rasakan jgn fikirkan-FATWA KEHIDUPAN
siapa
yg menggunakan akalnya untuk mencerna urusan Ketuhanan akan terputar
putar dan bingung......... sampai setan membuatnya ragu2........
tanggalkan akal dan pakai mata rasamu....... maka akan faham............
ciri khas yang menggunakan akal untuk memahami pelajaran Ketuhanan adalah selalu "melogika" pelajaran, bukan memahami dengan sentuhan mata rasa yang lembut....... engkau sedang salah alat, harusnya akai sendok malah pakai garpu.......
kalau mau "melogika"........ belajarlah matematika........ bukan belajar ilmu Ketuhanan........ nanti saya ajari integral dan turunan, pelajaran kalkulus buat insinyur....... boleh habiskan potensi logikamu sampai botak.......saya juga ahlinya........ heuheuheuheuheu
ciri khas yang menggunakan akal untuk memahami pelajaran Ketuhanan adalah selalu "melogika" pelajaran, bukan memahami dengan sentuhan mata rasa yang lembut....... engkau sedang salah alat, harusnya akai sendok malah pakai garpu.......
kalau mau "melogika"........ belajarlah matematika........ bukan belajar ilmu Ketuhanan........ nanti saya ajari integral dan turunan, pelajaran kalkulus buat insinyur....... boleh habiskan potensi logikamu sampai botak.......saya juga ahlinya........ heuheuheuheuheu
rasakan
jgn fikirkan........ rasakan jgn fikirkan........ rasakan jgn
fikirkan........ rasakan jgn fikirkan........ rasakan jgn
fikirkan........ rasakan jgn fikirkan........ rasakan jgn
fikirkan........ rasakan jgn fikirkan........ rasakan jgn
fikirkan........ rasakan jgn fikirkan........ rasakan jgn
fikirkan........ rasakan jgn fikirkan........ rasakan jgn
fikirkan........ rasakan jgn fikirkan........ rasakan jgn
fikirkan........
Kuharap
engkau membaca tulisanku dengan mata rasa, bukan dengan mata
logika............ engkau tak mengerti bahwa semua logikamu itu akan
lenyap, cukup dengan membenturkan kepalamu keras2 ke tembok..........
cobalah kalau tidak percaya........
Mata rasa, itu adalah kelembutanNYA, yang tak engkau fahami tatkala engkau tidak bersedia menanggalkan kegagahan logikamu......... logika akan menghalangimu dan jadi hijab........
Dengan logika, maka engkau akan berfikir semakin kedalam dirimu semakin kecil, karena yang dimuat selalu lebih kecil........
Coba saja tanggalkan logikamu dan masuk ke kedalaman samudra batiniahmu, maka engkau akan mengerti akal itu penipu, makin kedalam makin besar sampai terus akbar dan meliputi segala sesuatu.......
engkau yang mengandalkan logikamu, selamanya akan gagal memahami ilmu Ketuhanan tatkala engkau masih belum mau menanggalkan akalmu, kemudian mulai menggunakan rasamu.............
Kesufian itu buta, tuli dan bisu, hanya berjalan dengan mata rasa, telinga rasa, dan mulut rasa.......
Mata rasa, itu adalah kelembutanNYA, yang tak engkau fahami tatkala engkau tidak bersedia menanggalkan kegagahan logikamu......... logika akan menghalangimu dan jadi hijab........
Dengan logika, maka engkau akan berfikir semakin kedalam dirimu semakin kecil, karena yang dimuat selalu lebih kecil........
Coba saja tanggalkan logikamu dan masuk ke kedalaman samudra batiniahmu, maka engkau akan mengerti akal itu penipu, makin kedalam makin besar sampai terus akbar dan meliputi segala sesuatu.......
engkau yang mengandalkan logikamu, selamanya akan gagal memahami ilmu Ketuhanan tatkala engkau masih belum mau menanggalkan akalmu, kemudian mulai menggunakan rasamu.............
Kesufian itu buta, tuli dan bisu, hanya berjalan dengan mata rasa, telinga rasa, dan mulut rasa.......
"Oalah tun...............tun......... ... pinter gak mundhak mundhak, gendeng angele setengah mati................"
diajari berhari hari, berbulan bulan, bertahun tahun untuk menghidupkan rasamu yang terdalam dan menanggalkan logikamu, kenapa masih saja pakai logika dangkal, rasamu gak hidup hidup sama sekali.......... piye to tun........
Apa yah harus saya telanjangi ditengah pasar dulu biar habis logikamu biar rasamu bisa hidup....... pinter gak mundak2, gendeng kok angele setengah mati..........
diajari berhari hari, berbulan bulan, bertahun tahun untuk menghidupkan rasamu yang terdalam dan menanggalkan logikamu, kenapa masih saja pakai logika dangkal, rasamu gak hidup hidup sama sekali.......... piye to tun........
Apa yah harus saya telanjangi ditengah pasar dulu biar habis logikamu biar rasamu bisa hidup....... pinter gak mundak2, gendeng kok angele setengah mati..........
No comments
Post a Comment