ALAM SEMESTA ADALAH GURU YANG BIJAK
Tidak jelas siapa Hasan di dalam cerita ini, jika
dia adalah Hasan dari Basrah, maka dia adalah
Hasan al-Bashri, seorang guru sufi besar yang
sangat dikenal para sufi. Terlepas dari siapa
tokoh dalam cerita ini, mari kita berusaha untuk
mendalami esensi dan mencoba mencari
hikmah apa yang tersembunyi di dalam cerita
ini. Sangat menarik ketika menyimak bagaimana
seorang sufi bertemu dengan seorang pencuri.
Jika saya bertemu seorang pencuri sudah pasti
saya akan melaporkan ke pihak yang berwajib…
hahaha, tetapi mungkin karena Hasan memiliki
kepekaan spiritual sehingga dia bisa ‘melihat’
keadaan dari sisi yang berbeda. Selamat
membaca dan semoga bermanfaat.
******
Tatkala seorang guru sufi besar Hasan,
mendekati akhir masa hidupnya, seseorang
bertanya kepadanya, “Hasan, siapakah
gurumu?”
Dia menjawab, “Aku memiliki ribuan guru.
Menyebut nama mereka satu-persatu akan
memakan waktu berbulan-bulan, bertahun-
tahun dan sudah tidak ada waktu lagi untuk
menjelaskannya. Tetapi ada tiga orang guru
yang akan aku ceritakan kepadamu.
Pertama adalah seorang pencuri. Suatu saat aku
tersesat di gurun pasir, dan ketika aku tiba di
suatu desa, karena larut malam maka semua
tempat telah tutup. Tetapi akhirnya aku
menemukan seorang pemuda yang sedang
melubangi dinding pada sebuah rumah. Aku
bertanya kepadanya dimana aku bisa menginap
dan dia berkata “Adalah sulit untuk mencarinya
pada larut malam seperti ini, tetapi engkau bisa
menginap bersamaku, jika engkau bisa
menginap bersama seorang pencuri.”
Sungguh menakjubkan pemuda ini. Aku
menetap bersamanya selama satu bulan! Dan
setiap malam ia akan berkata kepadaku,
“Sekarang aku akan pergi bekerja. Engkau
beristirahatlah dan berdoa.” Ketika dia telah
kembali aku bertanya “apakah engkau
mendapatkan sesuatu?” dia menjawab, “Tidak
malam ini. Tetapi besok aku akan mencobanya
kembali, jika Tuhan berkehendak.” Dia tidak
pernah patah semangat, dia selalu bahagia.
Ketika aku berkhalwat (mengasingkan diri)
selama bertahun-tahun dan di akhir waktu tidak
terjadi apapun, begitu banyak masa dimana aku
begitu putus asa, begitu patah semangat,
hingga akhirnya aku berniat untuk
menghentikan semua omong kosong ini. Dan
tiba-tiba aku teringat akan si pencuri yang selalu
berkata pada malam hari. “Jika Tuhan
berkehendak, besok akan terjadi.”
Guruku yang kedua adalah seekor anjing. Tatkala
aku pergi ke sungai karena haus, seekor anjing
mendekatiku dan ia juga kehausan. Pada saat ia
melihat ke airnya dan ia melihat ada ajing
lainnya disana “bayangannya sendiri”, dan ia
pun ketakutan. Anjing itu kemudian
menggonggong dan berlari menjauh. Tetapi
karena begitu haus ia kembali lagi. Akhirnya,
terlepas dari rasa takutnya, ia langsung
melompat ke airnya, dan hilanglah
bayangannya. Dan pada saat itulah aku
menyadari sebuah pesan datang dari Tuhan:
ketakutanmu hanyalah bayangan, ceburkan
dirimu ke dalamnya dan bayangan rasa takutmu
akan hilang.
Guruku yang ketiga adalah seorang anak kecil.
Tatkala aku memasuki sebuah kota dan aku
melihat seorang anak kecil membawa sebatang
liling yang menyala. Dia sedang menuju mesjid
untuk meletakkan lilinnya disana.
“Sekedar bercanda”, kataku kepadanya, “Apakah
engkau sendiri yang menyalakan lilinnya?” Dia
menjawab, “Ya tuan.” Kemudian aku bertanya
kembali, “Ada suatu waktu dimana lilinnya
belum menyala, lalu ada suatu waktu dimana
lilinnya menyala. Bisakah engkau tunjukkan
kepadaku darimana datangnya sumber cahaya
pada lilinnya?
Anak kecil itu tertawa, lalu menghembuskan
lilinnya, dan berkata, “Sekarang tuan telah
melihat cahayanya pergi. Kemana ia perginya?
Jelaskan kepadaku!”
Egoku remuk, seluruh pengetahuanku remuk.
Pada saat itu aku menyadari kebodohanku
sendiri. Sejak saat itu aku letakkan seluruh ilmu
pengetahuanku.
Adalah benar bahwa aku tidak memiliki guru.
Tetapi bukan berarti bahwa aku bukanlah
seorang murid, aku menerima semua kehidupan
sebagai guruku. Pembelajaranku sebagai
seorang murid jauh lebih besar dibandingkan
dengan dirimu. Aku mempercayai awan-awan,
pohon-pohon. Seperti itulah aku belajar dari
kehidupan. Aku tidak memiliki seorang guru
karena aku memiliki jutaan guru yang aku
pelajari dari berbagai sumber. Menjadi seorang
murid adalah sebuah keharusan di jalan sufi.
Apa maksud dari menjadi seorang murid?
Maksud dari menjadi seorang murid adalah
untuk belajar. Bersedia belajar atas apa yang
diajarkan oleh kehidupan. Melalui seorang guru
engkau akan memulai pembelajaranmu.
Sang guru adalah sebuah kolam dimana engkau
bisa belajar bagaimana untuk berenang. Dan
tatkala engkau telah mahir berenang, seluruh
Samudera adalah milikmu.
ALAM SEMESTA ADALAH GURU YANG BIJAK
Reviewed by Unknown
on
September 04, 2013
Rating: 5
No comments
Post a Comment