Antara ZINA dan CINTA-SUNAR ANOM
Dari masa TRANSISI RINDU tersebut, maka ada dua kemungkinan percabangan di sini.
1. Percabangan menuju ZINA.
2. Percabangan menuju CINTA.
Dengan bentuk IKATAN RASA yang kuat seperti itu (yang memunculkan RINDU),
maka keinginan-keinginan dari wujud manusia ini TERPECAH.
1. Keinginan jasmani manusia, yang lebih umum kita sebut keinginan HAWA NAFSU.
2. Keinginan ruhani manusia, yaitu proses menuju CINTA yang MURNI.
Di sini, baik jasmani maupun Ruhani saling berebut pengaruh terhadap diri.
Bila HAWA yang menang, maka jatuhlah pada ZINA,
bila ruhani yang menang, maka jatuhlah pada tahapan selanjutnya setelah RINDU,
yaitu tahapan KASIH SAYANG untuk menuju CINTA dan DICINTAI.
Maka sebelum saya terangkan tahapan-tahapan KASIH SAYANG, CINTA dan DICINTAI, akan saya terangkan dahulu kesamaran-kesamaran dalam tahap TRANSISI ini.
Apakah kita akan masuk dalam ZINA ataukah akan meneruskan langkah menuju CINTA.
Memahami masalah keinginan jasmani yakni keinginan HAWA NAFSU dan keinginan Ruhani yaitu menuju CINTA yang sebenarnya adalah satu hal yang cukup sulit dan rumit.
Karena hal ini adalah termasuk hal yang samar.
tapi saya akan berusaha memberikan beberapa hal tanda-tanda saja.
Ingatlah firman Alloh,"Wala taqrobuzina.........".
"Jangan DEKATI Zina..."
Mengapakah kita bukannya DILARANG melakukan ZINA, melainkan MENDEKATI saja sudah dilarang oleh Alloh ???
Pada saat tahap RINDU atau tahap TRANSISI, maka perhatikanlah, amatilah, dan rasakanlah,
seandainya ada pemenuhan penyelesaian dari rasa kerinduanmu itu, maka berhati-hatilah.
Itu adalah jebakan HAWA NAFSU.
Umumnya, orang-orang yang mengikuti HAWA juga memakai istilah untuk dirinya adalah "CINTA", demi "CINTA", dll,dll,dll.
tetapi seandainya rasa RINDUmu itu tak terobati meski dengan pertemuan, meski dengan perbincangan, meski dengan hubungan komunikasi yang lain.
Maka disitulah benar-benar RINDU kita melangkah pada tahap selanjutnya dari CINTA yakni tahap KASIH SAYANG.
Tuhan mengetahui benar akan kelemahan manusia.
Dan kelemahan manusia adalah, seandainya KEINGINAN itu sudah ada atau sudah muncul, maka SULITlah utuk BERHENTI. Kalau boleh dibilang TAK AKAN-lah KEINGINAN itu BERHENTI sampai APA yang DIINGINKAN TERCAPAI.
Ambilah ini sebagai perlambang !!!.
Apabila kita sering memohon padaNya agar KEINGINAN-KEINGINAN kita TERPENUHI, yang minta itulah, yang minta inilah, yang supaya inilah, yang supaya itulah,
kita memohon pada ALLOH dan bukannya berdo`a karena MENJALANKAN PERINTAH ALLOH,
maka itulah perlambang dari MEMUASKAN DIRI SENDIRI.
Itu adalah masuk PERCABANGAN yang pertama yang samar atau yang halus, yaitu soal mendekatkan diri pada ZINA. Atau pemenuhan dari KEINGINAN HAWA Nafsu.
Maka berhati-hatilah wahai saudara-saudaraku, akan masalah ini,
Hindarilah sekuat tenaga kita, semampu kita agar KEINGINAN akan hal itu tidak muncul pada saar dan tempat dan waktu yang tidak pada tempatnya.
Tak-kan sanggup kita pada akhirnya.
Maka ingatlah akan firman ALloh," Wala taqrobuzina..."
dan ingat-ingatlah akan Sabda Nabi,
"Sesungguhnya jika ada laki dan perempuan hanya berdua di tempat yang sepi,
maka temannya yang ketiga adalah setan ".
Sangat-sangat berbahaya !!!
Maka kelanjutan dari Percabangan yang pertama ini, sudah sama-sama kita maklumi,
bahwa siapa saja yang mengikuti KEHENDAK HAWA NAFSU-nya,
maka nantinya dia akan terjerumus ke dalam ZINA.
"Dan bagi mereka yang berbuat dosa, sungguh dia mencelakakan dirinya sendiri. dan siksaKu sangatlah pedih"
Percabangan kedua, adalah seandainya engkau memahami, mengerti dan menyadari,
bahwa dorongan HAWA adalah seperti itu,
maka engkau tidak akan mau mengikuti dorongan HAWA itu.
Dan engkaupun memahami, mengerti dan menyadari, bahwa RINDUmu yang tulus akan meningkat menuju arah KASIH SAYANG.
No comments
Post a Comment