Breaking News

RUH IDHOFI ITU MA’ALLAH-Arya Mahesageni(7)

Assalamu'alaikum warahmatullahiwabarakatuh
Sambungan dari status ku ,aku beri nomor agar mudah : nomor 7

RUH IDHOFI ITU MA’ALLAH (serta Allah)
Roh Idhofi yaitu Nyawa Muhammad atau Ruh Muhammad atau Hakikat Muhammad (WAHDAT).

Hakikat Muhammad adalah sebagai Ruh Amar, Ruh Quddus, Ruh Amier.
Allah adalah sebagai Zat dan Muhammad sebagai Sifat. Yang bernama Zadtullah Zat Al Qadim itu wujud Idhafi (Ruh Rabbani), karena wujud Idhofi itu kuasa mematikan, menghidupkan dan mengadakan. Sebab itulah ma a Zadtullah itu dinamai Wujud Idhofi, karena tersandar kepada Alam, artinya meliputi, tiada diluar dan tiada didalam, karena Zadtullah umpama Matahari, dan Wujud Idhofi umpama cahaya. Yang memandang cahayanya tiada berlainan, dan menghendaki dua.
1. Wujud Allah yang melihat cermin, dan
2. Wujud Idhofi bayang bayang didalam cermin, karena tamsil cermin itu Alam,

karena hakikat Alam itu manusia, pada ketika nyata ia mula Adam. Wujud Idhofi namanya,dan pada ketika hiduplah MA’LUM itu oleh karena ia memakai wujud itu, Ruh Idhofi namanya, yakni kedua duanya kepada Nabi kita Muhammad juga. Dari itu maka Ruh Idhofi dan Wujud Idhofi dapat ditempatkan sejajar pada satu garis.\
Nyawa Ruhani itu dengan Jasmani, adapun Jasmani itu bergerak kesana kemari dan tatkala tidur serta dengan mimpi. Adapun yang bernama Ruhani itu 7 (tujuh) perkara, yaitu QADIRUN, MIRIDUN, ALIMUN, HAYYUN, SAMI’UN, BASIRUN dan MUTAKALLIMUN. Nyawa Ruhani itu mengetahui Tuhan dan mengikut titah Tuhan dan Sabda Nabi SAW : Ruhani itu bergantung kepada Ruh Ruh Idhofi, adapun Ruh Idhofi itu asli wujud sekalian Alam, dan Wujud sekalian Alam itu dari pada Ruh Idhofi serta badan sekalian manusia, binatang, kayu, batu, dan ketujuh lapis langit dan bumi, sekaliannya itu dari pada Roh Idhofi jua, dan wujud itu beroleh wujud dari pada Ruh Idhofi jua.

Adapun yang bernama Ruh Idhofi itu 7 (tujuh) perkara yaitu :
1. KUDRAT
2. IRADAT
3. ILMU
4. HAYAT
5. SAMA’
6. BASHAR
7. KALAM

Itulah yang bernama Nyawa Muhammad.
Adapun yang sebenar benar diri itu Nyawa.
Adapun yang sebenar benar Nyawa itu Muhammad
Adapun yang sebenar benar Muhammad itu Allah
Adapun yang sebenar benar Allah itu Sifat”
Adapun yang sebenar benar Sifat Allah itu Kunhi Dzatullah wajibal wujud, wujud Mahdin (wujud semata mata).

Itulah yang dikatakan Diri kita.

Adapun sifat Allah Ta’ala itu, wujud Allah yang kita perwujud. Dan hakikat segala mu’jizad, besar maupun kecil atau yang lain sebagainya.Pada pandang zahir dan batin, pada hakikatnya atas rupa yang Esa yang sempurna, yang tiada bertulang, tiada berdaging, tiada berdarah, dan tiada berkulit. Adapun pada Yakin Ma’rifat dan Tauhid kita, yang berbagai bagai rupa dan warna itu, hanya Esa atas rupa yang Esa juga. Nama Allah itulah sebenar benar nama Allah. Adapun nama HUWA itu ialah nama diatas segala nama, dan jika tatkala Ia sendirinya, belum ada sekaliannya, itu lengkap jadi NUR MUHAMMAD, maka Allah pun Ghaiblah ia kepada Nur Muhammad. NUR MUHAMMAD ghaib kepada Dirinya, keluarlah nyawa, Nyawapun ghaiblah kepada sekalian badan hamba Allah yang Mu’min. Sebab itulah maka bersabda Nabi SAW :“MAN’ARA PANAPSAHU PAKAD’ARA PARABBAHU”Artinya : Barang siapa mengenal dirinya, maka bahwasanya ia mengenal Tuhannya Adapun hendak mengetahui DZATTULLAHI TA’ALA Muhammadpun ghaib kepada hambanya sekalian.
Adapun yang dinamai ASY YA itu 2 (dua) perkara, yaitu :
1. Cermin Kabir (besar) artinya Alam yang Besar (Mikrosmos).
2. Cermin Sagir ( Kecil) artinya Manusia (Microsmos) karena tempat kenyataan Allah Ta’ala.

Seperti hadis Qudsy : “MAA ZHAHARTU FII SYAI’IN KAZHU HURI FIL INSAN” artinya Tiada Aku nyata kepada ASY YA (sesuatu) ini seperti NyataKu kepada Insan. Sebab itulah manusia itu namanya A’YAN SABITAH karena kenyataan yang teguh. Seperti firman Allah didalam Surat AN NUR ayat 88 juz XX no 27 “ SHUN’ALAAHIL LAZI ATQANA KULLA SYAI’IN “ artinya Perbuatan Allah yang telah membuat sesuatu dengan seteguh teguhnya, dan dinamai Manusia itulah yang bernama Allah, karena sebenar benarnya Insan itu Zattullah dan sebenar benarnya Zattullah itu Zat Insan. Karena Zat Insan itu Rahasia, dan Rahasia itu Kota Ghaib, yang tiada didapat oleh Sir dan Itikat, melainkan dengan disyarat guru kita yang sempurna Ilmunya. Adapun yang bernama Rahasia itu SIRRULLAH.

Adapun kita tiadalah mengerti jikalau tiada guru yang benar tangkas menguraikan masalah ini kepada muridnya. Maka tiadalah didapat akan perkataan ini, karena perkataan ini tiada boleh didengar sembarang orang, karena ilmu kesudahannya tiada ada didalam kitab. Adapun kita bertubuh akan Muhammad, Bathin dan Zahir bertubuh akan Roh namanya. Tiada dikenang lagi hati dan tubuh, hanya bertubuh batin saja, artinya hanya Muhammad juga yang ada pada hakikat kita Adapun jadinya Muhammad juga yang ada pada hakikat kita. Adapun jadinya kita itu bertubuh akan Idhafi karena tiada lagi kita kenang tubuh bathin dan zahir itu karena bernama Muhammad. Itu rahasia Allah dan Sir namanya, karena nama Rahasia terlalu banyak, Allah namanya, Sifat, Asma, Af’al namanya juga, Muhammad pun namanya juga, sekalinnya nama Allah juga. Adapun yang sebenar benarnya sifat Allah kepada kita, itulah Rahasia sebenar benarnya yang dibicarakan Rahasia yang ada pada kita yang kita ketahui. Adapun tatkala jalan hakikat yang mengata “ALLAHU AKBAR” itu Zat, Sifat, Asma, Af’al tiada hati lagi menyebut dan tiadalah lidah lagi mengata, hanya Sifat, Asma, Af’al yang mengata itu.

Tatkala Allahu Akbar itu yang berbagai bagai didalam sembahyang itu hanya Zat, Sifat, Asma, Af’al, Hayat, Ilmu, Qudrat, Iradat, Itulah yang mengata, tiada hati lagi. Karena yang bernama Zat, Sifat, Asma, Af’al, Hayat, Ilmu, Qudrat, Iradat, itulah nama Rahasia Allah Ta’ala. Maka Rahasia itu yang sebenar benarnya SIRRULLAH. Adapun Rahasia memerintah Ruh, dan Ruh memerintah hati, dan hati memerintah Tubuh, maka berlakulah Tubuh berbagai bagai, sembahyang atau berzikir atau berbagai bagai kehendak, semuanya itu adalah perintah Rahasia. Maka ujar Ma’rifat kita, tatkala berdiri sembahyang itulah yang ada sendirinya, tiada dua atau tiga, hanya Allah Yang Esa, dan yang mengata ALLHU AKBAR itu Rahasianya Allah. Kehendaknya Allah, Memuji diriNya sendiri. FANA : artinya Fana itu, tiadalah kita lagi bertubuh batin dan zahir lagi, dan tiada lagi rasanya hati dan tubuh, hanya Allah yang ada, karena kepada Allah Ta’ala yang bernama Rahasia itu. Kehendaknya , kepada kita menjadi Rasa, maka betapakah kita berkehndak berbagai bagai, karena jikalau tiada rasa, maka betapakah kita berkehendak barbagai bagai, karena Rahasia itulah yang dapat melihat Allah. Dan mendengar Allah, dan yang dapat mengenal Allah, dan yang dapat memuji Allah, dan yang hendak berbagai bagai itu Rahasia Allah, kepada kita menjadi rasa yang ber daging atau berbagai bagai itu Rahasia Allah Ta’ala.

No comments