Memperingati “kesyahidan” Fatimah Az Zahra-SYIAHALI
Histeris Rakyat Iran Memperingati “kesyahidan” Fatimah Az Zahra Yang Wafat karena Di Pukul Perutnya Hingga Keguguran Lalu Sakit Parah Hingga Wafat !!! Ya Nabi SAW Puterimu Di Zalimi !!!!!!!!!! Allahu Akbar
Histeris Rakyat Iran Memperingati “kesyahidan” Fatimah Az Zahra Yang Wafat karena Di Pukul Perutnya Hingga Keguguran Lalu Sakit Parah Hingga Wafat !!!
Umar menendang pintu dan pintu, Fatimah jatuh tertimpa pintu, -tanpa patah tulang-
Fatimah mendorong pintu agar menghalangi mereka masuk, Umar menendang pintu hingga terlepas dan mengenai perut Fatimah hingga Muhsin gugur dari perut ibunya.
Fatimah mendorong pintu agar menghalangi mereka masuk, Umar menendang pintu hingga terlepas dan mengenai perut Fatimah hingga Muhsin gugur dari perut ibunya.
Multaqal Bahrain hal 81, Al Jannah Al Ashimah hal 251
Umar menggunakan pedang dan cambuk tanpa menyentuh pintu
Fatimah berteriak Wahai Ayahku, Wahai Rasulullah, lalu Umar mengangkat pedang yang masih di sarungnya dan memukul perut Fatimah, lalu Fatimah berteriak lagi, wahai ayahku, lalu Umar mencambuk tangan Fatimah, Fatimah memanggil Wahai Rasulullah, betapa buruk penggantim, Abubakar dan Umar, Ali melompat dan mencengkeram baju Umar dan membantingnya, dan memukul hidung serta lehernya. Ali berniat membunuh Umar tetapi dia teringat wasiat Rasulullah Shallallahu Alaihi wasallam.
Fatimah berteriak Wahai Ayahku, Wahai Rasulullah, lalu Umar mengangkat pedang yang masih di sarungnya dan memukul perut Fatimah, lalu Fatimah berteriak lagi, wahai ayahku, lalu Umar mencambuk tangan Fatimah, Fatimah memanggil Wahai Rasulullah, betapa buruk penggantim, Abubakar dan Umar, Ali melompat dan mencengkeram baju Umar dan membantingnya, dan memukul hidung serta lehernya. Ali berniat membunuh Umar tetapi dia teringat wasiat Rasulullah Shallallahu Alaihi wasallam.
Kitab Sulaim bin Qais , jilid 3 hal 538
Fatimah didorong di pintu, tanpa ditendang, tanpa pedang, cambuk atau paku
Al Mas’udi, seorang ahli sejarah mengatakan : Amirul Mu’minin Ali tinggal di rumahnya beserta beberapa pengikutnya, seperti yang dipesankan oleh Rasulullah, lalu mereka menuju rumah Ali dan menyerbunya, membakar pintu rumah dan memaksa orang yang di dalamnya untuk keluar, mereka mendorong Fatimah di pintu hingga janinnya gugur, mereka memaksa Ali untuk berbaiat dan Ali menolak, dan mengatakan : aku tidak mau, mereka mengatakan : kalau begitu kami akan membunuhmu, Ali mengatakan: jika kalian membunuhku maka aku adalah Hamba Allah dan saudara RasulNya. Lihat Itsbatul Washiyyah hal 123.
Al Mas’udi, seorang ahli sejarah mengatakan : Amirul Mu’minin Ali tinggal di rumahnya beserta beberapa pengikutnya, seperti yang dipesankan oleh Rasulullah, lalu mereka menuju rumah Ali dan menyerbunya, membakar pintu rumah dan memaksa orang yang di dalamnya untuk keluar, mereka mendorong Fatimah di pintu hingga janinnya gugur, mereka memaksa Ali untuk berbaiat dan Ali menolak, dan mengatakan : aku tidak mau, mereka mengatakan : kalau begitu kami akan membunuhmu, Ali mengatakan: jika kalian membunuhku maka aku adalah Hamba Allah dan saudara RasulNya. Lihat Itsbatul Washiyyah hal 123.
Umar menyerbu rumah Ali bersama tiga ratus orang.
Diriwayatkan mengenai penyebab wafatnya Fatimah : Umar bin Khattab menyerang rumah Ali dan Fatimah bersama tiga ratus orang. Lihat dalam kitab Al Awalim jilid 2 hal 58
Diriwayatkan mengenai penyebab wafatnya Fatimah : Umar bin Khattab menyerang rumah Ali dan Fatimah bersama tiga ratus orang. Lihat dalam kitab Al Awalim jilid 2 hal 58
Umar memukul Fatimah di jalan, bukan di rumah
Fatimah berhasil meminta surat dari Abubakar yang berisi pengembalian tanah Fadak pada Fatimah, ketika di jalan Fatimah bertemu Umar dan kemudian Umar bertanya: wahai putri Muhammad, surat apa yang ada di tanganmu? Fatimah menjawab: surat dari Abubakar tentang pengembalian tanah Fadak, Umar berkata lagi : bawa sini surat itu, Fatimah menolak menyerahkan surat itu, lalu Umar menendang Fatimah
Amali Mufid hal 38, juga kitab Al Ikhtishash
Fatimah berhasil meminta surat dari Abubakar yang berisi pengembalian tanah Fadak pada Fatimah, ketika di jalan Fatimah bertemu Umar dan kemudian Umar bertanya: wahai putri Muhammad, surat apa yang ada di tanganmu? Fatimah menjawab: surat dari Abubakar tentang pengembalian tanah Fadak, Umar berkata lagi : bawa sini surat itu, Fatimah menolak menyerahkan surat itu, lalu Umar menendang Fatimah
Amali Mufid hal 38, juga kitab Al Ikhtishash
Fatimah dicambuk.
Yang disesalkan adalah mereka memukul Fatimah Alaihassalam, telah diriwayatkan bahwa mereka memukulnya dengan cambuk
Talkhis Syafi jilid 3 hal 156
Yang disesalkan adalah mereka memukul Fatimah Alaihassalam, telah diriwayatkan bahwa mereka memukulnya dengan cambuk
Talkhis Syafi jilid 3 hal 156
Punggungnya dicambuk dan dipukul dengan pedang.
Lalu Miqdad berdiri dan mengatakan : putri Nabi hampir meninggal dunia, sedang darah mengalir di punggung dan rusuknya karena kalian mencambuknya dan memukulnya dengan pedang, sedangkan di mata kalian aku lebih hina dibanding Ali dan Fatimah
Ahwal Saqifah/ Kamil Al Baha’I, Hasan bin Ali bin Muhamamd bin Ali bin Hasan At Thabari yang dikenal dengan nama Imadudin At Thabari, jilid 1 hal 312
Lalu Miqdad berdiri dan mengatakan : putri Nabi hampir meninggal dunia, sedang darah mengalir di punggung dan rusuknya karena kalian mencambuknya dan memukulnya dengan pedang, sedangkan di mata kalian aku lebih hina dibanding Ali dan Fatimah
Ahwal Saqifah/ Kamil Al Baha’I, Hasan bin Ali bin Muhamamd bin Ali bin Hasan At Thabari yang dikenal dengan nama Imadudin At Thabari, jilid 1 hal 312
Jamadil Awal, bulan yang berkah ini mengandungi hari kesedihan buat
pencinta Ahlulbait(as), bunda kepada Hassanain, Qurrata ainar Rasul,
dan penyambung antara Nubuwwah dan Imamah
.
Seperti biasa, di mana-mana sahaja ada pengikut Ahlulbait(as), maka
akan di adakanlah majlis peringatan hari kesedihan ini. Di bawa ini
ialah majlis yang dihadiri oleh Ayatollah Khamenei dan pemuka-pemuka
politik di Iran.
Ini pula di Qom, yang dihadiri oleh para Marja’, antaranya, Ayatollah
Saafi Gulpaigani, Wahid Khurasani dan Ali al Milani. Perhatikan
bagaimana orang Syiah berinteraksi dengan ulama mereka, menunjukkan
peranan penting ulama dalam sistem sosial masyarakat Syiah, dan
perhatikan juga cara mereka dalam mengenang tragedi kepada
Ahlulbait(as).
Ya Nabi SAW Puterimu Di Zalimi !!!!!!!!!! Allahu Akbar
Wow, tidak syak lagi, mereka memang mencintai Ahlulbait(as) samada
dari percakapan atau perbuatan. Kat Malaysia ramai orang mengaku cinta
Ahlulbait(as) jugak, tapi hampeh, tiada sebarang majlis diadakan di
masjid-masjid, of course, kecuali penduduk Syiah di Malaysia la.
Hujjatul Islam Moawenian dalam ceramahnya menceritakan kisah berikut. Ulama besar Syiah, Allamah Amini, menyampaikan sebuah pertanyaan sederhana di hadapan para ulama ahlusunah: Siapakah imamnya Fatimah binti Muhammad?
Ada sebuah kisah nyata tentang Allamah Amini (penulis kitab al-Ghadir). Allamah Amini diundang oleh para ulama suni dalam sebuah acara makan malam ketika beliau ada di Mekah
atau Madinah. Pertama kalinya beliau menolak, tapi mereka memaksa.
Namun kemudian, beliau menerima dengan satu syarat bahwa dia hanya
datang untuk makan malam, bukan diskusi, karena pandangan beliau sudah
dikenal. Mereka menerima persyaratannya. Mereka mengatakan kalau beliau
datang, barulah akan dipikirkan apa yang akan dilakukan.
Dalam pertemuan tersebut terdapat sekitar 70-80 ulama besar suni yang
menghafal antara 10-100 ribu hadis yang ada. Setelah mereka makan,
mereka ingin mengajaknya terlibat dalam diskusi dan dengan cara ini
mereka dapat membuatnya terdiam. Tapi Allamah Amini mengingatkan mereka
tentang peraturan bahwa dia datang hanya untuk makan malam.
Salah satu di antara mereka kemudian mengatakan bahwa akan lebih baik
jika masing-masing di antara yang hadir dapat mengutipkan sebuah hadis.
Dengan cara ini, allamah juga akan terlibat menyampaikan hadis dan
hadis tersebut dapat membantu mereka untuk memulai diskusi. Semuanya
menyampaikan sebuah hadis sampai akhirnya giliran Allamah Amini. Mereka
memintanya untuk menyampaikan sebuah hadis dari Nabi Muhammad saw.
Allamah mengatakan tidak masalah, tapi dia akan menyampaikan sebuah
hadis dengan satu syarat: setelah hadis disampaikan, masing-masing dari
kalian harus menyampaikan pandangan tentang sanad dan kebenaran hadis
tersebut. Mereka menerimanya.
Kemudian, beliau menyampaikan bahwa Nabi Muhammad saw. bersabda:
“Siapa yang tidak mengenal imam zamannya kemudian meninggal, maka
meninggalnya sama seperti pada masa jahiliah.”
من مات و لم يعرف إمام زمانه مات ميتة جاهلية
Kemudian ia bertanya kepada masing-masing dari mereka tentang
kebenaran hadis tersebut. Mereka semua menyatakan bahwa hadis tersebut
benar dan tidak ada keraguan tentangnya dalam semua kitab rujukan suni.
Kemudian allamah mengatakan bahwa kalian semua sepakat tentang
kebenaran hadis ini. “Baiklah, saya mempunyai satu pertanyaan. Katakan
kepada saya apakah Fatimah mengenali imamnya? Lalu siapakah imamnya?
Siapakah imamnya Fatimah?”
Tidak ada yang menjawabnya. Mereka semua terdiam dan setelah beberapa lama satu per satu meninggalkan tempat. “Allah
mengetahui bahwa saya melakukan diskusi ini dengan ulama suni di
Masjidilharam dan dia adalah orang yang sangat ahli dan berpengetahuan.
Dia hanya tertawa. Aku tanyakan kepadanya jawaban pertanyaan saya, tapi
dia hanya tertawa.”
Saya mulai marah dan mengatakan padanya, “Apa yang Anda tertawakan?”
Dia menjawab, “Saya menertawakan diri saya sendiri.” Saya tanya,
“Benarkah?” Dia menjawab, “Ya.” Saya tanya lagi, “Mengapa?”
“Karena saya tidak tahu bagaimana menjawab pertanyaan Anda. Jika saya
katakan Fatimah tidak mengenal imam pada zamannya, itu berarti dia
wafat sebagai orang kafir. Tapi tidak mungkin pemimpin para wanita di
dunia ini tidak mengenal imamnya. Tidak pernah mungkin!”
“Jika Fatimah mengenal imamnya, bagaimana saya bisa mengatakannya?
Misal Abu Bakar adalah imamnya, tetapi Bukhari dalam kitabnya menuliskan
fakta bahwa Fatimah wafat dalam keadaan marah… Tidak mungkin bagi
Fatimah untuk marah kepada imamnya!”
Fatimah
adalah alasan terkuat kami. Karena Fatimah, tidak ada tempat untuk
menyembunyikan kebenaran. Karenanya, menghidupkan nama Fatimah dan
menangis untuk kesyahidahannya adalah seruan kepada tauhid. Menangis
untuk Fatimah, pintu dan rumahnya yang terbakar adalah menangis untuk Alquran yang juga terbakar!
Sikap Ali bin Abi Talib (a.s.) terhadap jawatan khalifah.
Sahnya kekhalifahan Ali bin Abi Talib atau batilnya kekhalifahan Abu
Bakar, Umar dan Uthman setelah kewafatan Rasulullah telah disabitkan
dengan banyak dalil yang bersumber dari kitab-kitab Ahlusunnah. Namun
begitu puak pelampau fanatic Wahabi masih tidak berhenti-henti mencari
bahan untuk mencetuskan keraguan orang awam dari terhadap perkara ini.
Artikel saya kali ini meneliti protes dan pengingkaran Ali bin Abi
Talib selama hayatnya terhadap kekhalifahan yang tidak sah tersebut
dalam lembaran sejarah sekaligus menghancurkan hikayat dongeng: Diamnya
Ali menunjukkan sahnya kekhalifan Abu Bakar. Jikalau rampasan kuasa
berlaku sudah tentu pedang Zulfiqar telah terhunus sampai haknya kembali
kepada pemiliknya.
Pengangkatan Abu Bakar sebagai Khalifah adalah satu kesilapan.
Abu Bakar mengakui: “Pembai’atan kepadaku adalah kesilapan dan Allah
memelihara keburukannya…. ” إنّ بيعتي كانت فلتة وقى اللّه شرّها… Ansab al-Asyraf lil Bilazari jil 1 halaman 590, Syarah Nahjul Balaghah Ibnu Abil Hadid jil 6 halaman 47
Umar al-Khattab telah berterus terang menyatakan: إنّ بيعة أبي بكر
كانت فلتة وقى اللّه شرّها فمن عاد إلى مثلها فاقتلوه… Pembai’atan kepada
Abu Bakar adalah kesilapan, Allah memelihara keburukannya, maka
barangsiapa yang kembali kepada Bai’at seperti ini maka bunuhlah ia. – Syarah Nahjul Balaghah Ibnu Abil Hadid jil 2 halaman 26, Musnad Ahmad jil 1 halaman 55,
Sahih Bukhari jil 8 halaman 26:
فَوَاللَّهِ مَا كَانَتْ بَيْعَةُ أَبِى بَكْرٍ إِلاَّ فَلْتَةً
صحيح البجاری – المحاربين – باب رَجْمِ الْحُبْلَى مِنَ الزِّنَا إِذَا أَحْصَنَتْ
“Demi Allah, tidak lah bai’at kepada Abu Bakar melainkan kesilapan” – Sahih Bukhari
Menurut Ali bin Abi Talib, khalifah itu hak khusus untuk Ahlul Bait (as)
Ali bin Abi Talib menganggap khalifah adalah hak khusus untuk Ahlul
Bait. Khalifah menurut pemilihan adalah bertentangan dengan Kitab dan
Sunnah. Perkara ini beberapa kali ditemui dalam Nahjul Balaghah:
ولهم خصائصُ حقِّ الولاية، وفيهم الوصيّةُ والوِراثةُ.
نهج البلاغة عبده ج 1 ص 30، نهج البلاغة ( صبحي الصالح ) خطبة 2 ص 47،
شرح نهج البلاغة ابن أبي الحديد ج 1 ص 139، ينابيع المودة قندوزي حنفي ج 3 ص
449 .
“Kepimpinan adalah hak Khusus bagi mereka (Ahlul Bait) dan mereka Washi dan waris (Rasulullah)” – Nahjul
Balaghah Abduh jil 1 halaman 30 khutbah 2 halaman 47, Syarah Nahjul
Balaghah Ibnu Abil Hadid jil 1 halaman 139, Yanabi’ul Mawaddah jil 3
halaman 449
Surat Ali bin Abi Talib kepada warga Mesir:
فو اللّه ماكان يُلْقَى في رُوعِي ولا يَخْطُرُ بِبالي أنّ العَرَب
تُزْعِجُ هذا الأمْرَ من بعده صلى اللّه عليه وآله عن أهل بيته ، ولا أنّهم
مُنَحُّوهُ عَنّي من بعده.
نهج البلاغة، الكتاب الرقم 62، كتابه إلى أهل مصر مع مالك الأشتر لمّا
ولاه إمارتها، شرح نهج البلاغه ابن أبي الحديد: 95/6، و151/17، الإمامة
والسياسة: 133/1 بتحقيق الدكتور طه الزيني ط. مؤسسة الحلبي القاهرة .
“Maka demi Allah, tidak ia ditemukan dalam jiwaku, tidak terbayang di
jiwaku bahawa bangsa Arab merebut urusan ini setelah nabi (saw)
daripada Ahlul Baitnya, dan mereka mengalihkan ia daripadaku
sepeninggalan baginda.”– Nahjul Balaghah surat 62, surat Imam Ali kepada warga Mesir
Dalam khutbah Ali ke-74, beliau berkata:
لَقَدْ عَلِمْتُمْ أَنِّي أَحَقُّ النَّاسِ بِهَا مِنْ غَيْرِي وَ وَ
اللَّهِ لَأُسْلِمَنَّ مَا سَلِمَتْ أُمُورُ الْمُسْلِمِينَ وَ لَمْ يَكُنْ
فِيهَا جَوْرٌ إِلَّا عَلَيَّ خَاصَّةً الْتِمَاساً لِأَجْرِ ذَلِكَ وَ
فَضْلِهِ وَ زُهْداً فِيمَا تَنَافَسْتُمُوهُ مِنْ زُخْرُفِهِ وَ
زِبْرِجِهِ.
“sesungguhnya kalian telah tahu bahawa saya manusia paling berhak
dengannya (khalifah) daripada selainku. Demi Allah selama urusan kaum
muslimin tinggal utuh, dan tidak ada penindasan di dalamnya kecuali atas
diri saya, saya akan berdiam diri sambil mencari ganjaran untuk itu dan
sambil menjauh dari tarikan-tarikan dan godaan-godaan yang anda
cita-citakan”– Nahjul Balaghah khutbah 74, Khutbah Ali bin Abi Talib tatkala orang ramai hendak memberi Bai’at kepada Uthman.
Imam Ali bin Abi Talib menganggap pemerintahan Abu Bakar sebagai diktator
Ali bin Abi Talib menganggap kekhalifahan Abu Bakar bukan berasaskan
demokrasi, namun beliau terus saja mengatakan kekhalifahan Abu Bakar
adalah diktator
وَلَكِنَّكَ اسْتَبْدَدْتَ عَلَيْنَا بِالأَمْرِ ، وَكُنَّا نَرَى
لِقَرَابَتِنَا مِنْ رَسُولِ اللَّهِ – صلى الله عليه وسلم – نَصِيبًا .
حَتَّى فَاضَتْ عَيْنَا أَبِى بَكْرٍ
صحيح البخارى: 82/5، كتاب المغازي، با غزوة خيبر، مسلم، ج 5، ص 154،
(چاپ جديد: ص 729 ح 1758)، كتاب الجهاد، باب قول النبي (ص) لانورَث ما
تركناه صدقة .
Ali bin Abi Talib mengatakan, “Akan tetapi dikau telah bertindak
sewenang-wenangnya atas kami dengan urusan, dan kami melihat kekerabatan
kami dengan Rasulullah. Maka air mata Abu Bakar menitis”.
Imam Ali bin Abi Talib menganggap Umar tidak layak menjadi khalifah
Tatkala telah diketahui bahawasanya Abu Bakar memutuskan ingin
melantik Umar sebagai khalifah, dalam Tabaqat Ibnu Sa’ad, Ali telah
menentang keras dan berkata dengan terus terang sebagai berikut:
عن عائشة قالت لما حضرت أبا بكر الوفاة استخلف عمر فدخل عليه علي وطلحة
فقالا من استخلفت قال عمر قالا فماذا أنت قائل لربك قال بالله تعرفاني لأنا
أعلم بالله وبعمر منكما أقول استخلفت عليهم خير أهلك.
الطبقات: 196/3، تاريخ مدينة دمشق: 251/44، عمر بن الخطاب للاستاذ عبد الكريم الخطيب ص 75 .
‘Aisyah mengatakan tatkala hadirnya kematian di sisi Abu Bakar, maka
masuklah Ali dan Talhah, maka bertanyalah mereka, siapakah yang menjadi
khalifah? Dia menjawab, Umar. Mereka berkata, Apa yang anda akan katakan
kepada Allah? Dia menjawab, Apakah kau perkenalkan Allah kepadaku? saya
lebih mengenali Allah dan Umar daripada kalian, saya akan berkata
kepada Allah, saya melantik sebaik-baik hambaMu sebagai khalifah. –
Tabaqat, jil 3 halaman 196
Imam Ali bin Abi Talib memprotes keras pemilihan Uthman sebagai khalifah
Ali memaklumkan bantahannya sehingga menyebabkan ‘Abdul Rahman bin
‘Auf memberi ancaman bunuh (al-Imamah wal Siyasah, jil 1 halaman 45):
قال عبد الرحمن بن عوف : فلا تجعل يا علي سبيلاً إلى نفسك ، فإنّه السيف لا غير .
الامامة والسياسة ، تحقيق الشيري ج 1 ص 45، تحقيق الزيني ج 1 ص31 .
Telah berkata ‘Abdul Rahman bin ‘Auf, “Janganlah engkau jadikan jalan
kepada dirimu wahai Ali, sesungguhnya ia adalah pedang tiada yang lain
lagi” – Al-Imamah wal Siyasah, jilid 1 halaman 45
فَيَا لَلَّهِ وَ لِلشُّورَى مَتَى اعْتَرَضَ الرَّيْبُ فِيَّ مَعَ
الْأَوَّلِ مِنْهُمْ حَتَّى صِرْتُ أُقْرَنُ إِلَى هَذِهِ النَّظَائِرِ
لَكِنِّي أَسْفَفْتُ إِذْ أَسَفُّوا وَ طِرْتُ إِذْ طَارُوا فَصَغَا رَجُلٌ
مِنْهُمْ لِضِغْنِهِ وَ مَالَ الآخَرُ لِصِهْرِهِ مَعَ هَنٍ وَ هَنٍ إِلَى
أَنْ قَامَ ثَالِثُ الْقَوْمِ نَافِجاً حِضْنَيْهِ بَيْنَ نَثِيلِهِ وَ
مُعْتَلَفِهِ وَ قَامَ مَعَهُ بَنُو أَبِيهِ يَخْضَمُونَ مَالَ اللَّهِ
خِضْمَةَ الْإِبِلِ نِبْتَةَ الرَّبِيعِ إِلَى أَنِ انْتَكَثَ عَلَيْهِ
فَتْلُهُ وَ أَجْهَزَ عَلَيْهِ عَمَلُهُ وَ كَبَتْ بِهِ بِطْنَتُهُ.
Aku berlindung dengan Allah dari Syura ini! pada zaman bilakah saya
disetarakan dengan para anggota Syura di mana saya seperti yang mereka
khayalkan, dan mereka telah letakkan saya dalam barisan itu. Tetapi saya
tetap merendah ketika mereka merendah dan terbang tinggi ketika mereka
terbang tinggi. Seorang dari mereka menentang saya karena kebenciannya,
dan yang lainnya cenderung ke jalan lain karena hubungan perkawinan dan
karena ini dan itu, sehingga orang ketiga dari orang-orang ini berdiri
dengan dada membusung antara kotoran dan makanannya. Bersamanya
sepupunya pun bangkit sambil menelan harta Allah seperti seekor unta
menelan rumput musim semi, sampai talinya putus, tindakan-tindakannya
mengakhiri dirinya dan keserakahannya membawanya jatuh tertelungkup.
Imam Ali mengatakan Abu Bakar dan Umar adalah pengkhianat
Abu Bakar dan Umar adalah pembohong, pendosa, pemutar belit dan
pengkhianat menurut Ai bin Abi Talib. Seperti mana di dalam kitab Sahih
Muslim iaitu kitab yang paling sahih setelah al-Quran, Umar mengatakan
kepada Abbas dan Ali:
فلمّا توفّي رسول اللّه صلى اللّه عليه وآله، قال أبو بكر: أنا ولي رسول
اللّه… فرأيتماه كاذباً آثماً غادراً خائناً… ثمّ توفّي أبو بكر فقلت :
أنا وليّ رسول اللّه صلى اللّه عليه وآله، ولي أبي بكر، فرأيتماني كاذباً
آثماً غادراً خائناً ! واللّه يعلم أنّي لصادق، بارّ، تابع للحقّ! .
صحيح مسلم ج 5 ص 152، (ص 728 ح 1757) كتاب الجهاد باب 15 حكم الفئ حديث 49، فتح الباري ج 6 ص 144 .
Setelah wafatnya Rasulullah (saw) Abu Bakar berkata: Aku pemimpin
setelah Rasulullah… dan kalian berdua menganggap saya pendusta, pendosa,
curang dan pengkhianat. Kemudian setelah wafatnya Abu Bakar, saya telah
berkata: Sayalah pemimpin setelah Rasulullah (saw), pemimpin setelah
Abu Bakar, maka kalian berdua melihat saya sebagai pendusta, pendosa,
pemutar belit dan pengkhianat!…. Sahih Muslim Kitab alJihad Bab 15
Imam Ali (as) menganggap khalifah yang lalu sebelumnya adalah perampas
Sebagaimana yang telah dinyatakan sebelum ini, Ali tetap saja
menganggap khalifah sebelum daripadanya tidak Syar’i dan perampas.
Beliau menulis dalam surat kepada ‘Aqil seperti berikut:
فَجَزَتْ قُرَيْشاً عَنِّي الْجَوَازِي فَقَدْ قَطَعُوا رَحِمِي وَ سَلَبُونِي سُلْطَانَ ابْنِ أُمِّي.
نهج البلاغة، كتاب رقم 36 .
Saya berhasrat kiranya orang Qurasy mendapat pembalasan atas
perlakuan mereka terhadap saya. Kerana mereka mengabaikan kekerabatan
dan merebut kekuasaan yang menjadi hak saya dari putera ibu saya (Nabi
saw). – Nahjul Balaghah kitab nombor 36.
Dan Ibnu Abil Hadid di dalam kitabnya:
وغصبوني حقي ، وأجمعوا على منازعتي أمرا كنت أولى به.
شرح نهج البلاغة لابن أبي الحديد، ج 4، ص104، ج 9، ص 306 .
Mereka telah merampas hak saya, dan mereka berkumpul di atas
perselisihan urusan kepimpinan yang mana saya lebih berhak atasnya. –
Syarah Ibnu Abil Hadid jil 4 halaman 102, jil 9 halaman 306
دعوكم خليفة رسول الله (ص) لسريع ما كذبتم على رسول الله (ص) ثمّ قال
أبو بكر : عد إليه فقل : أمير المؤمنين يدعوكم ، فرفع علي صوته فقال :
سبحان الله لقد ادعى ما ليس له .
الإمامة والسياسة بتحقيق الزينى، ص 19 وبتحقيق الشيري، ص 30 .
Ibnu Qutaibah telah mencatatkan bahawa Abu Bakar mengutus Qanfiz
kepada Ali, beliau mengatakan, “Khalifah Rasulullah memanggil kalian”
Ali menjawab, “Betapa cepatnya kalian mendustakan Rasulullah (saw). Abu
Bakar kali kedua mengutus Qanfiz dan berkata, “Katakan padanya
Amirulmukminin memanggil kalian” Ali meninggikan suara, “Subhanallah,
sesungguhnya anda mendakwa apa yang bukan pada tempatnya!” – al-Imamah
wal Siyasah halaman 19
Dengan ini punahlah kepercayaan yang mengatakan bahawa Ali (as) menganggap khalifah sebelumnya adalah sah menurut hukum syarak.
Apakah Ijma’ para sahabat merupakan dalil keridhaan Allah?
فَإِنِ اجْتَمَعُوا عَلَى رَجُلٍ وَ سَمَّوْهُ إِمَاماً كَانَ ذَلِكَ لِلَّهِ رِضًا .
Kata-katanya, “Maka sesungguhnya jikalau mereka (Muhajirin dan Ansar)
berijmak atas seseorang dan menamakannya sebagai Imam, maka keridhaan
Allah untuk itu”
Adapun kata-kata beliau, “Jikalau Muhajirin dan Ansar datang
mengangkat seseorang itu sebagai Imam, Maka keridhaan tuhan di
dalamnya”.
Saudara kita Ahlusunnah tidak boleh menggunakan kata-kata Ali ini sebagai dalil sahnya kekhalifahan sebelum beliau kerana:
Pertamanya: dalam beberapa naskah Nahjul Balaghah ayat «كَانَ ذَلِكَ
لِلَّهِ رِضًا» tertulis dengan «كَانَ ذَلِكَ رِضًا» tanpa penambahan
kalimah «لِلَّهِ». (silakan rujuk Nahjul Balaghah cetakan Misr, Qahirah,
al-Istiqamah di mana kalimah «لِلَّهِ» telah termasuk di dalamnya).
Oleh itu jikalau Muhajirin dan Ansar mengangkat seseorang itu sebagai
khalifah merupakan dalil keridhaan mereka ke atas pemilihan ini.
Pembai‘atan ini juga bukanlah kesan dari pemaksaan atau ancaman pedang.
Kedua: Jikalau kita tanggapi bahawa kalimah «للّه» wujud dalam teks
Nahjul Balaghah itu, maka maksudnya sudah tentu semua Muhajirin dan
Ansar termasuk Ali, Fathimah, Hasan dan Husain yang bersepakatan atas
keimaman seseorang. Pastilah ini menunjukkan keridhaan Allah (swt).
Adakah Fathimah Zahra membai’at Abu Bakar?
Tidakkah keridhaan Fathimah merupakan keridhaan Nabi (saw). Hakim Nisyaburi menyatakan:
إنّ اللّه يغضب لغضبك، ويرضى لرضاك.
“Sesungguhnya Allah murka kepada siapa yang menyebabkan engkau marah dan meridhai barangsiapa yang membuatkan engkau ridha”.
Hadis ini dikatakannya:
هذا حديث صحيح الإسناد ولم يخرجاه.
مستدرك: 153/3، مجمع الزوائد: 203/9، الآحاد والمثاني للضحاك: 363/5،
الإصابة: 266265/8، تهذيب التهذيب: 392/21، سبل الهدى والرشاد للصالحي
الشامي: 11/ 44 .
“ Sahih persanadannya namun Bukhari dan Muslim tidak menyebutnya”. – Mustadrak jilid 3 halaman 153
Bukhari menyatakan Rasulullah bersabda:
فاطمة بَضْعَة منّى فمن أغضبها أغضبني .
صحيح البخارى 210/4، (ص 710، ح 3714)، كتاب فضائل الصحابة، ب 12 – باب
مَنَاقِبُ قَرَابَةِ رَسُولِ اللَّهِ صلى الله عليهوسلم . و 219/4 ، (ص
717، ح 3767) كتاب فضائل الصحابة ، ب 29 – باب مَنَاقِبُ فَاطِمَةَ
عَلَيْهَا السَّلاَمُ .
“Fathimah sebagian daripadaku, barangsiapa membuatkan dia marah maka
ia telah membuatkan aku marah” – Sahih Bukhari jilid 4 halaman 210
Muslim Nisyaburi menukilkan baginda bersabda:
إِنَّمَا فَاطِمَةُ بَضْعَةٌ مِنِّي يُؤْذِينِي مَا آذَاهَا.
صحيح مسلم 141/7 ح 6202 كتاب فضائل الصحابة رضى الله تعالى عنهم، ب 15
-باب فَضَائِلِ فَاطِمَةَ بِنْتِ النَّبِيِّ عَلَيْهَا الصَّلاَةُ
وَالسَّلاَمُ .
“Fathimah sebagian daripadaku, akan membuatkan aku sakit barangsiapa menyakiti beliau”. – Sahih Muslim jilid 7 halaman 141.
Tidak ada syak lagi Sayida Zahra bukan sahaja tidak member Bai’at
kepada Abu Bakar, malahan murka kepada Abu Bakar sampai beliau meninggal
dunia sebagai mana dinukilkan oleh Bukhari:
فَغَضِبَتْ فَاطِمَةُ بِنْتُ رَسُولِ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم
فَهَجَرَتْ أَبَا بَكْرٍ، فَلَمْ تَزَلْ مُهَاجِرَتَهُ حَتَّى تُوُفِّيَتْ.
صحيح البخارى: 42/4، ح 3093، كتاب فرض الخمس، ب 1 – باب فَرْضِ الْخُمُسِ .
“Marahlah Fathimah binti Rasulullah (saw) kepada Abu Bakar, maka
tidak hilang kemurkaannya sehingga beliau wafat”. – Sahih Bukhari jilid 4
halaman 42
Dengan ini beliau telah memberi wasiat kepada Ali supaya jenazahnya
dikebumikan pada waktu malam tanpa memaklumkan shalat jenazah beliau
kepada Abu Bakar yang mengakui dirinya sebagai khalifah setelah Nabi
(saw).
فَلَمَّا تُوُفِّيَتْ، دَفَنَهَا زَوْجُهَا عَلِيٌّ لَيْلاً، وَلَمْ يُؤْذِنْ بِهَا أَبَا بَكْرٍ وَصَلَّى عَلَيْهَا .
صحيح بخارى، ج 5، ص 82، ح 4240، كتاب المغازى، ب 38، باب غَزْوَةُ
خَيْبَرَ، صحيح مسلم، ج 5، ص 154، ح 4470، كتاب الجهاد والسير (المغازى )، ب
16 – باب قَوْلِ النَّبِيِّ صلى الله عليه وسلم «لاَ نُورَثُ مَا
تَرَكْنَا فَهُوَ صَدَقَةٌ» .
“Maka tatkala beliau wafat, suaminya Ali menyemadikannya di waktu
malam, dan beliau tidak pernah mengizinkan Abu Bakar menyolati
jenazahnya”. – Sahih Bukhari jilid 5 halaman 154.
Imam Ali (as) tidak berada di kalangan Muhajirin dan Ansar dalam peristiwa pembaiatan Abu Bakar
Menurut riwayat Bukhari dan Muslim, Ali (as) tidak membai’at Abu Bakar sampai 6 bulan.
وعاشت بعد النبي صلى الله عليه وسلم، ستة أشهر… ولم يكن يبايع تلك الأشهر .
صحيح البخاري، ج 5، ص 82، صحيح مسلم، ج 5، ص 154.
Fathimah az-Zahra hidup setelah 6 bulan wafatnya Rasulullah….. beliau
tidak memberi Bai’at selama itu- Sahih Bukhari – Sahih Bukhari jil 5
halaman 82
Tidakkah Bai’at Ali (as) merupakan dalil sahnya kekhalifahan Abu
Bakar? Tidakkah Bani Hashim menahan diri dari membai’at? Abdul Razak
menerangkan:
فقال رجل للزهري : فلم يبايعه عليّ ستة أشهر ؟ قال : لا ، ولا أحد من بني هاشم .
المصنف لعبد الرزاق الصنعاني، ج 5، ص 472 – 473.
Seorang lelaki bertanya kepada Zuhri, “Apakah benar Ali (as) selama 6
bulan tidak memberi Bai’at?” beliau menjawab, “Ali dan Bani Hashim
tidak memberi Bai’at” – Al-Mushannaf Abdul Razak jil 5 halaman 472-473
Komentar ini telah dinukilkan dalam Sunan Baihaqi, Tarikh Tabari dan
Ibnu Athir dalam kedua kitab Rijal dan Tarikhnya. Rujukannya sebagai
berikut:
اسد الغابة: 222/3 و الكامل في التاريخ ، ج 2 ، ص 325 و السنن الكبرى، ج 6، ص 300 و تاريخ الطبري، ج 2، ص 448 .
Asad al-Ghabah jilid 3 halaman 222, Kamil Fi Tarikh jilid 2 halaman
325, Sunan al-Kubra jilid 6 halaman 300 dan tarikh al-Tabari jilid 2
halaman 448
Tidakkah Ibnu Hazm salah seorang ulama besar Ahlusunnah mengatakan:
ولعنة اللّه على كلّ إجماع يخرج عنه على بن أبى طالب ومن بحضرته من الصحابة .
المحلى: ج 9، ص 345، بتحقيق أحمد محمد شاكر، ط. بيروت – دارالفكر .
“Laknat Allah ke atas seluruh Ijma’ yang mana Ali bin Abi Talib dan
para sahabatnya tidak termasuk di dalamnya” – Al-Mahalli jil 9 halaman
325
قلت يا رسول الله ما يبكيك قال ضغائن في صدور أقوام لا يبدونها لك الا
من بعدي قال قلت يا رسول الله في سلامة من ديني قال في سلامة من دينك .
المعجم الكبير ، طبراني ، ج11 ، ص60 و تاريخ بغداد ، ج12 ، ص394 و
تاريخ مدينة دمشق ، ج42 ، ص322 و فضائل الصحابة ، ابن حنبل ، ج2 ، ص651 ،
ح 1109.
Tabrani dalam al-Mu’jam al-Kabir mengatakan: Imam Ali telah bertanya:
Wahai Rasulullah, mengapakah dikau menangis? Baginda bersabda:
Perseteruan dalam dada-dada terkurung, setelah kepergianku ia akan
terbuka. Saya bertanya: Apakah ugamaku selamat? Baginda bersabda:
Ugamamu selamat. – al-Mu’jam al-Kabir Tabrani, jilid 11 halaman 60
Kebakhilan, menyebabkan Ali tidak mencapai kekhalifahan
Kekeliruan ini bukanlah perkara baru namun pertanyaan tentangnya
terus berlegar dalam sejarah termasuk di zaman Ali sendiri. Seorang dari
bani Asad bertanya kepada Ali:
كيف دفعكم قومكم عن هذا المقام وأنتم أحق به ؟
يَا أَخَا بَنِي أَسَدٍ إِنَّكَ لَقَلِقُ الْوَضِينِ تُرْسِلُ فِي
غَيْرِ سَدَدٍ وَ لَكَ بَعْدُ ذِمَامَةُ الصِّهْرِ وَ حَقُّ الْمَسْأَلَةِ
وَ قَدِ اسْتَعْلَمْتَ فَاعْلَمْ أَمَّا الِاسْتِبْدَادُ عَلَيْنَا بِهَذَا
الْمَقَامِ وَ نَحْنُ الاَعْلَوْنَ نَسَباً وَ الأَشَدُّونَ بِالرَّسُولِ ص
نَوْطاً فَإِنَّهَا كَانَتْ أَثَرَةً شَحَّتْ عَلَيْهَا نُفُوسُ قَوْمٍ وَ
سَخَتْ عَنْهَا نُفُوسُ آخَرِينَ وَ الْحَكَمُ اللَّهُ وَ الْمَعْوَدُ
إِلَيْهِ الْقِيَامَةُ
وَ دَعْ عَنْكَ نَهْباً صِيحَ فِي حَجَرَاتِهِ
وَ لَكِنْ حَدِيثاً مَا حَدِيثُ الرَّوَاحِلِ
نهج البلاغة ، خطبة 162، نهج البلاغه محمد عبده ، ج2 ، ص64 و شرح ابن أبي الحديد ، ج9 ، ص 241 و علل الشرايع ، ج1 ، ص146 .
Seorang dari Bani Asad bertanya pada Imam Ali: Mengapakah engkau yang
lebih layak menjadi khalifah namun mengenepikannya? Ali menjawab: Wahai
saudara Bani Asad engkau seorang yang menyedihkan dan bertanya bukan
pada tempatnya, walau bagaimanapun sebagai penghormatan atas
persaudaraan, hak pertanyaan dihormati. Sekarang engkau mau tahu, maka
ketahuilah kezaliman dan mementing diri dengan kekhalifahan itu
membebani kami, dalam keadaan kami lebih kukuh pertalian nasab dengan
rasul, bukanlah egois dan serakah memonopoli namun: sekumpulan orang
yang bakhil melekat dengan singgahsana kekhalifahan, dan sekumpulan
orang dengan bebas merampasnya, dan hakim adalah Allah dan kita semua
kembali kepadaNya di hari kiamat….. kembalilah, kenangkan sejarah kisah
para perampas, kisah yang menyingkap perompakan para penunggang unta-
Nahjul Balaghah Muhammad Abduh, jil 2 hal 64
Perseteruan terhadap Imam Ali yang terpendam di dalam dada
Tabrani dalam al-Mu’jam al-Kabir mengatakan:
قلت يا رسول الله ما يبكيك قال ضغائن في صدور أقوام لا يبدونها لك الا
من بعدي قال قلت يا رسول الله في سلامة من ديني قال في سلامة من دينك .
المعجم الكبير ، طبراني ، ج11 ، ص60 و تاريخ بغداد ، ج12 ، ص394 و
تاريخ مدينة دمشق ، ج42 ، ص322 و فضائل الصحابة ، ابن حنبل ، ج2 ، ص651 ،
ح 1109.
Imam Ali telah bertanya: Wahai Rasulullah, mengapakah dikau menangis?
Baginda bersabda: Perseteruan dalam dada-dada terkurung, setelah
kepergianku ia akan terbuka. Saya bertanya: Apakah ugamaku selamat?
Baginda bersabda: Agamamu selamat
Perkara ini sangat jelas terkandung dalam teks Nahjul Balaghah seperti berikut:
و خشنت و اللّه الصدور، و ايم اللّه لو لا مخافة الفرقة من المسلمين أن
يعودوا إلى الكفر، و يعود الدين، لكنّا قد غيّرنا ذلك ما استطعنا، و قد ولي
ذلك ولاة و مضوا لسبيلهم و ردّ اللّه الأمر إليّ، و قد بايعاني و قد نهضا
إلى البصرة ليفرّقا جماعتكم، و يلقيا بأسكم بينكم
فَإِنَّ اللَّهَ سُبْحَانَهُ بَعَثَ مُحَمَّداً(صلى الله عليه وآله)
نَذِيراً لِلْعَالَمِينَ وَ مُهَيْمِناً عَلَى الْمُرْسَلِينَ فَلَمَّا
مَضَى ع تَنَازَعَ الْمُسْلِمُونَ الاَْمْرَ مِنْ بَعْدِهِ
فَوَاللَّهِ مَا كَانَ يُلْقَى فِي رُوعِي وَ لَا يَخْطُرُ بِبَالِي
أَنَّ الْعَرَبَ تُزْعِجُ هَذَا الاَْمْرَ مِنْ بَعْدِهِ ص عَنْ أَهْلِ
بَيْتِهِ وَ لاَ أَنَّهُمْ مُنَحُّوهُ عَنِّي مِنْ بَعْدِهِ فَمَا رَاعَنِي
إِلَّا انْثِيَالُ النَّاسِ عَلَى فُلَان يُبَايِعُونَهُ
فَأَمْسَكْتُ يَدِي حَتَّى رَأَيْتُ رَاجِعَةَ النَّاسِ قَدْ رَجَعَتْ
عَنِ الإِْسْلاَمِ يَدْعُونَ إِلَى مَحْقِ دَيْنِ مُحَمَّد ص فَخَشِيتُ
إِنْ لَمْ أَنْصُرِ الاِْسْلاَمَ وَ أَهْلَهُ أَنْ أَرَى فِيهِ ثَلْماً
أَوْ هَدْماً تَكُونُ الْمُصِيبَةُ بِهِ عَلَيَّ أَعْظَمَ مِنْ فَوْتِ
وِلاَيَتِكُمُ الَّتِي إِنَّمَا هِيَ مَتَاعُ أَيَّام قَلَائِلَ يَزُولُ
مِنْهَا مَا كَانَ كَمَا يَزُولُ السَّرَابُ أَوْ كَمَا يَتَقَشَّعُ
السَّحَابُ فَنَهَضْتُ فِي تِلْكَ الاَْحْدَاثِ حَتَّى زَاحَ الْبَاطِلُ وَ
زَهَقَ وَ اطْمَأَنَّ الدِّينُ وَ تَنَهْنَهَ
Amma ba’du, Allah Yang Mahasuci mengutus Muhammad (saw) sebagai
pemberi peringatan bagi seluruh dunia dan saksi bagi semua nabi. Ketika
Nabi wafat, kaum Muslim bertengkar tentang kekuasaan sepeninggal
baginda.
Demi Allah, tak pernah terlintas difikiran saya, dan saya tak pernah
membayangkan, bahawa setelah Nabi orang Arab akan meragut kekhalifahan
ini daripada Ahlul Bait setelah baginda, mereka akan mengalihnya
daripada saya setelah baginda, tidak saya bimbang melainkan manusia
secara mendadak dari mana hala membaiat lelaki itu.
Oleh kerana itu, saya menahan tangan saya hingga saya melihat bahawa
ramai orang sedang menghindar dari Islam dan berusaha untuk membinasakan
agama Muhammad (saw). Maka saya khuatir bahwa apabila saya tidak
melindungi Islam dan umatnya lalu terjadi di dalamnya suatu perpecahan
atau kehancuran, hal itu akan merupakan suatu pukulan yang lebih besar
kepada saya daripada hilangnya kekuasaan atas anda, yang bagaimanapun
(hanyalah) akan berlangsung beberapa hari yang darinya segala sesuatu
akan berlalu sebagaimana berlalunya bayangan, atau sebagai hilangnya
awan melayang. Oleh karena itu, dalam peristiwa-peristiwa ini saya
bangkit hingga kebatilan dihancurkan dan lenyap, dan agama mendapatkan
kedamaian dan keselamatan. – Nahjul Balaghah surat 62
Mengapa Ali tidak bertindak mengambil kembali haknya?
Para Washi Anbiya punyai satu kaedah yang menuruti perintah Allah.
Tanggung jawab yang mereka sandang telah dikhususkan untuk diamalkan dan
Imam Ali juga sebagai Washi Rasulullah juga tidak terkecuali dalam
perkara ini. Oleh itu beliau tidak boleh bangun dengan menghunuskan
pedang dan mengambil kembali kekhalifahan dengan cara kekerasan. Dengan
merujuk kepada sejarah para nabi dapatlah kita memahami bahawa Ali tidak
punyai cara lain dari mendiamkan diri.
al-Quran menceritakan nabi Allah Nuh (as) mengatakan:
فَدَعا رَبَّهُ أَنِّي مَغْلُوبٌ فَانْتَصِر
54. 10. Maka dia mengadu kepada Tuhannya: “Bahwasanya aku ini adalah orang yang dikalahkan, oleh sebab itu menangkanlah (aku).”
Baginda berdoa kepada Allah bahawa saya dikalahkan, maka bantulah
aku. Begitujuga dalam surah Maryam bahawasanya Nabi Allah Ibrahim (as)
berkata:
وَأَعْتَزِلُكُمْ وَما تَدْعُونَ مِنْ دُونِ اللهِ وَأَدْعُوا رَبِّي
19. 48. Dan aku akan menjauhkan diri darimu dan dari apa yang kamu
seru selain Allah, dan aku akan berdo’a kepada Tuhanku, mudah-mudahan
aku tidak akan kecewa dengan berdo’a kepada Tuhanku”.
Telah tercatat dalam sejarah bahawa Nabi Ibrahim berangkat dari
babylon ke pergunungan tanah Parsi dan tinggal disekitarnya selama 7
tahun. Setelah itu baginda kembali lagi ke Babylon dan menghancurkan
berhala-berhala serta mendakwa dirinya sebagai nabi
Begitu juga kisah ketakutan yang menimpa nabi Allah Musa (as):
فَخَرَجَ مِنْها خائِفاً يَتَرَقَّبُ قالَ رَبِّ نَجِّنِي مِنَ الْقَوْمِ الظّالِمِينَ
28. 21. Maka keluarlah Musa dari kota itu dengan rasa takut
menunggu-nunggu dengan khawatir, dia berdo’a: “Ya Tuhanku, selamatkanlah
aku dari orang-orang yang zalim itu”.
Begitu juga dalam surah al-’Araf, peristiwa kaum bani Israel
menyembah sapi akibat termakan tipu daya Samiri tatkala pemergian nabi
Musa. Nabi Allah Harun (as) juga berdiam diri dan Allah swt berfirman:
وأخَذَ بِرَأْسِ أَخِيهِ يَجُرُّهُ إِلَيْهِ قالَ ابْنَ أُمَّ إِنَّ الْقَوْمَ اسْتَضْعَفُونِي وَكادُوا يَقْتُلُونَنِي
7. 150. Dan tatkala Musa telah kembali kepada kaumnya dengan marah
dan sedih hati berkatalah dia: “Alangkah buruknya perbuatan yang kamu
kerjakan sesudah kepergianku! Apakah kamu hendak mendahului janji
Tuhanmu? Dan Musapun melemparkan luh-luh (Taurat) itu dan memegang
(rambut) kepala saudaranya (Harun) sambil menariknya ke arahnya, Harun
berkata: “Hai anak ibuku, sesungguhnya kaum ini telah menganggapku lemah
dan hampir-hampir mereka membunuhku, sebab itu janganlah kamu
menjadikan musuh-musuh gembira melihatku, dan janganlah kamu masukkan
aku ke dalam golongan orang-orang yang zalim”
Harun adalah khalifah Nabi Musa sepeninggalan baginda pergi
bermunajat kepada Allah. Namun Nabi Allah Harun tidak bangun dengan
pedang menentang kesesatan kaumnya yang terpedaya dengan Samiri.
Rasulullah pernah menisbahkan Ali dengan diri baginda umpama Harun di
sisi Musa melainkan tiada lagi Nabi setelah baginda. Oleh itu tindakan
Ali tidak memprotes perampasan hak kekhalifahannya dengan pedang adalah
menepati sirah para washi sebelumnya dengan penuh hikmah. Tatkala Ali
dipaksa memberi Bai’ah, beliau telah pergi ke makam Rasulullah dan
mengulangi kalimah Nabi Allah Harun (as):
إِنَّ الْقَوْمَ اسْتَضْعَفُونِي وَكادُوا يَقْتُلُونَنِي
Mughazali, ahli Fiqh Syafie dan Khatib Khawarizmi di dalam Manaqib
dan ‘Allamah al-Faqih ibnu al-Maghazali menukilkan bahawasanya
Rasulullah bersabda kepada Ali bin Abi Talib:
عن أبي عثمان النهدي عن علي كرم الله وجهه قال : كنت أمشي مع رسول الله
(ص) فأتينا على حديقة فاعتنقني ثم أجهش باكيا فقلت يا رسول الله ما يبكيك ؟
فقال (ص) : أبكي لضغائن في صدر قوم لا يبدونها لك إلا بعدي قلت : في سلامة
من ديني ؟ قال في سلامة من دينك.
Diriwayatkan oleh al-‘Allamah al-Kanji al-Syafi’ie di dalam kitab
Kifayah al-Thalib, bab 16 dengan sanad kepada Ibnu ‘Asakir yang bersanad
kepada Anas bin Malik dan riwayat-riwayat yang lain seperti mana di
dalam al-Manaqib dan Yanabi’. kemudian ‘Allamah al-Kanji berkata setelah
menukilkan riwayat ini mengatakan Hadis ini Hasan:
Ummat ini punyai perseteruan di dalam dada mereka yang akan mereka
lahirkan sepeninggalanku nanti. Aku berpesan padamu supaya bersabar.
Semoga Allah mengurniakan kebaikan buatmu.
و خشنت و اللّه الصدور، و ايم اللّه لو لا مخافة الفرقة من المسلمين أن
يعودوا إلى الكفر، و يعود الدين، لكنّا قد غيّرنا ذلك ما استطعنا، و قد ولي
ذلك ولاة و مضوا لسبيلهم و ردّ اللّه الأمر إليّ، و قد بايعاني و قد نهضا
إلى البصرة ليفرّقا جماعتكم، و يلقيا بأسكم بينكم
بحار الانوار، ج 32، ص111 ; الكافئه، ص19
Demi Allah, mata-mata menangis, hati-hati teraniaya dan dada-dada
kami sudah penuh dari kemarahan, perseteruan dan permusuhan. Jikalau
tidak takut akan perpecahan kaum muslimin yang membawa kepada kekufuran
mereka, demi Allah akan setiap saat akan saya ubah kekhalifahan, namun
saya mendiamkan diri… Biharul Anwar, jil 32 halaman 111
Fatimah Az Zahra, penghulu wanita di syurga
.
fatimah Az Zahra As berpesan pada Imam ‘Ali AS agar
memakamkan jenazahnya pada malam hari karena tidak mau dishalatkan oleh
“kedua sahabat” Nabi yang menzolimi beliau perihal tanah fadak dan
ke-pemimpinan Imam ‘Ali AS selepas wafatnya Nabi Muhammad SAW.Rasa
sakit hati beliau semakin memuncak ketika sahabat Umar ibn Khattab RA
menyerbu rumah beliau dan menyeret Imam ‘Ali AS selayaknya seekor anjing
yang hina. Sayidah Fatimah yang ketika itu sedang hamil tua berusaha
menolong suaminya, namun atas perintah Umar untuk mencegahnya.
Pencegahan tersebut menggunakan kekerasan dengan memukul perut (sebagian
riwayat rusuk) sayidah Fatimah AS sehingga beliau terjatuh dan
keguguran.Abu Bakr RA yang mengetahui hal ini segera
meminta maaf di hari-hari terakhir Sayidah AS Fatimah karena takut akan
kutukan tersebut. Namun sampai di akhir hayatnya, Sayidah Fatimah tetap
bersikeras pada prinsipnya. Dan penyesalan Abu Bakr RA dan Umar ibn
Khttab RA adalah karena tidak beroleh maaf dari Sayidah Fatimah.Coba baca kembali sengketa tanah Fadak mas, semuanya terbuka.Tidak
ada yang aneh dengan bai’at Imam Ali pada Abubakar… Apakah aneh
seorang Nabi Harun as terpaksa membiarkan kaum Musa as menyembah berhala
sapi emas buatan Samiri, sehingga sepulangnya Musa as dari bukit
Tursina, Musa as menarik janggutnya lantas “Berkata Musa: “Hai Harun,
apa yang menghalangi kamu ketika kamu melihat mereka telah sesat, kamu
tidak mengikuti aku? Maka apakah kamu telah mendurhakai perintahku?”
Harun menjawab’ “Hai putera ibuku, janganlah kamu pegang janggutku dan
jangan kepalaku; sesungguhnya aku khawatir bahwa kamu akan berkata :
“Kamu telah memecah antara Bani Israil dan kamu tidak memelihara
amanatku”. (QS Thaha ayat 92-94 ; Baca lebih seksama teks al-Quran ini
dan renungkan kaitannya dengan kasus yg anda anggap aneh!)Sayyidah Fatimah Az-Zahra
(as) wafat 6 bulan setelah ayahnya, Rasulullah Saw wafat. Sedangkan Abu
Bakar wafat 2 1/2 tahun setelahnya dan Umar wafat pada 24 Hijriyah.
Meskipun Abu Bakar dan Umar wafat jauh setelah wafatnya Sayyidah Fatimah
(as) tetapi mengapa jasad Sayyidah Fatimah tidak dikuburkan di sebelah
makam ayahnya yang sangat dicintainya, namun mengapa kedua sahabat ini
justru bisa dimakamkan di samping Rasulullah Saw? Apakah mungkin
Sayyidah Fatimah sendiri yang meminta agar dia dimakamkan jauh dari ayah
yang sangat dicintainya itu? Jika benar begitu, mengapa? Banyak
sejarah yang telah dimanipulasi untuk mengangkat derjat dan keutamaan
beberapa “sahabat” Nabi. Sedangkan keluarga Nabi direndahkan. Seperti
ucapan Ibnu Taymiah yang menyatakan bahwa Imam ‘Ali AS bukan saudara
Nabi Muhammad SaaW, sedangkan fakta menyatakan bahwa Imam ‘Ali AS memang
saudara Nabi Muhammad AS.
Sejarah telah diatur dan kita hanya memiliki rekaan sebuah
cerita ‘sejarah’ kononnya…aku dari dulu mengkaji perihal sahabat² yang
di’angkat’kononnya penuh keistimewaan disisi nabi.aku tahu siapa abu
bakar,umar,usman dan aisyah.kalau mereka hidup,mereka pasti malu kerana
aku tahu siapa mereka…apa tujuan abu bakar berdamping dengan Nabi,apa
keistimewaan umar dalam islam…?gagah?sebutkan nama² orang yang mati
ditangan umar?!10 orang pun cukup…tak ada kan…usman dan femili muawiyah…
dan apa wasiat Nabi pada aisyah sebelum wafat.jgn sekali-kali keluar dari rumah…tapi macammana pula dengan wataknya sebagai ketua peperangan antara beliau dan ali.Nabi sudah berkata bahawa baginda gedung ilmu dan ali pintunya….kenapa kita berpaksikan hadis sibapak kucing yang nyaris dihukum mati oleh umar.banyak lagi yang kita tenggelam oleh cerita rekaan antara zaman kita sehingga zaman nabi.contoh seperti politik sekarang.media sentiasa menggambarkan pemimpin arus perdana sebagai wira dan tiada ruang untuk kita lihat apa keburukannya.cukuplah berpegang pada al-quran dan sunah.sayangi ahlul bait….aku bukan sunnah mahupun syiah…aku pencari kebenaran
bila kita kaji perihal diatas kita akan dapat sedikit sebanyak fakta pada persoalan dimana dan mengapa makamnya fatimah dirahsiakan.apakah kerana bimbang ancaman musuh dalam selimut.lihat sahaja pada cara kematian ahlul bait yg lain selain fatimah.ali,hasan dan husin.tragis bukan.benar kita terleka pada sejarah peperangan aisyah dan ali.kenapa orang yang paling hampir dengan nabi saling berperang.
bukan lah perselisihan kecil anak beranak jika sudah segerombolan angkatan perang tersedia.allah sahaja yang maha mengetahui.allahumasalli ala muhammad,awala ali muhammad.itu sahaja tanda kasihnya aku pada Nabi dan keluarga nabi
bahwa tidak ada 1 orang pun yg boleh mengetahui makamnya selain para pengubur…Ali bahkan membuat 7 kubur untuk mengecoh Abu n Umar…ketika Abu n Umar ingin mbongkar semua makam tuk dapat memandikan dan mensholati lagi jenazah Fatimah, Ali menjaga Baqi dengan membawa Zulfikar dan menyatakan akan terjadi pertumpahan darah bila tetap dlakukan pbongkaran. Abu n Umar pada akirnya mengalah agar tidak terjadi pertumpahan darah walau mereka terus bersedih dan menangis atas penolakan Fatimah…bahkan Abu meminta semua membatalkan baiat atas dirinya…namun semua itu sudah tidak berlaku…fatimah telah murka…smua wasiat dilakukan karna rasa marah yg luar biasa terhadap abu n umar
dan alasan kenapa fatimah, dan juga al-Hasan yang sungguh ingin dmakamkan di samping makam rosul tidak dapat terwujud karena penolakan dari Aisyah bahkan sampai jenazah al-Hasan yang merupakan ahlul bait..cucu kebanggaan Rosul…dihujani dengan panah dan tombak…(Semoga Allah menunjukkan jalan yang benar pada kita)
sungguh di luar apa yg telah saya ketahui apa yg terdapat dalam buku tersebut…jika selama ini dalam buku2 plajaran kbanyakan mengagungkan Abu Bakar n Umar…mbaca buku ini benar2 mbuat saya dalam keadaan bingung n berusaha mcari jawab…sbgian besar teman bdiskusi menyatakan itu buku dari kelompok yg tlalu mengagungkan Ali….n ingin memecah belah Islam..tapi smakin saya mcari jawaban…hampir semua buku dengan judul berbeda memiliki alur cerita yang sama hanya beda cara penyampaian…
tapi…patutkah juga keluarga Rosul dperlakukan sperti tu??sedang Rosul mengatakan pada mereka bahwa Fatimah adalah penghulu wanita di surga??ali adalah suami penghuni surga…hasan dan husein adalah cucu yang dikasihinya…malah kaum muslim juga yang membunuh husein dengan sangat biadab..pbunuhan terkeji pertama yg ada di muka bumi..hingga seluruh binatang dan malaikat mengutuk perbuatan tersebut..bahkan jika boleh memilih mereka tidak ingin lagi berada di dunia..Maha Besar Allah…semoga apa yg kita ketahui bukanlah suatu kesesatan…
benar benar bingung….segala yg awalnya stau qt baik..kok jadi buruk???
tdk ada satupun yg mngetahui dimana kbradaan makam sayyidah fatimah,krna beliau mmng tidak inggin kuburanx diketahui oleh orng2 munafiq,beliau wafat dlm keadaan sakit hati yg tramat dlm,rosul jauh lbh mncintai putrix dibnding sapapun,”fatimah bit atu minni’fatimah adlh sbgian dr aq,mk jgn sekali2 mnyakiti sydh fatimah krna rosul akan trsakiti,dan apabila rosul sdh trsakiti mk allah akan murka kpdax,krna rosul mrpakan kekasih allah,dan allah tdk akan mnciptakan dunia dan seisix klo bkn krna rosulullah
Inilah umat Islam sepeninggal Rasulullah SAW…selalu mencakar dirinya sendiri dari dalam. ada teman mengatakan bahwa terkadang sejarah adalah milik siapa yang berkuasa saat itu…,mungkin ada benarnya juga tapi kita lupa satu hal bahwa Allah menjadikan sejarah agar umat yang “belakangan” bisa belajar “positif dan negatif-nya”sejarah tersebut. Dienul Islam adalah agama pembawa kedamaian,kesejahteraan dan kemajuan,yang mendukung manusia selaku khalifah Allah dimuka bumi. Ia bukanlah agama yang membawa kebencian menjadi sesuatu yang absolut karena Sang Pencipta adalah Maha Pemaaf,jika “produk”nya bertaubat. Marilah kita jalankan Dien ini sesuai dengan aslinya tanpa melibatkan oknum yang lain,biarlah mereka dan diri kita akan bertanggung jawab atas apa yang telah dilakukan dikehidupan dunia ini. Dien ini dilaksanakan dengan “manual” yang telah diberikan “Pencipta”nya dan akal pikiran kita serta hati nurani sebagai nilai pembandingnya.. Ada kisah yang menceritakan seorang shahabat bertanya pada Baginda Rasul tentang konsep dan hakikat dosa serta pahala lalu Rasul berkata “Tanyalah hati nuranimu jika kamu melakukan sesuatu,jika hatimu gundah gulana dan rasa bersalah setelah melakukan sesuatu maka itulah perbuatan dosa..begitupun sebaliknya..WaLlaahu a’lam..Allahumma Shalli ‘ala Muhammad wa ‘ala aali Muhammad.
Teka-teki yang hendak kita cari jawabannya. Sebenarnya jika kita kritis pula maka kita harus bertanya pula, kenapa Sy. Fathimah Zahra as mewasiatkan untuk dimakamkan pada malam hari?
As Shaduq meriwayatkan bahwa Rasulullah shallallahu Alaihi wasallam
bersabda : seakan saya melihat rumahnya dimasuki kehinaan, kehormatannya
dilecehkan, diserobot haknya, dihalangi untuk menerima warisannya,
tulang rusuknya dipatahkan, dan janinnya digugurkan.
Kenapa sampai sekarang makam beliau masih teka-teki, artinya tidak diketahui secara jelas makamnya?
Kenapa, dan kenapa?
Ada apa dibalik semua ini?
Umar menyerbu rumah Ali bersama tiga ratus orang.
Umar menggunakan pedang dan cambuk tanpa menyentuh pintu
Sakit berkepanjangan mengakibatkan janin Muhsin pun gugur..tulang
rusuknya patah dan janin yang dikandungnya gugur..Muhsin gugur dari
perut ibunya…..Fatimah terbaring di tempat tidur hingga wafat sebagai
syahid… Orang itu fatmah binti Rasulullah hingga berdarah dan gugur
janinnya
.
Umar menyerbu rumah Ali bersama tiga ratus orang.
.
dan apa wasiat Nabi pada aisyah sebelum wafat.jgn sekali-kali keluar dari rumah…tapi macammana pula dengan wataknya sebagai ketua peperangan antara beliau dan ali.Nabi sudah berkata bahawa baginda gedung ilmu dan ali pintunya….kenapa kita berpaksikan hadis sibapak kucing yang nyaris dihukum mati oleh umar.banyak lagi yang kita tenggelam oleh cerita rekaan antara zaman kita sehingga zaman nabi.contoh seperti politik sekarang.media sentiasa menggambarkan pemimpin arus perdana sebagai wira dan tiada ruang untuk kita lihat apa keburukannya.cukuplah berpegang pada al-quran dan sunah.sayangi ahlul bait….aku bukan sunnah mahupun syiah…aku pencari kebenaran
bila kita kaji perihal diatas kita akan dapat sedikit sebanyak fakta pada persoalan dimana dan mengapa makamnya fatimah dirahsiakan.apakah kerana bimbang ancaman musuh dalam selimut.lihat sahaja pada cara kematian ahlul bait yg lain selain fatimah.ali,hasan dan husin.tragis bukan.benar kita terleka pada sejarah peperangan aisyah dan ali.kenapa orang yang paling hampir dengan nabi saling berperang.
bukan lah perselisihan kecil anak beranak jika sudah segerombolan angkatan perang tersedia.allah sahaja yang maha mengetahui.allahumasalli ala muhammad,awala ali muhammad.itu sahaja tanda kasihnya aku pada Nabi dan keluarga nabi
bahwa tidak ada 1 orang pun yg boleh mengetahui makamnya selain para pengubur…Ali bahkan membuat 7 kubur untuk mengecoh Abu n Umar…ketika Abu n Umar ingin mbongkar semua makam tuk dapat memandikan dan mensholati lagi jenazah Fatimah, Ali menjaga Baqi dengan membawa Zulfikar dan menyatakan akan terjadi pertumpahan darah bila tetap dlakukan pbongkaran. Abu n Umar pada akirnya mengalah agar tidak terjadi pertumpahan darah walau mereka terus bersedih dan menangis atas penolakan Fatimah…bahkan Abu meminta semua membatalkan baiat atas dirinya…namun semua itu sudah tidak berlaku…fatimah telah murka…smua wasiat dilakukan karna rasa marah yg luar biasa terhadap abu n umar
dan alasan kenapa fatimah, dan juga al-Hasan yang sungguh ingin dmakamkan di samping makam rosul tidak dapat terwujud karena penolakan dari Aisyah bahkan sampai jenazah al-Hasan yang merupakan ahlul bait..cucu kebanggaan Rosul…dihujani dengan panah dan tombak…(Semoga Allah menunjukkan jalan yang benar pada kita)
sungguh di luar apa yg telah saya ketahui apa yg terdapat dalam buku tersebut…jika selama ini dalam buku2 plajaran kbanyakan mengagungkan Abu Bakar n Umar…mbaca buku ini benar2 mbuat saya dalam keadaan bingung n berusaha mcari jawab…sbgian besar teman bdiskusi menyatakan itu buku dari kelompok yg tlalu mengagungkan Ali….n ingin memecah belah Islam..tapi smakin saya mcari jawaban…hampir semua buku dengan judul berbeda memiliki alur cerita yang sama hanya beda cara penyampaian…
tapi…patutkah juga keluarga Rosul dperlakukan sperti tu??sedang Rosul mengatakan pada mereka bahwa Fatimah adalah penghulu wanita di surga??ali adalah suami penghuni surga…hasan dan husein adalah cucu yang dikasihinya…malah kaum muslim juga yang membunuh husein dengan sangat biadab..pbunuhan terkeji pertama yg ada di muka bumi..hingga seluruh binatang dan malaikat mengutuk perbuatan tersebut..bahkan jika boleh memilih mereka tidak ingin lagi berada di dunia..Maha Besar Allah…semoga apa yg kita ketahui bukanlah suatu kesesatan…
benar benar bingung….segala yg awalnya stau qt baik..kok jadi buruk???
tdk ada satupun yg mngetahui dimana kbradaan makam sayyidah fatimah,krna beliau mmng tidak inggin kuburanx diketahui oleh orng2 munafiq,beliau wafat dlm keadaan sakit hati yg tramat dlm,rosul jauh lbh mncintai putrix dibnding sapapun,”fatimah bit atu minni’fatimah adlh sbgian dr aq,mk jgn sekali2 mnyakiti sydh fatimah krna rosul akan trsakiti,dan apabila rosul sdh trsakiti mk allah akan murka kpdax,krna rosul mrpakan kekasih allah,dan allah tdk akan mnciptakan dunia dan seisix klo bkn krna rosulullah
Inilah umat Islam sepeninggal Rasulullah SAW…selalu mencakar dirinya sendiri dari dalam. ada teman mengatakan bahwa terkadang sejarah adalah milik siapa yang berkuasa saat itu…,mungkin ada benarnya juga tapi kita lupa satu hal bahwa Allah menjadikan sejarah agar umat yang “belakangan” bisa belajar “positif dan negatif-nya”sejarah tersebut. Dienul Islam adalah agama pembawa kedamaian,kesejahteraan dan kemajuan,yang mendukung manusia selaku khalifah Allah dimuka bumi. Ia bukanlah agama yang membawa kebencian menjadi sesuatu yang absolut karena Sang Pencipta adalah Maha Pemaaf,jika “produk”nya bertaubat. Marilah kita jalankan Dien ini sesuai dengan aslinya tanpa melibatkan oknum yang lain,biarlah mereka dan diri kita akan bertanggung jawab atas apa yang telah dilakukan dikehidupan dunia ini. Dien ini dilaksanakan dengan “manual” yang telah diberikan “Pencipta”nya dan akal pikiran kita serta hati nurani sebagai nilai pembandingnya.. Ada kisah yang menceritakan seorang shahabat bertanya pada Baginda Rasul tentang konsep dan hakikat dosa serta pahala lalu Rasul berkata “Tanyalah hati nuranimu jika kamu melakukan sesuatu,jika hatimu gundah gulana dan rasa bersalah setelah melakukan sesuatu maka itulah perbuatan dosa..begitupun sebaliknya..WaLlaahu a’lam..Allahumma Shalli ‘ala Muhammad wa ‘ala aali Muhammad.
Teka-teki yang hendak kita cari jawabannya. Sebenarnya jika kita kritis pula maka kita harus bertanya pula, kenapa Sy. Fathimah Zahra as mewasiatkan untuk dimakamkan pada malam hari?
As Shaduq meriwayatkan bahwa Rasulullah shallallahu Alaihi wasallam
bersabda : seakan saya melihat rumahnya dimasuki kehinaan, kehormatannya
dilecehkan, diserobot haknya, dihalangi untuk menerima warisannya,
tulang rusuknya dipatahkan, dan janinnya digugurkan.
Amali Shaduq hal 100
Kenapa sampai sekarang makam beliau masih teka-teki, artinya tidak diketahui secara jelas makamnya?
Kenapa, dan kenapa?
Ada apa dibalik semua ini?
Umar menyerbu rumah Ali bersama tiga ratus orang.
Diriwayatkan mengenai penyebab wafatnya Fatimah : Umar bin Khattab
menyerang rumah Ali dan Fatimah bersama tiga ratus orang. Lihat dalam
kitab Al Awalim jilid 2 hal 58
Umar menggunakan pedang dan cambuk tanpa menyentuh pintu
Fatimah berteriak Wahai Ayahku, Wahai Rasulullah, lalu Umar mengangkat
pedang yang masih di sarungnya dan memukul perut Fatimah, lalu Fatimah
berteriak lagi, wahai ayahku, lalu Umar mencambuk tangan Fatimah,
Fatimah memanggil Wahai Rasulullah, betapa buruk penggantimu, Abubakar
dan Umar, Ali melompat dan mencengkeram baju Umar dan membantingnya, dan
memukul hidung serta lehernya. Ali berniat membunuh Umar tetapi dia
teringat wasiat Rasulullah Shallallahu Alaihi wasallam. (Kitab Sulaim
bin Qais , jilid 3 hal 538)
Sakit berkepanjangan mengakibatkan janin Muhsin pun gugur..tulang
rusuknya patah dan janin yang dikandungnya gugur..Muhsin gugur dari
perut ibunya…..Fatimah terbaring di tempat tidur hingga wafat sebagai
syahid… Orang itu fatmah binti Rasulullah hingga berdarah dan gugur
janinnya.
seorang ahli sejarah mengatakan : Amirul Mu’minin Ali tinggal di rumahnya beserta beberapa pengikutnya, seperti yang dipesankan oleh Rasulullah, lalu mereka menuju rumah Ali dan menyerbunya, membakar pintu rumah dan memaksa orang yang di dalamnya untuk keluar…. mereka memaksa Ali untuk berbaiat dan Ali menolak, dan mengatakan : aku tidak mau, mereka mengatakan : kalau begitu kami akan membunuhmu, Ali mengatakan: jika kalian membunuhku maka aku adalah Hamba Allah dan saudara RasulNya. ( Lihat Itsbatul Washiyyah hal 123.)
……gugurnya janin Muhsin, dan membuat Fatimah sakit parah, dia melarang orang yang menyakitinya dari menjenguknya, ( Lihat Dala’ilul Imamah, At Thabari, hal 45)
Umar menyerbu rumah Ali bersama tiga ratus orang.
Diriwayatkan mengenai penyebab wafatnya Fatimah : Umar bin Khattab
menyerang rumah Ali dan Fatimah bersama tiga ratus orang. Lihat dalam
kitab Al Awalim jilid 2 hal 58
.
Fatimah az Zahra, anak perempuan Rasulullah, seorang wanita yang
keagungannya di angkat sendiri oleh Allah swt ke satu tahap tertinggi,
yang tidak tercapai oleh mana-mana wanita. kedudukan beliau tidak boleh
di ragukan lagi kerana terlampau banyak hadis yang meriwayatkan
keagungan makam Fatimah az Zahra. Mari kita ambil pengajaran dengan
melihat sedikit dari kata-kata Rasulullah(sawa) tentang anak kesayangan
baginda.
- Ahli keluargaku yang paling di sayangi ialah Fatimah.
- Ayatul Tatheer(33:33) diturunkan untuk 5 orang, diriku, Ali, Fatimah, Hassan dan Hussain
- Penghulu wanita di syurga ialah Fatimah
- Aku tidak gembira melainkan Fatimah gembira
- Mahdi akan datang dari Ahlul Baitku dari keturunan Fatimah.
- Fatimah ialah sebahagian dari ku, barangsiapa membuatkan beliau marah, membuatku marah, menyakiti beliau bermakna menyakiti ku.
- Ya Fatimah, sesungguhnya Tuhan berasa marah apabila kamu marah.
Begitulah kedudukan beliau di sisi Rasulullah, yang juga menunjukkan
kedudukan beliau di sisi Allah swt. Satu kedudukan yang tidak akan di
capai lagi oleh mana-mana wanita.
“Apa yang mereka telah lakukan padamu Y Fatimah sepeninggalan bapamu!!”
Tanggal 13 Jamadil Awal atau 3 Jamadil Akhir, ialah hari kesedihan
bagi pencinta Ahlul Bait kerana ia adalah hari pemergian Qurrata Ainul
Rasul, kegembiraan Rasulullah. Lebih menyedihkan pemergian beliau adalah
dalam keadaan di sakiti.
Amirul Mukminin Imam Ali sendiri mengetuai mandi jenazah beliau.
Turut dilaporkan membantu dalam urusan itu ialah Asma binti Umays. Asma
meriwayatkan: “Fatimah telah menyatakan di dalam wasiat beliau yang
tiada orang lain di benarkan menguruskan jenazahnya kecuali Imam Ali dan
diriku(Asma). Olwh itu kami memandikan beliau bersama, dan Amirul
Mukminin bersolat untuk Fatimah bersama Hassan, Hussain, Ammar,
Miqdad,’Aqil, Az Zubair, Abu Dzar, Salman, Burydah dan beberapa orang
dari Bani Hasyim. Mereka bersolat di waktu malam ,dan demi menuruti
wasiat Fatimah, Imam Ali, mengebumikan beliau dalam rahsia.”
Terdapat banyak perselisihan di antara ahli Hadis tentang kedudukan
sebenar kubur beliau. Ahli Hadis kita sendiri menyatakan beliau di
kuburkan di Baqi’. Sementara yang lain menyatakan beliau dikuburkan di
dalam bilik beliau sendiri dan apabila Ummayad membesarkan masjid Nabi,
kubur beliau berada di dalam kawasan itu. Sementara yang lain masih
menyatakan bahawa ia terdapat di antara kubur dan mimbar Nabi. Ini
berdasarkan sabda baginda: Terdapat di antara kuburku dan minbarku,
taman di antara taman di syurga”. Pendapat pertama adalah tidak mungkin,
jadi pendapat kedua dan ketiga adalah lebih dekat kepada kebenaran.
Oleh itu sebagai ihtiyat, maka jika kita melakukan ziarah, ia perlu di
lakukan di ketiga-tiga tempat.
Pengebumian Yang Sunyi
Di dalam kegelapan malam, apabila mata-mata sedang tertutup terlena
dan suasana yang sunyi, upaca pengebumian jenazah meninggalak rumah Imam
Ali, membawa anak perempuan Rasulullah(sawa) ke tempat persemadian
terakhir beliau. Ini berlaku pada malam 3 Jamadil Akhir 11AH.
Upacara yang menyentuh hati ini menuju ke suatu tempat yang tidak
diketahui, diikuti oleh beberapa hamba Allah yang setia. Mereka ialah
Ali(A.S.), Hasan(A.S.), Hussain(A.S.), Zainab(A.S.) and Umm
Kulthum(A.S.)… Abu Dhar, Ammar, Miqdad, dan Salman
Di mana lagi ribuan yang tinggal di Madinah? Seseorang mungkin
bertanya, dan jawapan yang datang berbunyi begini: Fatimah telah
meminta agar tiada orang lain hadir di majlis pengebumian beliau! Ahli
keluarga terdekat dan sahabat bergegas untuk mengebumikan Fatimah dan
pulang ke rumah agar tiada orang lain mengetahui kedudukan sebenar kubur
beliau.
Imam Ali, suami beliau berasa sangat sedih atas pemergian ini, namau
siapa yang tidak apabila dipisahkan dengan wanita terbaik alam ini?
Dalam keadaan menangis, Imam Ali berbicara dengan Rasulullah(sawa);
“Ya Rasulullah, salam keatas kamu dari ku dan dari anak perempuan mu
yang telah pergi menemui mu. Ya Rasulullah(sawa)! Kesabaran ku semakin
menipis dan ketahanan ku semakin lemah(atas kejadian ini), kecuali aku
mempunyai asas yang cukup kuat untuk bertahan dalam kejadian yang sangat
menghancurkan hati ku iaitu dengan pemergian mu. Aku membaringkan kamu
di dalam kubur mu, apabila kamu tidak lagi bernyawa, dan kepalamu di
antara leherku dan dada ku. “Sesungguhnya dari Allah kita datang dan
kepadaNya kita kembali”(2″56)
Sekarang amanah telah dikembalikan dan apa yang telah diberi kini
telah di ambil semula. Kesedihanku tidak mempunya sempadan dan
malam-malamku tidak akan lena tidurnya sehingga Allah swt memilihkan
untukku sebuah rumah yang di dalamnya ada kamu. Semestinya anak kamu
pasti mengadukan kepada mu akan Ummah yang menindas beliau. Kamu bertnya
keadaan sebenar kapadanya dan mendapat berita akan situasi sebenar,
Perkara ini terjadi sewaktu masa belum lama berlalu dan memori mu masih
belum menghilang. Salam ku ke atas kamu berdua, salam seorang yang
bersedih dan berduka dan bukan dari seorang yang membenci dan mecemuh,
jika aku pergi sekarang, ia bukanlah kerana aku sudah letih akan kalian
dan jika aku tinggal, ia bukanlah kerana kurangnya kepercayaan ku atas
janji Allah kepada orng-orang yang sabar.”
Percubaan yang Gagal
Pada waktu subuh, orang ramai berkumpul untuk menyertai pengebumian
Fatimah, akan tetapi mereka telah di beritahu bahawa puteri Rasulullah
telah di kebumikan secara rahsia di waktu malam. Sementara itu Imam Ali
telah membuat 4 kuburan baru di Baqi’ untuk memalsukan kedudukan sebenar
Fatimah.
Apabila orang ramai memasuki tanah perkuburan itu, mereka berasa
keliru akan kedudukan sebenar kubur beliau, mereka memandang antara satu
sama lain, dan dengan nada menyesal, mereka berkata: “Nabi kita hanya
meninggalkan seorang anak perempuan, namun beliau meninggal dalam
keadaan tanpa penyertaan kita dalam pengebumiannya. Malah kita langsung
tidak mengetahui lokasi nya!”
Menyedari pemberontakan yang mungkin terjadi dari suasana beremosi
ini, pihak pemerintah mengumumkan: “Pilihlah sekumpulan wanita Muslim,
dan minta mereka menggali tanah-tanah ini, agar kita dapat menemui
Fatimah dan menyolatkan beliau.
Ya! Mereka mencuba untuk menjalankan rancangan itu, melanggar wasiat
Fatimah, dan menyebabkan percubaan Imam Ali untuk merahsiakan lokasi
sebenar Fatimah gagal. Apakah mereka telah lupa akan ketajaman pedang
Imam Ali dan keberanian beliau yang terkenal itu? Adakah mereka
menyangkakan Imam Ali akan duduk senyap dalam menghadapi rancangan
mereka yang tidak masuk akal itu?
Imam Ali tidak membalas balik selepas kewafatan Rasulullah kerana
beliau mementingkan kesatuan Muslim sebagai sesuatu yang lebih utama.
Bagaimanapun ini tidak bermakna beliau akan membiarkan jenayah mereka ke
atas Fatimah Az Zahra walaupun selepas pemergian beliau.
Dalam kata lain, Rasulullah meminta Imam Ali untuk bersabar, tetapi
hanyalah sehingga peringkat tertentu. Apabila Imam Ali mendengar
rancangan mereka, beliau bergegas memakai pakaian perang dan menuju ke
Baqi’.
Imam Ali mengeluarkan pedang dan berkata:
“JIka kamu -berani mengubah walau satu sahaja batu dari kubur-kubur
ini, akan ku serang walaupun sehingga mereka ialah pengikut terakhir
ketidakadilan.”
Orang ramai menyedari keseriusan kata-kata Imam Ali, dan mengambil
amaran beliau dengan penuh kepercayan yang beliau akan melakukan
sebagaimana yang diucapkan. Namun seseorang dari pihak pemerintah
berkata kepada Imam Ali dengan kata-kata ini:
“Apa masalahnya Abul Hassan? Demi Allah, kami akan menggali semula
kubur Fatimah dan menyolatkan beliau.” Imam Ali kemudiannya memegang
pakaian orang itu dan membaling orang itu ke tanah dan berkata:
“Ibnu Sawada! Aku telah meninggalkan hak ku untuk mengelakkan orang
ramai dari meninggalkan kepercayaan mereka, tetapi dalam kes Fatimah,
demi Dia yang nyawa ku berada di dalam tangannya, jika kamu dan pengikut
kamu berani mencuba sesuatu, aku akan mengalirkan tanah dengan darah
kamu.”
Pada ketika ini Abu Bakr berkata:
“Abu al Hassan, aku meminta kepadamu demi hak Rasulullah dan demi Dia
yang berada di atas arash, lepaskan dia dan kami tidak akan melakukan
sesuatu yang tidak kau sukai.” Seterusnya sehingga ke hari ini,
kedudukan sebenar kubur Fatimah masih belum di ketahui.
Kelmarin, 17 Mei 2010, beersamaan 3 Jamadil Akhir adalah hari
kesedihan bagi Ummah Muhammad,bagi mereka yang mencintai apa yang
Rasulullah cintai, dan membenci apa yang Rasulullah benci.” Marilah kita
perbanyakkan solawat keatas baginda dan keluarga baginda yang suci,
menegenangkan jasa mereka kepada Islam dan diri kita sendiri. Allahumma
Solli ‘ala Muhammad wa Aali Muhammad.
Masa berlanjut…
Inilah penerus perjuangan Fatimah :
1 gambar menceritakan 1000 maksud. Inilah pemimpin tertinngi Iran.
Disebabkan satu gambar menceritakan 1000 maksud, maka x payah la cerita
panjang-panjang.
Dengan ini dapat kita rumuskan, diamnya Ali bin Abi Talib dan beliau
membiarkan Abu Bakar memerintah bukanlah dalil keridhaannya, hakikatnya
beliau ingin menjaga agama Islam dari musnah
No comments
Post a Comment