Bukankah semua wajah ALLAH,,,!!!! jadi yang menduakan ALLAH siapa? -------------kyai kasin
Bukankah semua wajah ALLAH,,,!!!! jadi yang menduakan ALLAH siapa?
------
--------------
Saudaraku....
Secara hakekat (keadaan sebenarnya) memang demikian nyatanya. Allah sendirian. Allah tidak berdua atau bertiga dengan maghluq. Sebenarnyalah Allah sendirian adanya. Maghluq hanyalah wajahNya. Maghluq hanyalah bayangNya, hal mana keberadaan bayang tsb tergantung maunya yg empunya bayang.
Istilah menduakan Allah atau syrik kepada Allah itu hanyalah istilah saja. Hal itu untuk membedakan antara hamba yg bertauhid (iman) dg yg musyrik (mensekutukan atau menduakan Allah), hal mana antara hamba hamba tsb semuanya sama sebagai maghluq Allah. Sama tiada beda. Antara yg beriman atau yg tidak beriman, antara yg alim atau yg bodoh, antara yg baik atau yg buruk, semua sama, sama sama taat melakoni peran sebagai bayang bayang Allah. Semuanya adalah kehendak Allah, semua adalah Allah juga.
Sesungguhnya Allah menolong siapa saja yg Allah kehendaki dg mewujud sebagai hamba beriman. Itu semua adalah kewenangan Allah sebagai empunya bayang, sebagai yg empunya mahgluq, sebagai yg empunya wajah. Maghluq tiada berperan sedikitpun tuk mengubah keadaan itu, tiada sedikitpun.
Timbul pertanyaan, kalo semua Allah, kenapa harus ada adzab??
Adzab atau siksa Allah terhadap maghluq yg menyekutukan atau ingkar kepadaNya adalah bentuk kehendak Allah sendiri. Sebagai aturan Allah pada mahkluq yg dikenai aturan dalam mengesakan Allah. Allah berkenan memberikan aturan padabwajahNya sendiri yg berujud jin dan manusia dg naluri berTuhan yg diberi kewenangan tuk mengolah akal fikiran dan hati secara optimal. Pendayaan akal fikiran dan hati telah terwujudkan yg seakan akan tanpa campur tangan Allah sama sekali. Akal fikiran dan hati tsb harus dioptimalkan sedwmikian rupa untuk mendapatkan kenyataan Allah yg esa. Dan itubsemua sebenarnya secara hakekat adalah Allah jua. Adzab diberikanbsebagai akibat dari pengingkaran mahgluq akan keesaan Allah. Yg pada hakekatnya adalah bentuk sunnatullah. sendiri bukan sebab hal lain. Itulah Allah dg ceritanya sendiri. Bukan cerita maghluq. Allah dg ilmuNya yg serba teratur berujud ilmu pengetahuan yg tershohirkan berupa peradapan manusia merupakan hal yg sangat luar biasa sempurnaNya dimana manusia dg perwujudan Allah yg mewujudkan segalanya. Allah dg serba keberaturan sebab akibat secara syareat merupakan sunnatullah yg nyata, yg pada hakekatnya adalah Allah dg kehwndakNya sendiri. Allah tiada dlolim. Allah tiada tidak adil, karena mahkluq adalah milikNya sendiri, bukan milik sesuatu yg lain. Kedloliman dan krtidak adilan bisa terjadi kalo Allah memberlakukan makhluq yg bukan MilikNya..
------
Saudaraku....
Secara hakekat (keadaan sebenarnya) memang demikian nyatanya. Allah sendirian. Allah tidak berdua atau bertiga dengan maghluq. Sebenarnyalah Allah sendirian adanya. Maghluq hanyalah wajahNya. Maghluq hanyalah bayangNya, hal mana keberadaan bayang tsb tergantung maunya yg empunya bayang.
Istilah menduakan Allah atau syrik kepada Allah itu hanyalah istilah saja. Hal itu untuk membedakan antara hamba yg bertauhid (iman) dg yg musyrik (mensekutukan atau menduakan Allah), hal mana antara hamba hamba tsb semuanya sama sebagai maghluq Allah. Sama tiada beda. Antara yg beriman atau yg tidak beriman, antara yg alim atau yg bodoh, antara yg baik atau yg buruk, semua sama, sama sama taat melakoni peran sebagai bayang bayang Allah. Semuanya adalah kehendak Allah, semua adalah Allah juga.
Timbul pertanyaan, kalo semua Allah, kenapa harus ada adzab??
No comments
Post a Comment