Breaking News

Keutamaan Nasab Keluarga Rasulullah SAW

Keutamaan Nasab Keluarga Nabi SAW 

Keturunan Nabi SAW memiliki tanggung jawab yang lebih besar dari orang lain karena telah diberi anugrah sebagai keturunan Rasulullah saw. Sebagai keluarga yang masuk dalam ahlul bait Rasul maka setiap dosa yang dilakukan dilipat gandakan, berbeda dengan orang lain. Akan tetapi mereka juga mendapatkan jaminan dari rasulullah karena rasulullah sendiri pernah bersabda “ setiap nasab dan hubungan akan terputus di hari kiamat kecuali nasabku dan hubunganku”(Baihaqi) maka jangan disia-siakan hubungan ini apalagi sampai putus, jika putus sama saja dengan memutus hubungan antara Rasul dan anak-anak mereka sendiri. Karena jalur nasab adalah melalui jalur ayah kecuali Anak-anak Sayidatuna Fatimah maka Rasulullah adalah ayah mereka sebagaimana telah diterangkan dalam hadits “Dari Umar, berkata, aku mendengar Rasulullah saw bersabda, setiap anak dari seorang wanita dinisbatkan kepada ayahnya kecuali anak Fatimah karena sesungguhnya akulah ashabah mereka dan akulah ayah mereka”(Thabrani). Para ulama bilang kekhususan ini Cuma bagi sayidina hasan dan Husain saja, sedang keturunan sayidaina Hasan atau Husain yang perempuan kalo nikah sama yang bukan ahlilbait nasab mereka ga bisa nyambung sama Rasulullah.

Orang-orang banyak yang ga percaya mengenai kegunaan nasab, mereka bilang semua manusia kan sama di hadapan Allah, yang bedakan Cuma takwa. Sesuai dengan firman Allah SWT :

{إِنَّ أَكْرَمَكُمْ عِنْدَ اللَّهِ أَتْقَاكُمْ إِنَّ اللَّهَ عَلِيمٌ خَبِيرٌ} [الحجرات: 13]

“Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling taqwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha mengetahui lagi Maha Mengenal” (Al Hujurat : 13 )

                                                  
Yah itu benar, tapi itu bukan berarti bahwa Allah tidak boleh memberikan keistimewaan kepada yang orang yang dikehendakinya, oleh karena itu Nabi SAW bersabda :

إِنَّ اللَّهَ اصْطَفَى كِنَانَةَ من وَلَدِ إسماعيل وَاصْطَفَى قُرَيْشًا من كِنَانَةَ وَاصْطَفَى من قُرَيْشٍ بَنِي هَاشِمٍ وَاصْطَفَانِي من بَنِي هَاشِمٍ )صحيح مسلم - 4 / 1782)

“Sesungguhnya Allah memilih Bani Kinanah dari keturunan Ismail, dan memilih Quraisy dari kinanah dan memilih Bani Hasyim dari quraisy dan memilih aku dari Bani Hasyim” (HR Muslim)


Hadits Ini menunjukkan keutamaan nasab Quraisy dan Bani Hasyim, dibandingkan dengan suku lainnya jelas keutamaan di sini semata-mata dari segi keturunan saja.

Manfaat hubungan nasab dengan orang shaleh juga dijelaskan dalam ayat :

{ وَأَمَّا الْجِدَارُ فَكَانَ لِغُلَامَيْنِ يَتِيمَيْنِ فِي الْمَدِينَةِ وَكَانَ تَحْتَهُ كَنْزٌ لَهُمَا وَكَانَ أَبُوهُمَا صَالِحًا فَأَرَادَ رَبُّكَ أَنْ يَبْلُغَا أَشُدَّهُمَا وَيَسْتَخْرِجَا كَنْزَهُمَا رَحْمَةً مِنْ رَبِّكَ وَمَا فَعَلْتُهُ عَنْ أَمْرِي ذَلِكَ تَأْوِيلُ مَا لَمْ تَسْطِعْ عَلَيْهِ صَبْرًا } [الكهف: 82]



“Adapun dinding rumah adalah kepunyaan dua orang anak yatim di kota itu, dan di bawahnya ada harta benda simpanan bagi mereka berdua, sedang ayahnya adalah seorang yang saleh, Maka Tuhanmu menghendaki agar supaya mereka sampai kepada kedewasaannya dan mengeluarkan simpanannya itu, sebagai rahmat dari Tuhanmu” ( Al Kahfi : 82)



Kedua anak yatim tersebut hartanya terjaga karena kesholehan orang tua mereka, diceritakan oleh sebagian ahli tafsir bahwa yang dimaksud dengan ابوهما (ayahnya) dalam ayat adalah kakek ketujuh mereka. Jika ini keadaan mereka maka bagaimana dengan keadaan keturunan pemimpin para shalihin, Rasulullah saw.



Kalau bukan karena keutamaan hubungan dengan Rasulullah, mengapa keluarga Rasulullah dilarang menerima zakat sedangkan orang lain boleh???, mengapa keluarga Rasulullah diberi seperlima dari seperlima harta fa`I

ini sesuai dengan perkataan Nabi kepada cucunya ketika mengeluarkan kurma zakat dari mulutnya :



أَمَا عَلِمْتَ أَنَّ آلَ مُحَمَّدٍ صلى الله عليه وسلم لَا يَأْكُلُونَ الصَّدَقَةَ  ) صحيح البخاري - (2 / 541(



“Apakah engkau tahu bahwa keluarga Muhammad tidak memakan shadaqah (zakat)” (HR Bukhari)



Mengapa hanya ahlul bait yang Allah janji untuk mensucikannya dalam Al Quran :



 إِنَّمَا يُرِيدُ اللَّهُ لِيُذْهِبَ عَنْكُمُ الرِّجْسَ أَهْلَ الْبَيْتِ وَيُطَهِّرَكُمْ تَطْهِيرًا (33) [الأحزاب/33[

Sesungguhnya Allah bermaksud hendak menghilangkan dosa dari kamu, Hai ahlul baitdan membersihkan kamu sebersih-bersihnya. (QS al Ahzab: 33)

Dan dalam akhir wasiatnya Rasulullah memerintahkan para sahabat untuk menjaga dan selalu berpegang teguh pada keturunannya :

« أَمَّا بَعْدُ أَلاَ أَيُّهَا النَّاسُ فَإِنَّمَا أَنَا بَشَرٌ يُوشِكُ أَنْ يَأْتِىَ رَسُولُ رَبِّى فَأُجِيبَ وَأَنَا تَارِكٌ فِيكُمْ ثَقَلَيْنِ أَوَّلُهُمَا كِتَابُ اللَّهِ فِيهِ الْهُدَى وَالنُّورُ فَخُذُوا بِكِتَابِ اللَّهِ وَاسْتَمْسِكُوا بِهِ ». فَحَثَّ عَلَى كِتَابِ اللَّهِ وَرَغَّبَ فِيهِ ثُمَّ قَالَ « وَأَهْلُ بَيْتِى أُذَكِّرُكُمُ اللَّهَ فِى أَهْلِ بَيْتِى أُذَكِّرُكُمُ اللَّهَ فِى أَهْلِ بَيْتِى أُذَكِّرُكُمُ اللَّهَ فِى أَهْلِ بَيْتِى ». )صحيح مسلم - ج 7 / ص 122)

“ Amma Ba`du, Perhatikanlah wahai manusia !!! Aku hanyalah seorang manusia, hampir tiba saatnya datang utusan Tuhan padaku dan aku menyambutnya.  Sesungguhnya aku meninggalkan untuk kalian dua hal besar, yang pertama adalah kitabullah, di dalamnya terdapat petunjuk dan cahaya maka ambil dan berpegang-teguhlah dengannya”kemudian beliau menjelaskan mengenai al Quran, kemudian beliau berkata “ Dan Ahli Baitku aku peringatkan kalian mengenai Ahlulbaitku, aku peringatkan kalian mengenai ahlulbaitku, aku peringatkan kalian mengenai ahlulbaitku”(HR Muslim)

Mengapa Al Mahdi, berasal dari keturunannya

المهدي من عترتي ( ولد الرجل لصلبه ) من ولد فاطمة " )سنن أبي داود - ج 2 / ص 509(

“ Al Mahdi dari keturunanku dari putra Fatimah”(Abu DAwud)

Semua Ulama dari zaman sahabat dan para salaf sepakat mengenai keutamaan nasab ini. Hanya orang-orang bodoh saja yang tidak melihat ini.

Akan tetapi bukan berarti keluarga Nabi SAW boleh berlaku seenaknya, justru mereka harus bertindak sesuai dengan martabatnya sebagai keluarga nabi saw, Bahkan jika mereka berbuat dosa, dosa kita dilipat gandakan Allah berfirman :

يَا نِسَاءَ النَّبِيِّ مَنْ يَأْتِ مِنْكُنَّ بِفَاحِشَةٍ مُبَيِّنَةٍ يُضَاعَفْ لَهَا الْعَذَابُ ضِعْفَيْنِ وَكَانَ ذَلِكَ عَلَى اللَّهِ يَسِيرًا (30)  [الأحزاب/30[

30.  Hai isteri-isteri nabi, siapa-siapa di antaramu yang mengerjakan perbuatan keji yang nyata, niscaya akan di lipat gandakan siksaan kepada mereka dua kali lipat. dan adalah yang demikian itu mudah bagi Allah.. (QS al Ahzab: 30)

Oleh karena itu keluarga dan keturunan Nabi SAW bukan hanya tidak boleh melakukan hal-hal yang tidak boleh dilakukan oleh kaum muslim biasa akan tetapi juga harus menjaga diri dari segala perbuatan yang tidak layak dilakukan oleh keluarga dan keturunan Nabi. Itulah bentuk syukur mereka karena telah Allah pilih sebagai keluarga dan keturunan Rasulullah SAW.

No comments