Petuah Dan Mutiara Kalam Imam Ali as
Petuah Dan Mutiara Kalam Imam Ali as
I. Imam Ali (sa) berkata :
"Adalah wajib bagi orang yang berakal untuk menunjukkan secara tepat tentang berbagai kelemahannya dalam agama, pendapat, perilaku dan akhlak, serta mengumpulkannya di dalam hati mereka atau dalam sebuah buku dan berupaya untuk menghapusnya.Adalah suatu kebodohan dalam diri seseorang yang membuatnya memperhatikan kesalahan-kesalahan orang lain dan tidak melihat apa yang tersembunyi tentang kesalahannya sendiri."
(Ghurar Al-Hikam)
II. Imam Ali as berkata :
"DEMI ALLAH!..Bani UMAYYAH sepeninggalku adalah yang terBURUK bagi kalian,seperti Unta Tua Betina PEMBANGKANG yg Menggigit dengan Mulutnya...Ingatlah bahwa Bencana yang BURUK bagi kalian sepeningglaku adalah BENCANA bani UMAYYAH,karena BENCANA itu BUTA dan menciptakan KEGELAPAN.."
(Nahjul Balaghah,Syarif Radhi)
III.Imam Ali as berkata :
"Dalam Hidupku tidak ada Harganya bagi seseorang memperlambatku untuk memerangi mereka yang menentang HAQ dan meraba-raba dalam kesesatan.Maka Bertaqwalah wahai hamba Allah dan berlarilah kepada RahmatNYA dari AdzabNYA. Pijaklah jalan yang telah Dia Hamparkan untukmu dan BANGKITLAH dengan apa yang telah Dia IKATkan kepadamu, dengan berbuat demikian maka AKU ALI menjamin keselamatanmu meski kamu mungkin tak mendapatkannya segera didunia ini"
(Nahjul Balaghah,Khutbah ke 24 )
IV.Imam Ali as berkata:
Hindarilah persahabatan dengan orang-orang yang suka mencari kelemahan-kelemahan orang lain, karena persahabatan dengan mereka akan menjadikan tidak aman dari makar-makar mereka.
(Ghurar Al-Hikam, hal.148)
V.Imam ALI AS berkata,
“Barang siapa yang membantu saudaranya yang dizalimi dan menyenangkan hatinya daripada penderitaan dan memenuhi keperluannya, maka dijamin oleh Allah tujuh puluh dua rahmat. Satu sahaja sudah mencukupi untuk memberikan kehidupannya di dunia bahagia. Baki tujuh puluh satu rahmat disediakan untuknya Pada Hari Keadilan yang akan menyelamatkannya daripada malapetaka yang dahsyat pada hari tersebut"
{Kitabul Mukminin, Oleh Maulana Syed Murtadha Husayn,}
VI.IMAM ALI as berkata:
Saya wasiati Anda sekalian agar takut kepada Allah yang tidak meninggalkan dalih terhadap apa yang telah diperingatkan-Nya, telah mengerahkan hujah (untuk petunjuk) tentang jalan (yang benar) yang telah ditunjukkan-Nya. la telah memperingatkan Anda tentang musuh yang menyelinap ke dalam hati Anda dan secara mencuri-curi berkata ke telinga Anda, dan dengan demikian menyesatkan dan menimbulkan kerusakan, membuat janji-janji (palsu) dan menahan Anda dalam kesan-kesan yang batil. la menyuguhkan dosa-dosa jahat dalam bentuk menarik, dan menunjukkan bahkan kejahatan parah sebagai cahaya. Ketika ia telah menipu para sejawatnya dan menghambur-hamburkan janji, ia mulai mencari kesalahan pada apa yang ia perkenalkan sebagai baik, dan memandang berat apa yang telah ditunjukkannya sebagai enteng, dan mengancam terhadap yang telah ditunjukkannya sebagai aman.
(Biharul Anwar )
VII.Amir al-Mukminin Ali bin Abi Talib as berkata:
Allah Swt berfirman :
“ Allah sekali-kali tidak menjadikan bagi seseorang dua buah hati dalam rongganya”
(al-Ahzab33:4)
“Tidak akan berhimpun cinta kami (hubbu-na) dan cinta musuh kami(hubbu ‘aduwwi-na) di dalam rongga seseorang. Sesungguhnya Allah sekali-kali tidak menjadikan bagi seseorang dua buah hati dalam rongganya” Justeru itu cinta dan kebencian tidak akan bertemu. Adapun pencinta kami (muhibbu-na), maka cintanya bersih sepertilah emas yang dibersihkan dengan api, tanpa sebarang kekotoran padanya. Lantaran itu siapa yang ingin mengetahui cinta kami, maka hendaklah dia memeriksa hatinya. Jika cintanya kepada kami bercampur bersama cintanya kepada musuh kami, maka dia BUKANLAAH dari kami, dan kami BUKANLAH daripadanya. Allah adalah musuh mereka, Jibrail , Mika’il dan Allah adalah musuh bagi mereka yang ingkar”
( Bihar al-Anwar )
VIII.Imam Ali as berkata :
"Wahai hamba-hamba Allah! Sejak leher masih bebas dari jerat, dan jiwa pun tak terbelenggu, sekarang Anda mempunyai waktu untuk mencari petunjuk; Anda dalam keadaan bertubuh senang, Anda dapat berkumpul dalam pertemuan, sisa hidup berada di hadapan Anda, Anda mempunyai kesempatan besar untuk berbuat menurut kemauan, Anda mempunyai kesempatan untuk bertaubat, dan (Anda berada dalam) suasana damai. (Tetapi Anda harus bertindak) sebelum Anda terburu oleh keadaan sempit dan sedih, atau ketakutan dan kelemahan, sebelum mendekatnya maut yang ditunggu dan sebelum diambil oleh Yang Mahakuat dan Mahakuasa."
(Nahjul Balaghah)
IX.Imam Ali as berkata :
Mereka mengguntur seperti awan dan bersinar seperti kilat tetapi mereka
bertindak pengecut, sementara kami tidak mengguruh sampai kami menyerbu,
tidak juga kami menunjukkan arus (kata-kata) sampai kami benar-benar
menghujani mereka.
[Nahjul Balaghah-Ali bin Abi Thalib-Khotbah: 9]
X.Imam Ali as berkata
"Kami tidak akan melihat orang yang bodoh kecuali ketika terjebak dalam perilaku ekstrim kanan atau kiri."
"Dan Allah telah meninggikan langit dan Dia meletakkan neraca (keadilan). Supaya kamu jangan melampui batas tentang neraca itu."
{QS.AR RAHMAN,7-8}
“ BETAPA BANYAK ORANG BER-AKAL YANG TERTAWAN DIBAWAH KENDALI HAWA NAFSUNYA ”
( Nahjul balaghah )
XI.IMAM ALI as berkata :
»Janganlah bersandar pada harapan kosong (lamunan atau khayalan) sebab itu hanyalah bekalnya orang yang mati (akal), Hati-hatilah jangan sampai tertipu dan dikendalikan oleh perasaan, Yang disebut bijaksana adalah yang belajar dari pengalaman dan mengambil manfaat darinya.....
( Nahjul Fasha'ah )
XII.Imam Ali as berkata menjelaskan kepada Salman dan Jundub :
"Wahai Salman, wahai Jundub, aku dan kekasihku Muhammad pada masa dahulu adalah satu cahaya , kami bertasbih sebelum orang lain bertasbih (kuntu wa Muhammad nuuran nusabbi-hu qabla al-Musabbihaat).
Kami bercahaya sebelum makhluk (wa nasyriq qabla al-Makhluqaat), maka Allah telah membahagikan cahaya itu kepada dua: Nabi Mustafa dan Wasi Murtadha (fa-qassama llhu bi-dhaalika al-Nuura nisfaini: Nabiyyun Mustafa wa wasiyyun murtadha), maka Allah a.w berfirman kepada yang separuh (al-Nasf): Jadilah kamu Muhammad (kun Muhammadan) dan kepada yang separuh lagi (al-Nasf): Jadilah kamu Ali (kun ‘Aliyyan).
itulah mengapa Nabi s.a.w bersabda:
" Aku adalah daripada Ali dan Ali adalah daripadaku dan tidak akan menunaikan daripadaku kecuali aku atau Ali (anaa min ‘Ali wa ‘Ali min-ni, wa la yuaddu ‘an-ni illaa anaa au Ali )"
dan FirmanNYA SWT di dalam Surah Ali Imraan (3):61
“anfusa-naa wa anfusa-kum” ertinya “diri kami dan diri kamu”
Kami pada hakikatnya cahaya Allah yang tidak hilang dan tidak berubah (wa nahnu fii al-Haqiqati nuuru llahi al-Ladhi la yazuulu wa la yataghayyaru)...
Wahai Salman, dengan kamilah telah mulianya setiap yang diutus (bi-na syarafa kullu mab‘uuth). Lantaran itu, janganlah mendakwa/menyebut kami sebagai tuhan-tuhan (fa-la tad‘uu-na arbaaban) dan katalah kepada kami apa yang kamu mau [selain daripada itu] (wa quuluu fii-naa ma syi’tum) .
Disebabkan kami seorang itu binasa dan dengan kami dia berjaya (fa-fiiina halaka wa bi-na najaa).
Wahai Salman, sesiapa yang beriman dengan apa yang aku telah katakan dan aku telah jelaskan, maka dia adalah mukmin (man aamina bi-ma qul-tu wa syarah-tu, fa-huwa mu’min), maka Allah telah menguji hatinya untuk keimanan (imtahanaa llhu qalba-hu li l-Imaan) dan meredainya (wa radhia ‘an-hu).
Kami adalah Nikmat-Nya yang tidak dapat dibalas (wa ni‘matu-hu al-Ladhi la tujzaa).
Awal kami adalah Muhammad, pertengahan kami adalah Muhammad dan akhir kami adalah Muhammad (awwalu-naa Muhammad wa ausatu-naa Muhammad wa aakhiru-naa Muhammad).
Siapa yang telah mengenal/mengetahui kami, maka dia telah menyempurnakan agama yang lurus (fa-man ‘arafa-naa fa-qad istakmala al-Diina al-Qayyim).
Sesiapa yang syak dan was-was, maka dia adalah Naasibi (wa man syakka wa irtaaba fa-huwa naasibun) sekalipun dia mendakwa wilayahku, maka dia adalah seorang pendusta (wa in idda‘a wilaayati fa-huwa kaadhibun). Wahai Salman, aku dan pembimbing-pembimbing daripada Ahlu l-Baitku adalah rahsia Allah yang tersembunyi (anaa wa al-Hudaat min ahli baitii sirru llahi al-Maknuun) dan para wali-Nya yang hampir kepada-Nya (wa auliyaa’u-hu al-Muqarrabuun), semua kami adalah satu (kullu-na waahidun), rahasia kami adalah satu (waahidun). Lantaran itu, janganlah kamu memisah atau membedakan antara kami, niscaya kamu binasa (fa-la tufarriquu fii-naa fa-tahlikuu).
Aku adalah Hamba dari Hamba Allah yang bernama Muhammad ...
{REF: Masyaariq Anwaar al-Yaqiin fii Asraar Amir al-Mukminin S Abbas : Syeikh al-Mufid, al-Ikhtisas :Al-Qunduzi al-Hanafi, Yanaabi‘ al-Mawaadah}
XIII.Imam Ali as berkata dihadapan khalayak ramai :
“Bertanyalah kepadaku apa saja yang hendak kamu ketahui mengenai langit, karena sesungguhnya aku lebih mengetahui jalan-jalan di langit dari yang di bumi.”
berdirilah Saad bin Abi Waqas lalu bertanya kepada Amirul Mukminin Ali a.s:
“Wahai Ali, beritahukan kepadaku, berapa helai rambut janggutku.”
Imam Ali a.s menjawab:
“Saya mengetahui tetapi perkara ini tidak menguntungkan kamu. Tetapi apa yang hendak aku khabarkan kepadamu ialah di dalam rumahmu itu terdapat seorang anak kecil yang kelak akan membunuh anakku Husein di Karbala.”
XIV.Pada satu hari, ketika Amirul Mukminin Ali a.s sedang duduk di masjid Kufah, beliau a.s berkata kepada semua yang hadir : “Salluni qabla an tafqiduni”.
Maka bangunlah seorang tua dan berkata kepada Amirul Mukminin a.s,
“Ya Amirul Mukminin, beritahulah di mana Jibril sekarang.”
Amirul Mukminin a.s menoleh ke kanan dan ke kiri, ke atas dan ke bawah lantas berkata, “Kamulah Jibril”, maka terkejutlah semua yang ada di dalam masjid itu.
Dan semua yang hadir lebih terkejut lagi keitka mendapati bahwa lelaki tua itu telah tiada lagi di situ.
ITU LAH MENGAPA NABI SAWW bersabda :
“Ana Madinatul ‘ilm wa ‘Aliyyun babuha. Faman Arada madinah wal hikmah falyaktiha min babiha”
(Aku kota ilmu dan Ali pintunya, barangsiapa yang ingin memasuki kota dan hikmah, hendaklah masuk melalui pintunya). Barangsiapa yang ingin ilmu hendaklah melalui Ali a.s (mesti dimulai dengan mengenali Ali a.s.
FIRMAN ALLAH SWT :
“Wahai orang-orang beriman, masuklah ke dalam (Silm) Islam keseluruhannya. Janganlah kamu ikut langkah-langkah syaitan.”
(Surah al-Baqarah : 208)
XV.Imam Ali as berkata bahwa Nabi Saww bersabda :
"Orang yang mendatangkan kesusahan kepada orang Mu’min tanpa sebab bagaikan orang yang telah memusnahkan Mekah dan Baitul Makmur sepuluh kali dan bagaikan dia telah membunuh seribu malaikat Allah. Mengasihi seorang Mu’min karena Allah semata-mata adalah sebagian dari iman. Ingatlah barang siapa yang cinta karena Ridha Allah semata-mata, membenci karena Allah semata-mata, memberikan sesuatu demi karena Allah, dan menjauhi pemberian hanya karena Allah (apabila dia tahu bahwa Allah tidak menyukainya) adalah salah seorang dari hamba-hamba pilihanNya. Dia adalah salah seorang dari orang-orang Islam yang sempurna, yang mana budi pekertinya amat disukai orang orang-orang lain."
{Di Riwayatkan Akhu Tirbal,Kitab Al Mukmin,Syed Murtadha Husayn }
Imam Ali as berkata :
Di antara semua manusia, yang paling nista di hadapan Allah ada dua orang. Yang pertama ialah yang mengabdi pada hawa nafsunya. la menyimpang dari jalan Allah dan senang berbicara tentang bid’ah dan mengundang ke jalan salah. Karena itu ia merupakan gangguan bagi orang-orang yang terpikat padanya, ia sendiri tersesat dari petunjuk orang-orang yang mendahuluinya, menyesatkan orang-orang yang mengikutinya dalam hidupnya atau setelah matinya, membawa beratnya dosa-dosa orang lain dan terjaring dalam amal buruknya sendiri.
Yang lainnya adalah orang yang memungut kejahilan. la bergerak di kalangan orang jahil, tidak merasakan tebalnya bencana, dan buta akan maslahat kedamaian. Orang-orang yang menyerupai manusia menamakannya orang berilmu, tetapi tidaklah ia berilmu. la keluar di pagi dini untuk mengumpulkan hal-hal yang tidak adanya lebih baik ketimbang kelimpahannya, sampai saat ia telah memuaskan hausnya dari air tercemar dan mendapatkan hal-hal yang tak bermakna.
(Nahjul balaghah)
Imam Ali as berkata :
"Saya mengeluh kepada Allah tentang orang-orang yang hidup jahil dan mati tersesat. Bagi mereka tak ada yang lebih TAK BERHARGA dari Al-Qur'an KETIKA ia dibaca sebagaimana mestinya, dan tak ada yang lebih berharga daripada Al-Qur'an apabila ayat-ayatnya dipindahkan dari tempatnya,tak ada yang lebih keji daripada kebajikan dan tak ada yang lebih bajik dari kemungkaran."
(Nahjul balaghah)
Imam Ali as :
"Jika kebaikan dan sikap lunak itu membawa hasil yang buruk (karena dianggap kelemahan) maka kekerasan dan ketegasan itulah kebaikan yang sesungguhnya.Adakalanya obat itu menjadi penyakit dan penyakit menjadi obat"
( Nahjul Fasha'ah)
No comments
Post a Comment