Raihlah Washilah,,,-Sunar Anom
Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan carilah
wasilah yang mendekatkan diri kepada-Nya, dan berjihadlah pada
wasilah-Nya, supaya kamu mendapat keberuntungan.
Ayat ini
mengandung arti bahwa Allah memang Kuasa atas segalanya, tetapi kalau
kita berfikir kenapa Allah menyuruh kita untuk mencari wasilah untuk
bertemu denganNYA, bukankah DIA Maha Segalanya, seperti di katakan di
dalam shahadat bahwa “ Utusan Allah adalah Muhammad” mengapa tidak di
katakan bahwa “ Utusan Allah adalah Allah itu sendiri” dan masih banyak
ayat lain di mana Allah mengagungkan rasul dan utusanNYA, dan bahkan
Allah pun bersolawat, janganlah anda berpikiran bahwa manusia yang
berjalan menuju Allah melalui seorang utusan mereka adalah musyrik yang
menduakan TuhanNYA, lebih baik anda kaji dahulu makna wasilah dan
Muhammad.
Wasilah adalah ruhaniah ruhaniah pewaris ilmu
Rasullullah yang saling bertalian erat satu dengan yang lainnya (
bersyaf-syaf/ berjamaah ) dan jika kita berbicara Allah maka kita tidak
berbicara mengenai Jasad seorang pewaris tetapi Ruhaniah sang pewaris
yang tetap hidup dan tidak mati.
Surat Ali Imron 103 mengatakan :
Dan berpeganglah kamu semuanya kepada tali Allah (cahaya diatas cahaya
/Ruhaniah), dan janganlah kamu bercerai berai, dan ingatlah akan nikmat
Allah kepadamu ketika kamu dahulu bermusuh-musuhan, maka Allah
mempersatukan hatimu, lalu menjadilah kamu karena nikmat Allah.
Kalau anda cermati mengapa ada kalimat “tali”, mengapa tidak dikatakan
langsung yaitu “ALLAH”, dan disinilah kita harus mencermati kalimat demi
kalimat, dan tidak terlalu terburu buru di dalam mengkaji suatu ayat Al
Quran yang penuh dengan hikmah.
Jadi kalau tali cahaya ini bisa kita gambarkan sbb :
Allah Sumber Cahaya -> Cahaya Jibril ->Cahaya Rasul -> Cahaya
S. Abubakr / S.Ali -> Cahaya Hasan Al Basri AlMadani ->terus ke
para penerusnya dan seharusnya sampai pada Cahaya kita sendiri. ( inilah
cahaya diatas cahaya/ Nur ala nurin)
Tali Cahaya diatas
disebut sebagai berimam imam atau bersyaf-syaf tanpa memandang sosok
jasad dan figure badaniah seseorang, ketika seseorang memandang ruhaniah
adalah sosok wajah dan jasad maka gugurlah di dalam perjalanannya.
Setelah kita mengerti makna tali cahaya dan wasilah, selanjutnya kita
akan bertanya, apa yang diwariskan Allah kepada Muhammad SAW, dan Rasul
kepada Sahabatnya.
Hadist Qudsi mengatakan : Laa illaha
illallah ( kalimah Allah ) itu adalah perkataanKU, dan IA adalah AKU,
siapa yang MENYEBUTNYA masuklah kedalam bentengKU, dan siapa yang masuk
ke dalam bentengKU, maka terpeliharalah ia dari siksaKU ( HR.Syairazi )
Perhatikan makna ia adalah AKU, berhati hatilah memandang kalimat
disini, kalam hanyalah perkataan ALLAH, di perumpamakan jika kalian
mendengar suara yang berasal dari dalam kamar yang terkunci, apakah anda
bisa mengetahui siapa yang berada di dalam kamar, pasti anda akan
meraba terlebih dahulu jenis getaran suara yang keluar dari mulut orang
yang berada di dalamnya sehingga getaran itulah yang yang akan
membimbing kita untuk mengetahui siapa gerangan di dalam kamar dan pada
akhirnya adalah proses pengenalan dan apakah kita bisa menebak jenis
orang di dalam tanpa mengenal suaranya atau analogi lain, apakah kita
bisa bertemu raja tanpa utusannya, siapalah kita ini, kita hanya manusia
biasa atau bahkan hanya seorang gembel yang ingin bertemu dengan
seorang RAJA, dari sini lah awal pembentukan RASA akhlak seseorang akan
terbentuk ketika ingin bertemu Sang Raja, dia akan menghormati utusannya
yang mengantarkan kepada RAJA.
Semoga dapat difahami inilah
SistemNya,, tak ada satupun yang berhasil tanpa ada yang memandu,,
berhati hatilah dalam perjalanan,,
Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan carilah wasilah yang mendekatkan diri kepada-Nya, dan berjihadlah pada wasilah-Nya, supaya kamu mendapat keberuntungan.
Ayat ini mengandung arti bahwa Allah memang Kuasa atas segalanya, tetapi kalau kita berfikir kenapa Allah menyuruh kita untuk mencari wasilah untuk bertemu denganNYA, bukankah DIA Maha Segalanya, seperti di katakan di dalam shahadat bahwa “ Utusan Allah adalah Muhammad” mengapa tidak di katakan bahwa “ Utusan Allah adalah Allah itu sendiri” dan masih banyak ayat lain di mana Allah mengagungkan rasul dan utusanNYA, dan bahkan Allah pun bersolawat, janganlah anda berpikiran bahwa manusia yang berjalan menuju Allah melalui seorang utusan mereka adalah musyrik yang menduakan TuhanNYA, lebih baik anda kaji dahulu makna wasilah dan Muhammad.
Wasilah adalah ruhaniah ruhaniah pewaris ilmu Rasullullah yang saling bertalian erat satu dengan yang lainnya ( bersyaf-syaf/ berjamaah ) dan jika kita berbicara Allah maka kita tidak berbicara mengenai Jasad seorang pewaris tetapi Ruhaniah sang pewaris yang tetap hidup dan tidak mati.
Surat Ali Imron 103 mengatakan :
Dan berpeganglah kamu semuanya kepada tali Allah (cahaya diatas cahaya /Ruhaniah), dan janganlah kamu bercerai berai, dan ingatlah akan nikmat Allah kepadamu ketika kamu dahulu bermusuh-musuhan, maka Allah mempersatukan hatimu, lalu menjadilah kamu karena nikmat Allah.
Kalau anda cermati mengapa ada kalimat “tali”, mengapa tidak dikatakan langsung yaitu “ALLAH”, dan disinilah kita harus mencermati kalimat demi kalimat, dan tidak terlalu terburu buru di dalam mengkaji suatu ayat Al Quran yang penuh dengan hikmah.
Jadi kalau tali cahaya ini bisa kita gambarkan sbb :
Allah Sumber Cahaya -> Cahaya Jibril ->Cahaya Rasul -> Cahaya S. Abubakr / S.Ali -> Cahaya Hasan Al Basri AlMadani ->terus ke para penerusnya dan seharusnya sampai pada Cahaya kita sendiri. ( inilah cahaya diatas cahaya/ Nur ala nurin)
Tali Cahaya diatas disebut sebagai berimam imam atau bersyaf-syaf tanpa memandang sosok jasad dan figure badaniah seseorang, ketika seseorang memandang ruhaniah adalah sosok wajah dan jasad maka gugurlah di dalam perjalanannya.
Setelah kita mengerti makna tali cahaya dan wasilah, selanjutnya kita akan bertanya, apa yang diwariskan Allah kepada Muhammad SAW, dan Rasul kepada Sahabatnya.
Hadist Qudsi mengatakan : Laa illaha illallah ( kalimah Allah ) itu adalah perkataanKU, dan IA adalah AKU, siapa yang MENYEBUTNYA masuklah kedalam bentengKU, dan siapa yang masuk ke dalam bentengKU, maka terpeliharalah ia dari siksaKU ( HR.Syairazi )
Perhatikan makna ia adalah AKU, berhati hatilah memandang kalimat disini, kalam hanyalah perkataan ALLAH, di perumpamakan jika kalian mendengar suara yang berasal dari dalam kamar yang terkunci, apakah anda bisa mengetahui siapa yang berada di dalam kamar, pasti anda akan meraba terlebih dahulu jenis getaran suara yang keluar dari mulut orang yang berada di dalamnya sehingga getaran itulah yang yang akan membimbing kita untuk mengetahui siapa gerangan di dalam kamar dan pada akhirnya adalah proses pengenalan dan apakah kita bisa menebak jenis orang di dalam tanpa mengenal suaranya atau analogi lain, apakah kita bisa bertemu raja tanpa utusannya, siapalah kita ini, kita hanya manusia biasa atau bahkan hanya seorang gembel yang ingin bertemu dengan seorang RAJA, dari sini lah awal pembentukan RASA akhlak seseorang akan terbentuk ketika ingin bertemu Sang Raja, dia akan menghormati utusannya yang mengantarkan kepada RAJA.
Semoga dapat difahami inilah SistemNya,, tak ada satupun yang berhasil tanpa ada yang memandu,, berhati hatilah dalam perjalanan,,
Raihlah Washilah,,,-Sunar Anom
Reviewed by Unknown
on
September 11, 2013
Rating: 5
No comments
Post a Comment