Breaking News

Belajar dari Huruf “NUN”

Oleh: Syah Azis Perangin Angin

Beberapa surat dalam al-Qur’an diawali dengan awalan surat (fawatihussuar) yang terdiri dari susunan huruf-huruf hijaiyah. Jika diterjemahkan, kata-kata tersebut tidak memiliki arti yang jelas. Tapi ia memantik akal manusia untuk berfikir dan menafsirkan sesuai dengan batas kemampuan pembacanya. Dalam al-Quran terjemahan selalu disebutkan bahwa huruf-huruf tersebut hanya Allah yang tahu maknanya. Seperti: Ali Lam Mim, Alif Lam Ra’, Yasiin, Thaha, Shaad, Nun’, dll
Di antara fawatihussuar yang “tidak jelas” maksudnya itu ada pada surat Al-Qolam (QS: 68) ayat 1, yang diawali dengan huruf “Nun”. Setiap orang yang mau berfikirakan terperan dengan kehadiran huruf tersebut di awal surat sehingga menimbulkan ras penasaran untuk membaca hingga selesai. Huruf tersebut tidak ada artinya secara bahasa kecuali diterjemahkan secara kaku dengan terjemahan “nun” juga. Ia memancing akal kita untuk berfikir. Apa sebenarnya maksud huruf tersebut sehingga Allah bersumpah dengan surat huruf “nun”?
Allah SWT menciptakan segala sesuatu di muka bumi ini bukan tanpa maksud. Ada hikmah yang tersembunyi dari setiap kejadian. Hanya saja tidak semua manusia dapat memetik hikmah-hikmah tersebut, sesuai dengan akal dan pikirannya. Tapi bagi mereka yang mau berpikir, insya Allah mereka akan melihat mutiara yang jelas dari setiap hikmah penciptaan yang ada di bumi ini.
Kembali ke huruf “nun”. Dalam ilmu bahasa Arab, ada banyak hukum yang muncul karena kehadiran huruf “nun”. Nun Sukun, Nun Niswah, Nun Tatsniyah, Nun Jama’ dan nun-nun yang lain. Dalam Nun sukun dalam ilmu tajwid misalnya. Paling tidak ada 6 (enam) hukum yang muncul, yaitu: Izhar Halqi, Idghom Bighunnah, Idghom bila Gunnah, Izhar Wajib, Iqlab, dan Ikhfa’. Pelajaran tentang tajwid ini akan kita coba bahas di sini. Tetapi bukan tentang hukum secara detil, tapi hikmah yang mungkin bisa dipetik karena keberadaan huruf ”nun” tersebut.
Jika kita perhatikan dengan seksama, minimal ada satu hikmah yang mungkin dapat kita terapkan dalam kehidupan kita dari huruf “nun” tadi. Yaitu pelajaran tentang pergaulan dengan sesama manusia. Huruf “nun” sangat pintar bersahabat. Dengan huruf apa saja ia mampu berbaur. Tapi ia juga cerdas memposisikan diri sebagai mana baiknya.
Ia akan dibaca jelas (Izhar Halqi) jika bertemu dengan salah satu dari huruf Halqi, yaitu, Hamzah, ‘Ain, Ghain, Ha’, Kha’, dan Ha. Ia akan dibaca dengung dan dimasukkan jika bertemu dengan huruf Nun, Waw, Ya’, atau Mim pada kalimat yang berbeda (Idgam bigunnah), tapi dibaca jelas bila bertemu dengan huruf tersebut pada satu kalimat (Izhar Wajib). Ia tidak dibaca dengung jika bertemu dengan huruf Lam, atau Ra’ namun masih tetap dimasukkan sehingga kelihatan seperti tasydid pada huruf “La’” dan “Ra’”. Ia akan berubah bacaannya menjadi “Mim” jika bertemu dengan huruf “Ba’”. Sedangkan dibaca samar jika bertemu dengan huruf selain huruf-huruf tersebut.
Dari sini kita bisa ambil satu pelajaran menarik dari huruf “nun” tentang persahabatan untuk dapat bergaul bersama orang lain  dengan baik. Kita tidak harus kaku sehingga dicap “ga’ gaul” disebabkan pergaulan kita yang terbatas pada orang-orang yang mungkin kita anggap sesuai dengan “selera” kita.
Namun perlu diperhatikan, pergaulan ini bukan sembarang gaul yang menyebabkan kita menjadi keblinger. Ingat! Huruf nun, walaupun ia sering berubah-ubah sehingga kelihatan seperti “siluman” tapi Ia tetap saja huruf “Nun”. Ia tidak berubah jadi huruf Lam atau Ra’ walaupun sudah dimasukkan hukum bacaan idgham bigunnah. Walaupun kita mungkin bergaul dengan preman kita tidak serta merta menjadi preman, atau walaupun mungkin kita bergaul dengan orang yang tidak “seaqidah” dengan kita tetapi tidak membuat aqidah kita goyah. Kita harus berani mengatakan yang benar jika itu yang benar dan salah jika itu yang salah. Sehingga kita tidak menjadi orang-orang yang suka mengekor dan ikut-ikutan. (wallahu a’lam bishowab).

No comments