Breaking News

Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu Yang menciptakan-Sunar Anom

Perhatikan ayat yang pertama kali turun kepada Rasullullah surat al Alaq 1 :

Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu Yang menciptakan.

Coba anda perhatikan baik baik ayat diatas, bacalah artinya kita disuruh untuk membaca, dan yang menjadi pertanyaan adalah Rasullullah disuruh membaca apa, apakah membaca tulisan atau lainnya, dan bagaimana cara membacanya.

Dan kalau anda lihat lagi kalimat “dengan” artinya mengapa Tuhan menyuruh kita bisa membacahanya dengan menyebut nama Tuhan, seingat saya cara membaca adalah pertama tama mata kita harus melihat, kemudian kita harus mengeja bacaannya berulang ulang, atau dengan alat bantu lainnya seperti pensil dan tinta tetapi mengapa kalimat diatas kita harus membaca hanya dengan menyebut nama Tuhan, kalau gitu apa yang sebenarnya kita baca di sini.

Artinya ada sesuatu kekuatan di dalam nama Tuhan sehingga manusia mampu membaca, dan kekuatan kalimat yang mengandung hikmah itu lah yang akan membimbing kita untuk mampu membaca segala hal dan tentunya cara menyebut kalimat Tuhan dengan metode yang sudah di ajarkan oleh Rasullullah.

Sehingga dari sini lah berawal metode dzikir dan tafakur dengan menyebut kalimat Allah Allah menjadikan suatu ibadah yang lebih penting dari ibadah lainnya.

Sejarah mengatakan bahwa jibril bertemu Rasullullah dan mengajarkan frekwensi getaran kalimat ALLAH

Sehingga dapat diartikan ayat diatas Rasullullah dapat membaca suatu kondisi hanya dengan menyebut kalimat ALLAH dan berulang ulang, dan ketika Rasul mampu membaca sehingga kalimat Allah berubah menjadi kalimat yang penuh dengan hikmah dan energy Alif Lam Lam Ha maka terbuka lah hijab alam semesta dan ketakutanlah yang meliputi beliau sehingga beliau lari menemui istrinya.

Dan perhatikan apa yang diwariskan Rasullullah kepada Sahabatnya Saidina Ali RA :

Dari Ali Karamallahu Wajhah : Aku katakan padamu ya Rasullullah, manakah jalan tharekat yang sedekat dekatnya kepada Allah dan semudah mudahnya atas hamba Allah dan semulia mulianya disisi Allah.

Maka Sabda Rasullullah SAW : Ya Ali penting atas kamu berkekalan / senantiasa berdzikir kepada Allah. Berkatalah Ali : Tiap orang berdzikir kepada Allah. Maka Rasullullah bersabda : Ya Ali, tidak ada terjadi kiamat sehingga tiada lagi tinggal di atas permukaan bumi ini, orang yang mengucapkan Allah – Allah.

Maka sahut Ali kepada Rasullullah, bagaimana caranya aku berdzikir ya Rasullullah, maka sabda Rasullullah: pejamkan kedua matamu dan dengarkanlah dari saya ucapan tiga kali, kemudian ucapkanlah seperti itu dan aku akan dengarkan.

Maka sejenak Rasullullah mengucapkan : laa illaaha illallah, tiga kali sedang kedua matanya tertutup, kemudian Ali pun mengucapkan kalimat Laa illaaha illallah seperti demikian. Ajaran tersebut kemudian Sayyidina Ali ajarkan pula kepada Hasan basri dan seterusnya,,

Setelah kita tahu apa yang diwariskan Allah kepada rasullnya yaitu ucapan atau kalimat ALLAH atau kalam Alif Lam Lam Ha yang merupakan singkatan dari kalimat Laa illaha ilallah dan sekali lagi saya katakan bahwa ALLAH adalah singkatan dari Laa illaha illallah.

Dan siapapun dapat menyebut kalimat tersebut, tetapi berbeda jika kalimat itu berasal dari seseorang yang memberikannya langsung, saya berikan contoh orang non muslim dapat menyebut kalimat tersebut karena membaca buku tetapi berbeda dengan orang muslim yang dibisikan langsung oleh SANG GURU RUHANIAH, karena Ruhaniah Guru akan bertanggungjawab terhadap frekwensi dzikirullah yang sudah diberikan kepada muridnya.

Seperti dikatakan di dalam surat An Nur 35 :

Allah adalah cahaya langit dan bumi. Perumpamaan cahaya Allah, adalah seperti sebuah lubang yang tak tembus, yang di dalamnya ada pelita besar. Pelita itu di dalam kaca (dan) kaca itu seakan-akan bintang (yang bercahaya) seperti mutiara, yang dinyalakan dengan minyak dari pohon yang berkahnya, (yaitu) pohon zaitun yang tumbuh tidak di sebelah timur (sesuatu) dan tidak pula di sebelah barat(nya)[1040], yang minyaknya (saja) hampir-hampir menerangi, walaupun tidak disentuh api. Cahaya di atas cahaya (berlapis-lapis).

Jadi jelaslah bahwa kalimah Allah adalah kalimat yang sangat sederhana dan kecil bahkan diperumpamakan seperti lubang jarum, tetapi apabila kita lihat di dalam lubang jarum tersebut akan terlihat cahaya diatas cahaya atau ruhaniah para rasul dan aulia yang bersyaf-syaf dan berimam imam serta bertalian erat yang akan mengantarkan kita sampai pada SANG PEMILIK KALAM.

Coba anda perhatikan sabda Rasullullah yang memiliki makna tauhid di dalamnya :

Rasullullah pun bersabda : Tiada tiga orang disebuah desa, dan tidak pula diperkampungan terpencil yang tidak mendirikan solat, melainkan sesungguhnya syaitan menguasai mereka, maka kamu harus berjamaah (jasmani dan rohaniah), sesungguhnya srigala itu menerkam kambing yang terpencil sendirian (HR Ahmad, Abu Daud, Baihaqi dan Nasai)

Artinya walaupun tidak ada 3 orang di dalam suatu kondisi untuk solat maka barang siapa yang dalam solatnya tidak berimam imam, bersyaf-syaf (rohani) ia akan disambar iblis dan syaitan dalam solatnya, bukannya berarti jempol kaki kita harus rapat syaf nya dengan orang di sebelah kita supaya syetan tidak dapat syaf dan perlu diketahui bahwa Syetan itu sesuatu yang ghaib, syetan bisa masuk lewat pintu mana saja di dalam tubuh manusia, jadi artinya disini adalah rohaniah yang bersyaf-syaf berimam imam dan bertalian erat sampai kepada Rasullullah dan Dzat Yang Maha Agung.

Perhatikan ayat lain dalam surat Al Ma’un 4 dan 5 : maka celakalah bagi orang yang solat, yang lalai dari solatnya.

Apa yang dimaksud dengan lalai disini adalah seperti yang sudah disabdakan oleh Rasullullah diatas, mereka solat tapi akan diterkam oleh srigrala, dan perhatikan ayat berikut ini :

Surat Al Alaa 15 : Dan menyebut nama Tuhannya lalu solat.

Artinya sudah jelas bahwa sebelum kita solat hendaknya kita bersyaf syaf dan berimam imam sehingga bertalian erat dengan ruhaniah Rasullullah dan Allah itu sendiri dan setelah itu baru lah kita melakukan solat.

jika Tuhan sudah menjadikan saya seorang manusia yang mempunyai banyak keinginan, mengapa saya harus mengikuti aturanNYA dan harus meletihkan diri dengan ucapan Allah Allah.

Dari pertanyaan ini lah saya mulai berpikir, ada apa dibalik kalimat Allah dan mengapa hal ini menjadi sangat penting bagi umat Rasullullah.

Dari sudut pandang Duniawi, kalimat ini sangatlah penting, coba anda perhatikan arti dari kalimat Allah yaitu Tiada Tuhan selain Allah, dan yang saya ketahui Allah disini memiliki sifat 20 seperti antara lain wujud, qidam, baqa, ilmu dll.

Sehingga kalau saya mau artikan bahwa Segala yang Tiada akan menjadi wujud (20 sifat) seperti di katakan di dalam ayat lain bahwa Allah meliputi segalanya, artinya segala yang tidak saya miliki maka akan menjadi wujud dan di dalam mewujudkannya Allah akan mengutus Nur Muhammad yaitu sumber segala sesuatu yang ada dapat diinderakan dan dirasakan.

Selama kita meyakini Allah itu meliputi segalanya, maka segala keinginan kita yang tidak kita punyai akan kita miliki atau wujud atas izinNYA, dan dari sinilah saya memandang penting kalimat Allah, artinya Tuhan Maha Pemurah dan Kasih Sayang, hanya dengan menyebut kalimatNYA kita akan mendapatkan kesejahteraan di dunia dan juga di akherat atau di dapat disimpulkan cukuplah Allah bagiku.

Namun yang mesti menjadi konsen adalah totalitas perjuangan bukan saja ruhani namun jasmani / Riyadhoh fisik untuk mendapatkanya,, karena jika hanya berdzikir tanpa ada amaliah,, maka karomahlah yang akan menutup jalan jika tak peka,, namun ketika dzikir diimbangi amal shaleh maka sempurnalah menjadi pribadi Muhammadarasulullah,,

No comments