"Kefakiran dekat dengan kekafiran"-Fatwa Kehidupan
Orang umum banyak yang mentafsirkan fakir dalam hal itu sebagai fakir harta. Argumen ini dibangun dari ulama yang materialistis, dgn pemahaman bahwa kalau miskin/fakir orang akan cendrung menghalalkan segala cara, mencuri, suka menjarah, brutal dsb..... Pertanyaannya, apakah kalau kaya, orang tidak akan cendrung sombong, angkuh, riya, suka menindas dan menganiaya orang lain??.... yah, sama saja fakir atau kaya jika demikian.
Yang dimaksud "fakir" yang sebenarnya dlm hal itu tidak ada sangkut pautnya dengan harta, tapi fakir/miskin hati, miskin iman. itulah yang memang dekat dengan kekafiran.
Adanya menelan mentah-mentah suatu dalil tanpa pemahaman yang mendalam akan mendorong orang untuk bersifat materialistis. Lalu orang akan berfikir bahwa kaya = disayang Tuhan, makanya dibikin enak, miskin = dibenci Tuhan, makanya sengsara. Pada gilirannya sifat materialistis tersebut akan membuat orang2 secara batiniahnya mendewa-dewakan uang, mempertuhankan uang, meski secara lahiriahnya menyembah Allah, tapi batinnya menyembah uang. Uang menjadi seolah sekutu bagi Allah, yang menimbulkan kesyirikan halus dlm hati.
Bukan, bukan fakirnya harta yg dimaksud, tetapi fakirnya hati, fakirnya imanlah yang mendekatkan kepada kekafiran.
No comments
Post a Comment