasi sesuai kebutuhan kami. Akibatnya pekerjaan utama kami yaitu
desain struktur atas menjadi terbengkalai. Kalo untuk satu-dua titik sih
mungkin ga masalah, tapi kalo ada puluhan titik dengan berbagai ukuran pondasi,
itu lain lagi ceritanya.
Apalagi
kalo udah berbicara mengenai scope of work dan kontrak kerja antar masing-masing
konsultan perencana, itu udah masalah tingkat dewa.
Jadi,
menghitung sendiri daya dukung pondasi itu boleh-boleh saja, asal punya waktu
yang cukup dan tidak mengganggu pekerjaan utama.
Nah…
berkaitan dengan kasus pondasi pile di atas. Saya cuma mau berbagi salah satu
solusi dengan hasil yang bisa dipertanggungjawabkan.
+++
Kita
lihat datanya lagi. Diameter pile 50cm, kedalaman 30m, daya dukungnya 120 ton.
Pertanyaan…, dengan kedalaman yang sama, kira-kira berapa daya dukung pondasi
sejenis tapi diameternya 40cm?
Ingat
konsepnya: Qall berbanding lurus dengan Qp+Qs
Qall
= daya dukung ijin = Qu/SF
Qp =
daya dukung ujung tiang
Qs =
daya dukung friksi selimut tiang
Jadi,
daya dukung pile itu ditentukan oleh tahanan/daya
dukung ujung tiang dan tahanan gesekan di sepanjang
selimut tiang.
Jujur
saja, saya ngga hapal rumus untuk daya dukung ujung tiang (lagi malas nyari),
tapi yang jelas daya dukung ujung tiang itu (Qp) hampir berbanding lurus dengan
luas penampang tiang, Ap. Anggap aja berbanding lurus, walopun sebenarnya tidak
100% linear. Artinya, kalo luas penampangnya menjadi 2x lipat, maka Qp-nya juga
menjadi kira-kira 2x lipat.
Begitu
juga untuk tahanan friksinya, hampir berbanding lurus dengan luas selimut
tiang/pile (P), yang nancap ke dalam tanah aja lho ya.
Nah,
tinggal lihat grafik di atas. Ternyata, dari kapasitas 120 ton itu, 20 ton
adalah daya ukung ujung tiang (end-bearing, Qp), dan 100 ton adalah dari
gesekan selimut tiang (friction, Qs).
—
Nah,
dari sini udah bisa dianalisis. Untuk diamter pile 50 cm, kedalaman L = 30m
(3000 cm).
Luas
penampang Ap = 50*50*pi/4 = 1963.5 cm2.
Luas
selimut, P = 50*pi*L = 47.1 m2 (langsung saya konversi ke m2)
—
Trus,
untuk diameter 40 cm, L = 30m.
Ap’ =
40*40*pi/4 = 1256.6 cm2, dan
P’ =
40*pi*L = 37.7 m2.
Qp’ =
(Ap’/Ap)*20 ton = 12.8 ton.
Qs’ =
(P’/P)*100 ton = 80 ton.
Sehingga,
total daya dukung untuk pile diameter 40cm, L = 30m, adalah 92.8 ton.
—
Hasil
ini adalah hitungan kasar. Bisa jadi berbeda dengan hasil hitungan ala
geoteknik. Dan untuk jaga-jaga, bisa saja kita kasih confidence
factor, misalnya penambahan 5-10%. Yaaa sesuaikan dengan tingkat
keyakinan dan kepercayaan masing-masing engineer lah. :) Tapi kalo udah yakin
dengan segitu, ya go ahead. Jadi, sambil
menunggu hasil analisis yang lebih tokcer dari geoteknik, engineer struktur sudah
bisa mulai desain pondasi dengan data kasar tapi bisa dipertanggungjawabkan.
No comments
Post a Comment