Breaking News

tembang " LIR ILIR " - Kidung AHLUL KISA untuk Indonesia















MENAFSIR TEMBANG "LIR-ILIR" MENAFSIR KIDUNG AHLUL KISA UNTUK NEGERI INDONESIA

Tembang dolanan ”ilir-ilir ” adalah pesan abadi Sunan Ampel kepada bangsa ini
Untuk selalu meneladani ahlul Kisa (Muhammad, Ali, Fatimah, Hasan dan Husain)
Dengan Ilir-ilir internalisasi keindoneisaan dipompakan
Dengan ilir-ilir kesadaran pada licinya kehidupan disentakan
...
Agar
...
Reformasi Indonesia, Indonesia bisa dan Restorasi Indonesia tak hanya berhenti pada slogan belaka

Dengarkan kembali Kidung Ahlul Kisa...

Lir.... ilir

ilir.... ilir

tandure wus sumile

tak ijo royo-royo tak sengguh temanten anyar

Cah angon.... cah angon

penekno blimbing kui

lunyu-lunyu penekno kanggo mbasuh dodo iro

dodo iro... dodo iro

kumitr bedahing pinggir

dondomono jlumathono

kanggo sebo mengko sore

yo surako surak hio....

(bangunlah... kalian .... bangunlah

lihatlah tanaman sudah mulai tumbuh

menghijau melambai bagaikan lambaian gembira pengantin baru

Hai para gembala

panjatlah pohon belimbing itu

meskipun licin tetaplah engkau panjat

untuk menyegarkan dahaga dalam dadamu

Lihatlah dadamu...

bila ia terkoyak berlubang dipinggirnya

jahitlah dan rawatlah

agar sore hari engkau bisa menghadap dengan gembira

dengan sorakan yang penuh suka dan cita)

LIR ILIR... LIR ... ILIR TENDURE WUS SUMILE TAK IJO ROYO-ROYO TAK SENGGUH TEMANTEN ANYAR

(bangunlah... kalian .... bangunlah lihatlah tanaman sudah mulai tumbuh menghijau melambai bagaikan lambaian gembira pengantin baru)

Bangunlah... wahai rakyat indonesia bangunlah.,bangunlah dari tidur panjangmu, bangunlah dari mipi burukmu

bacalah negerimu sebagaimana Muhammad membaca (Iqra)...

sadarlah bahwa negerimu ini adalah penggalan sorga, seakan sorga pernah bocor dan mencipratakan keindahanya

dan cipratan itu menjelma menjadi INDONESIA RAYA.....

engaku tidak akan temukan kesuburan sebagaimana tanahmu dikolong negeri manapun....

engaku tidak akan temukan keragaman sumber kekayaan mineral dan hayati di negeri manapun... selain di negerimu

bahkan engkau tidak akan menemukan keragaman suku, ras, budaya, keyakinan, dan golongan seperti yang kalian miliki... di belahan bumi manapun

dengan potensi negerimu kalian dapat menyelenggarakan temanten-temanten pembangunan

engkau bahkan setiap detik dapat mengawinkan ribuan perbedaan dalam negerimu untuk menghasilkan sintesisi baru

inilah negerimu....

inilah keragamanmu

dan inilah kekuatanmu...

CAH ANGON -CAH ANGON PENEKNO BLIMBING KUI LUNYU LUNYU PENEKNO KANGGO MBASUH DODO(T) IRO

(anak gembala panjatlah pohon blimbing itu meskipun licin panjatlah agar sari pati air blimbing dapat dibasuhkan dalam dadamu)

Sunan Ampel menyebut CAH ANGON...(ANAK GEMBALA)....

Beliau tidak menyebut :

Pak RT...Pak Rw... Pak Carik... Pak Modin... Pak ulu-ulu ...Pak Jogoboyo, Pak Lurah...

Tidak pula menyebut

Pak Camat... Pak Bupati... Pak Walikota.... Pak Gubernur... Pak Presiden

Beliau tidak memanggil dalam tembangnya

Pak Kepala Dinas... Pak Dirjen.... Pak Menteri...

Tidak pula

Pak Kombes... Pak Anjun.... Pak Kopral... Pak Jendral

Beliau tidak pula menyebut

Pak Guru... Pak Dosen...Pak Dekan... Pak Purek.... Pak Rektor

Ataupun beliau tidak memanggil

Mas sinom... Mas pelajar.... Mas Mahasiswa

Mas buruh... mas Tani..tidak

Tetapi Bocah Angon... panggilan universal yang dipakai untuk manusia.

Karena hakekat manusia adalah bocah angon... sekurang-kurangnya mereka yang angon dirinya sendiri, hingga angon masyarakat, rakyat, negara dan dunia

Karena itu njeng Sunan memanggil dengan sebutan Cah Angon...

Apapun Predikat hebat yang menyebabkan manusia dipuja-puji

Yang setiap lebaran di tumpleki parcel (setiap lebaran dapat kiriman parcel)

Yang sugehnya mblegedu (kaya sekali)

Yang pinternya njumbul langit (pinter cerdas)

Dia hanyalah Bocah Angon

Bocah angon adalah pengkabulan do’a

Yang tatkala manusia marah pada kegagalan keturunanya

Manusia mengumpat...” nek bodo angon wedhus... po angon bebek wae” (kalau bodoh jadi penggembala kambik atau itik saja)

Tapi Tuhan mengankat prasangak kesal manusia itu dengan menjelmakan mereka tetap menjadi bocah angon yang terhormat

Angon rakyat

Angon murid

Angom duit

Angon sawah

Angon ternak

Angon Mahasiswa

Angon apa saja...

Bahkan sebelum seorang anak manusia diangkat sebagai nabi

Mereka harus lulus di Universitiy Para Penggembala dahulu...

PENEKNO BLIMBING KUI

(Panjatlah Pohon Belimbing Itu)

Sunan Ampel dalam tembangnya memilih belimbing...

Beliau bukan menyebut penekno sawo kui (bukan panjatlah sawo itu)

bukan penekno pelem kui (bukan panjatlah mangga itu)

bukan penekno duren kui (bukan panjatlan durian itu)

bukan penekno jemani kui (panjatlah jemani itu)

bukan penekno Jati kui (bukan panjatlah pohon jati itu)

tapi belimbing.... bergigir LIMA... (Terserah apa tafsir kalian tentang lima, terserah mau kalian othak athik apa saja monggo)

Tapi aku punya tafsir sendiri tentang LIMA yang bermakna Limo Janmo Suci (Lima Manusia Suci)

Muhammad, Ali, Fatimah, Hasan dan Husian

Sunan Ampel seperti bertutur kepada kita...

Engkau tidak dapat nggulowenthah (memelihara) Negerimu yang kaya ini, yang dalam proses perawatanya bakal menemukan kelicinan

Bila engkau tidak megguru kepada Limo Janmo suci itu...

Karena sari pati bilmbing Limo Janmo soci itulah yang akan mengajarkan menempuh jalan yang lurus

Muhammad itu adalah manusia yang sukses menjadi Nabi ... dan nabi yang sukses jadi manusia

Ali itu adalah manusia yang berhasil menjadi washi... dan seorang washi yang sukses menjadi manusia

Fatimah itu adalah anak manusia yang sukses menjadi anak Nabi... dan anak Nabi yang sukses menjadi anak Manusia

Hasan dan Husain itu adalah manusia yang sukses menjadi Imam .... dan Imam yang sukses menjadi manusia...

Agar orang jawa itu senantiasa mengguru kepada Limo Janmo Suci itu

sampai-sampai dalam menetapkan hari pun orang jawa hanya membuat dalam sepasar (lima hari) tidak tujuh hari seperti dalam masehi

Wiridan Sepasar Jawi terdiri dari Pon, Wage, Kliwon, Legi, Pahing.....(lima hari) dan hanya lima hari

Pon... menggambarkan Muhammad... yang pono alias sempurna

Orang-orang jawa kuno dahulu banyak menamakan anaknya dengan nama depan Pon. Pon itu adalah harinya kanjeng Nabi Muhammad SAW dalam pasaran atau harinya orang jawa. Para orang tua berdoa kepada Gusti Allah, bahwa anaknya yang lahir pada hari PON itu kelak kalau sudah dewasa agar bisa PONO atau memeiliki kesempurnaan seperti Rasulullah Muhammad saw

Wage... menggambarkan Ali bin Abi Thalib yang wigig ... yang pemberani dan kuat

Pada saat konggres Pemuda II 28 Oktober 1928, Wage Rudolph Supratman dengan keberanianya menggesekan bolanya untuk memperdengarkan lagu INDONESIA RAYA yang kemudian menjadi lagu kebangsaan nasional Indonesia. Wage Rudolph Supratman itu lahir pada pasaran Wage, harinya Imam Ali, dengan spirit wagenya beliau tersemangati harinya Imam Ali bin Abi Tholib kw.

Kliwon .. dijawa padanan kliwon itu kasih, ia mengambarkan Fatimah yang penuh asih

Asihnya Fatimah itu bukan asih yang melenakan dan membutakan tetapi asihnya Fatimah itu adalah yang ndodoke perkororo nang panggonane (menempatkan sesuatu pada tempatnya” kalau salah yang di beritahu salahnya kalau dikasih tahu tidak juga nurut atau masih ngeyel ya diberi pelajaran. Bukan karena kasih salah bener di diamkan saja. Makanya Fatimah itu pernah memberitahu seorang tokoh hebat… dikasih tau juga tidak ndengerin maka beliau “ngenengke “ (mendiamkan) orang itu sampai beliau wafat.

Pengiring Gusti Retno Dumilah (istri Pangeran Diponegoro) itu ada yang namanya Kliwon dan Sipon, Kompeni Belanda sangat ketakutan dengan para Kliwon-Kliwon yang punya “daya Ngenengke” (daya mendiamkan) yang pernah dilakukan Fatimah yang ternyata sangat ngegirisi itu.

Di Blora ada satu suku anak Jawa yang bernama Masyarakat Samin mereka pernah membuat VOC pusing tujuh keliling, mereka melawan bukan dengan senjata tapi dengan perlawanan “Kliwon”

Kalau Belanda memerintahkan menanam Pisang kepada masyarakat Samin maka mereka rame-rame menanam Pisang bukan tunas pisangnya, sehingga ketika tiba masa panen pisang orang-orang VOC bukanya memperoleh Pisang tetapi kulit pisang yang membusuk, dan masyarakat samin dengan tenang menjawab” lha ndoro sinyo lak dhawuh tanem pisang to, langgeh meniko hasilipun” (Bukanya Tuan Sinyo memerintahkan kami untuk menanam pisang, kalau pisang ditanam ya hasilnya busuk tuan”…Akhirnya Belanda mengalah dan menjelaskan yang dimaksud adalah Wit Gedang…. “Maka rame-rame masyarat Samin kembali menanam bukan tunas Pisang Tetapi Gedebok Pisang (Batang Pisangnya) karena wit gedang (Pohon Pisang) itu adalah Gedebok Pisang bukan tunas Pisang” ketika Belanda datang yang ditemukan adalah Batang Pisang Yang Busuk, masyarakat samin kembali menjawab “Bukanya tuan sinyo memerintahkan kami menanam Pohon Pisang, lha Pohon Pisang itu lak gedebok pisang to ndoro sinyo lha ini hasilnya” begitus seterusnya.. Dengan Gaya Kliwonan ini Masyarakat Samin susah ditundukan dengan mesiu dan meriam… ini adalah gaya perlawananya Kanjeng Ibu Fatimah…

Kliwon telah membuat penjajah pusing… untuk mengatasinya dibuatlah cerita Palsu tentang Kliwon yang identik dengan momedi jawa (hantu jawa) setan, dhemit, tetekan, gendruwo, kunti, banas pati. Pocongan, glundung pringis, thuyul dan lain-lain yang fungsinya untuk mengkonotasikan Kliwon itu menakutkan jelek… dan tidak baik yang tujuanya menjauhkan semangat perlawanan Fatimah dari dada orang-orang jawa…. Untuk itu… kembalilah kepada esensi dan semangat Kliwon yang asli…kliwonanya kaum syiah jawa… bukan kliwon bid’ah hasil racikanya kafir belanda…

Legi ... menggambarkan Imam Hasan yang lembut, pendamai tapi tetap berkarakter dan berkepribadian

Legi itu watak gula, saat ia bersenyawa dengan unsur apapun, meski wujudnya hilang tapi rasanya dominan, ia memberi karakter, memberi watak, memberi kepribadian... begitulah Imam Hasan. Orang-orang Islam (syiah) harus berterimakasih pada Imam Hasan, beliau ini berkorban dengan mengabaikan haknya dengan cara memilih berdamai dengan musuhnya... beliau sangat waskito, bahwa para pengikut sejati Muhammad itu tinggal nyimit (sedikit) kalau dipaksa berperang bisa tumpes kelor (musnah) para pengikut sejati Muhammad sudah banyak yang syahid dipertempuran-pertempuran sebelumnya dan banyak yang gugur akibat diburu oleh musuh-musuh Islam, maka lebih baik beliau berdamai saja. Agar bisa ngesuhi (merawat secara lebih serius) sisa-sisa pengikut peninggalan kakek dan ayahnya ini. Orang-orang ini mesti di didik agar berkarakter dan berkepribadian...

Legi... adalah gula, tetapi tidak semua gula memberikan cita rasa dan karakter manis yang khas, coba kalau sesekali main ke jogja atau solo... mampirlah ke warung coboy, di jogja dinamai angkringan atau warung hik... tanyakan ke penjualnya bagaimana gula yang baik itu.... mereka pasti menjawab bahwa gula yang baik itu adalah gula yang dirubung tawon gulo (di kerumuni dan dihinggapi lebah madu)... Lebah.. makhluk yang disebut dalam Al Qur’an mendapat wahyu selain manusia.... simbolisasi dari jiwa seorang Mukmin.... Imam Hasan dengan perdamaian itu ingin lebih berkonsentrasi mendidik pengikut kakek dan ayahnya ini menjadi gula yang akan diburu oleh makhluk-makluk pencari kebenaran sejati.... bukan makhluk picisan yang... Perhatikan hasil strategi Imam Hasan menjadikan gula-gula bermutu tinggi ini... meski empat belas abad para pengikut kakek dan ayah Imam Hasan, dipisuh-pisuhi (dihujat) orang sejagad... gula itu tetap manis berkarakter dan diburu orang (yang berkarakter pula).... sekarang di negeri inipun butiran-butiran gula bertaburan .... banyak orang merindukan manisnya ilmunya... Pak Jalaludin Rahmat.... Pak Haidar Baqir.... Pak Dimitry Mahayana.... Pak Muhsin Labib... Pak Muasa al kadzim... Pak Hasan Abu Ammar... Pak Hasan Musawa... Pak Umar Ibrahim... Pak Ahmad Barabach...dan lainya... itu semua berkat Imam Hasan....

Terkadang... wujud Gula itu tak terlihat sebegaiamana tidak terlihatnya Imam Hasan... tetapi yang terlihat adalah rasa gula itu... wujud Imam Hasan nyaris tidak dikenali tetapi yang tampak jelas adalah hasil didikan Imam Hasan...

Bangsa ini pernah punya tokoh yang menggunakan cara dan startegi seperti imam Hasan... yang lebih mengedepankan rasa bukan warna... yang memilih garam ketimbang gincu...Beliau adalah Muhammad Hatta... yang terkenal dengan kebijakan rasa... beliau membuat kebijakan dengan ukuran apa yang dirasakan masyarakat... bukan apa yang yang tampak untuk masyarakat... sehingga Hatta sendiri nyaris tenggelam... sementara kebijakanya mengabadi...

Pahing... menggambarkan Husain Pahing itu gabungan dua suku kata Pait dan Hing, Pait aritinya Pahit... gambaran Imam Husain yang menempuh kepahitan untuk menciptakan Hing... yang serba mulia... Oleh karena itu kata Hing selalu digunakan menyertai untuk sebuah julukan kemuliaan misalnya Hingkang sinuwun..

Siti jenar pernah berujar.... ”kalian ini HIDUP tapi sesungguhnya MATI....

Itu adalah tafsir siti jenar atas perjuangan Husain ”Yang KEMATIANYA adalah MENGHIDUPKAN” sedangkan musuhnya ”KEHIDUPANYA adalah KEMATIAN”

Ada gugon tuhon (desas-desus) orang jawa itu kalau dipangku matilah dia (Kalau di berikan fasilitas hilang keberanianya)

Pernyataan itu tidak salah... bahkan itu benar

Maka Siti Jenar memberikan pertingatan pada orang jawa... ”bahwa kalau kalian Ini menjadi orang yang senang dipangku... dan menyangka bahwa Pangkuan itu menghidupkan kalian... memulyakan kalian ... sesungguhnya sangkaanmu itu salah karena sesungguhnya kehidupanmu itu adalah Kematianmu”

Lebih baik pilihlah pahing... yang pahit... untuk mendapatkan hing... yang mematikan... tetapi menghidupkan...”


Jadi orang-orang tua di jawa dahulu... mengharapkan... jika anak-anak dan cucu mereka komitmen dengan mengikuti Limo Janmo Suci Itu insya Allah kelak mereka mendapatkan gelar Hingkang Sinuwun Panderek Sejati Muhammad Saking Jawi...

Di Dunia Pewayangan, Sunan Kalijogo mencipta tokoh kebaikan hanya LIMA yang diberi nama PANDAWA yang watak dan kepribadiannya merujuk pada

LIMA Ahlul Kisa

Yudistiro yang berdarah putih bersenjatakan Jamus Kalimo sodo... adalah manifestasi Muhammad karena Jamus Kalimo sodo adalah pribumisasi dari dua kalimat syahadat...

Werkudoro yang gagah berani adalah manifestasi Ali bin Abi Tholib... werkudoro itu punya senjata namanya Godo Rujak Polo dan Kuku Panca Naka...

Godo artinya Gada.. pemukul dari besi

Rujak.... artinya rujak... salad jawa yang dibuat dari campuran bermacam-macam buah-buahan yang dibumbui pedas manis

Polo... artinya otak.. lebih tepatnya pikiran

Maka Godo Rujak Polo adalah alat pemukul yang akan melumerkan pikiran-pikiran yang beku...

Coba disimak yang termuat dalam Nahjul Balaghah yang memuat pikiran Imam Ali bin Abi Thalib.... maka pikiran si pembaca yang semula beku mendadak lumer cair... dan cerdas.. itu karena si pembaca baru saja digodo... di lumerkan pikiranya....

Kuku Pancanaka

Kuku... artinya kuku pada jari

Panca ... artinya lima

Naka... artinya kuku juga

Maka kuku panca naka artinya kuku-kuku yang terlihat...

Coba diutak utik bagaimana supaya kuku terlihat

Apakah ditegakan .... yang melihat kuku hanya sebelah samping...

Apakah di tengadahkan... kuku tidak terlihat... karena hanya dari bawah bisa melihat

Apakah di telungkupkan...ya... ditelungkupkan karena semua sudut akan melihat

Itu artinya Imam Ali dengan kuku panca nakaknya itu adalah simbol imam Ali adalah suka memberi... menolong...

bahkan menolongnga bukan mban cindhe mab ciladan (pilih kasih) hanya orang samping-samping saja yang diberi...

bukan itu bukan kuku panca naka... tapi kuku panca iring naka

Maka... jadilah tangan-tangan itu taberi (suka memberi dan menolong sesama tanpa pilih kasih) karena denganya tembayatan (persaudaraan) dapat dirajut (di dondomi)

Arjuna yang sebagai pengejawantahan Fatimah Arjuno bersenjatakan Pasopati... panah yang memiliki alat pengendali... Fatimah itu memiliki senjata berupa pidato-pidato yang akan memanah siapapun yang mengacak-acak tatanan Al Qur’an yang sudah di ajarkan ayahandanya... dan Pidatonya itu fasih... terkendali... dan pasopati-pasopati.. menghunjam ke sanubari....

Mutahari pernah berkata... dakwah yang baik itu adalah dakwah yang mampu menembus pikiran dan melembutkan hati seperti dua mata gunting yang bekerja sekaligus... itulah Godo Rujak Polo dan Pasopati...

TNI AL RI pernah memiliki kapal selam yang dinamai Pasopati... senjatanya Fatimah... yang lesatanya menciutkan nyali musuh...

Dan dua anak kembar Nagkula dan Sadewa ... ia manifestasi Hasan dan Husain

Berhari-hari para founding Father’s negeri ini bersidang dalam forum BPUPKI untuk merumuskan idiologi dasar negara Indonesia

Pikiran para cendikia dan ulama diperas habis-habisasan untuk menggali kepribadian luhur bangsa indonesia

Dan

Ketemunya juga hanya LIMA

Dan kemudian dinamakan dengan PANCASILA

Idiologi dasar Negara Indonesia

Ketuhanan... adalah lambang Muhammad yang memperjuangkan ketahuidan

Kemanusiaaa... adalah sanepan dari Ali bin Abi Thalib yang sepanjang hidupnya berjuang agar manusia tetap menjadi manusia

Persatuan... adalah Fatimah karena fatimahlah yang menyatukan kembali tinggalan ayahnya yang akan diceraiberaikan

Kerakyatan... adalah Hasan... karena perdamaian Hasan itu bervisi kerakyatan

Keadilan... adalah Husain... karena perjuangan Husain adalah untuk keadilan... karena perjuangan Husain untuk hidupnya keadilan

Jika bangsa ini bertanya SIAPA CONTOH KONKRIT MANUSIA PANCASILAIS SEJATI ITU ? Jawabnya adalah Ahlul Kisa...

Maka jadilah seperti mereka maka engkau menjadi manusia yang BERPANCASILA....

LUNYU-LUNYU PENEKNO KANGGO MBASUH DODO IRO

(Panjatlah meski licin.. agar engkau dapat mengambil sari patinya untuk melegakan dadamu)

Sunan Ampel sepertinya memahami kesulitan kita saat ini ...beliau bertutur

Wahai kalian... memang kalian akan menemui kesulitan untuk mencerap sari pati mata air kecemerlangan Lima Manusia Suci itu

Akan dicaci...

Akan dihujat...

Akan disemati dengan gelaran-gelaran yang tidak mengenakan

Akan dituduh-tuduh

Akan..

Dan

Akan

Tapi tetaplah memanjat... dan panjatlah... lunyu.. lunyuk penekno.. raihlah belimbing itu

Karena dadamu membutuhkan sari pati mata air kecemerlangan lima manusia suci itu...

Karena negaramu membutuhkan sari pati mata air kecemerlangan kalian yang dibasuh

Karena rakyat membutuhkan perasan belimbing yang tertampung dalam dada kalian...

Panjatlah... dan terus panjatlah

Agar dadamu yang rindu redam itu... dapat engkau basuh dengan nira sari pati belimbing Ahlul Kisa...

DODO IRO DODO IRO KUMITER BEDAHING PINGGIR

(Dadamu berlubang sobek pinggirnya)

Adalah kewajaran bila dalam perjalanan yang licin itu... dada kalian sesak

Itu hanyalah luka kecil...

Dan ketahuilah bahwa ilmu iku kalakone kanti laku... (Ilmu itu diperoleh dengan upaya yang sungguh-sungguh)

Apapun sakitnya tahanlah

Lebih baik merasakan pahitnya meraih ilmu

Daripada menikmati manisnya kebodohan


DONDOMONO JLUMATANA KANGGO SEBO MENGKO SORE

(Jahitlah dam rawatlah untuk menghadap sore nanti)


Sunan Ampel menyebut Dondomono (jahitlah) bukan Tambakno (Berobatlah)

Dondomono berarti kemandirian…

Tambakno berarti keterlibatan atau kecampur tanganan…


Dondomono itu menyatukan secara mandiri...

Seperti Lima Manusia itu menyatukan...

Maka seorang bocah angon yang akan merawat negeri cipratan sorga ini

Harus menyatukan potensi-potensi… bukan semuanya di pasrahke secara bongkoan (diserahkan secara total) kepada asing


Seperti Imam Husain

Beliau ini menyatukan secara mandiri...

Beliau ini bukan hanya milik orang Islam

Imam Husain itu milik semua agama... milik semua bangsa...

Imam Husain itu bukan hanya ditangisi sedikit orang Islam

Tapi ditangisi

Orang Kristen

Orang Katolik

Orang Hindu

Orang Budha

Orang Kong Huchu

Orang dari manapun


Dondomono adalah meneladani Husain

Tak perduli dari keyakinan manapun...

Karaena semua keyakinan, aliran, suku, agama bersatu karena penderitaan Husain...

dan Husain adalah pereket yang diciptakan Tuhan untuk menyatukan perbedaan...


Beruntunglah kepada umat Islam karena Ahlul Kisa itu mewariskan taqiyah

Karena taqiyah bermakna keselarasan...

Karena taqiyah bermakna menghormati perbedaan

Dengan membiarkan keyakian kita disimpan dalam lokus pribadi

Dan mengikuti apa yang lazim di lingkungan


Saking kagumnya sama konsepsi taqiyah

Orang jawa perlu membuat topi bernama Blangkon

Sesuatu yang menghias kepala

Agar dia selalu ingat konsep agung taqiyah

Blankon itu simbolisasi Taqiyah

Karena manusia yang arif dan bijaksana itu harus menggumpalkan pandangannya di belakang

Manakala disekitarnya belum siap menerima perbedaan

Dan membiarkan dirinya menyelaraskan dengan sekitarnya

Karena Taqiyah maka orang jawa harus

Biso o rumoangsa (bisalah membaca sekelilingmu)

Bukan

Rumongso biso ( bukan merasa lebih pintar, lebih sholeh, lebih islami, lebih...)

Maka ketika orang jawa memakai belangkon

Maka ia dingintakan untuk selalu bertaqiyah

Selalu untuk bisa rumangso....



Karena dengan bisa rumongso

Maka ndodomi bedahing dodo itu lebih mudah

Bahkan jarum-jarum perbedaan itu akan

Membentuk jahitan yang satu dan yang lain menjadi kuat dan sentausa...

KANGGO SEBO MENGKO SORE YO SURAKO SURAK HIO

(Untuk menghadap sore nanti dengan sorakan penuh suka Cita)

Jika bangsa ini telah sukses mencerap sari pati Lima Manusia Suci Itu

Maka suka cita akan diperoleh

Suka cita di dunia

Dengan terciptanya tatanan yang toto tentre maka gemah ripah lohjinawi dan kertoraharjo dapat tercapai...

Kanjeng Nabi pernah bersabda ”jika bangsanya Salmanlah kelak yang akan membawa Islam menjadi mendunia”

Njeng sunan Ampel ingin agar bangsa indonesia ini juga menjadi harum namanya seperti bangsanya salman

Dan kelak usai umur semesta berakhir...

Kesuksesan bangsa ini dalam mengambil sari pati Limo Janmo Suci itu

Justru akan di umumkan oleh Tuhan sendiri

Bila bangsa ini serius meneladani Lmo Janmo Suci itu


”Hai Manusia...

Bahwa.. saat alam semesta belum berakhir..

Ada sebuah bangsa yang hebat karena kecintaanya dan kemauannya meneladani

Makhluk yang paling Aku Cintai ... Muhammad... Ali... Fatimah... Hasan... dan Husain

Bangsa itu adalah

I N D O N E S I A

No comments