Breaking News

”Begel” Penahan Geser


Secara umum, gaya geser dapat dikatakan sebagai gaya yang bekerja dengan arah tegak lurus terhadap bidang komponen struktur. Dalam mendesain suatu struktur bangunan, kekuatan geser harus diperhitungan dengan cermat, karena tidak jarang penyebab kegagalan bangunan yang disebabkan oleh gaya geser.
Dua lembar papan disusun berhimpitan yang digunakan sebagai titian untuk menyeberangi suatu slokan, kemudian diberi paku secukupnya untuk memperkaku kedua lembar papan tersebut. Apakah ada perbedaan kekuatannya, antara dua lembar papan yang dipaku dengan yang tidak dipaku?
Ternyata papan yang dipaku itu mempunyai kekuatan empat kali lebih besar dibandingan dengan dua lembar papan yang tidak dipaku, karena momen inersia papan yang dipaku itu empat kali juga lebih besar dari dua lembar papan yang tidak dipaku. Jadi, pada dua lembar papan yang tidak dipaku akan timbul gaya geser diantara kedua lembar papan itu, maka fungsi paku disini adalah sebagai penahan gaya geser.
Contoh lain, seperti batang-batang pohon kelapa yang digunakan sebagai titian atau jembatan darurat (temporary support). Batang kelapa yang begitu kuat walaupun dilewati oleh beban tronton sekalipun, tentu tidak berarti apa-apa, apabila tidak dipasang konstruksi untuk menhubungkan antara satu batang dengan batang lainnya. Konstruksi penghubung bisa berupa rantai atau tulangan beton yang dipaku atau dibaut dengan tujuan untuk mengikat batang-batang kelapa itu, rantau atau tulangan beton disini juga berfungsi sebagai unsur penahyan geser.
Sama hal-nya seperti paku pada konstruksi papan atau rantai dan besi beton pada konstruksi jembatan darurat. Begel atau sengkang yang melilit tulangan pokok pada komponen struktur beton bertulang,  juga berfungi sebagai unsur penahan geser yang terjadi pada balok atau kolom beton bertulang. Apa yang terjadi seandainya suatu komponen struktur beton bertulang tanpa begel? Tentu konstruksi beton itu akan pecah, apabila tegangan geser yang bekerja melebih tegangan geser beton yang relatif kecil itu, sama halnya batang papan dan batang-batang kelapa yang bercerai-berai karena tidak ada pengikatnya.  
Karena begel atau sengkang Adalah unsur yang tak dapat disepelekan, maka perencanaan tulangan geser ini harus direncanakan sedemikian rupa sehingga memenuhi ketentukan teknis dan kuat dan mampu untuk memikul beban geser. Pencerminan persyaratan pentingnya begel ini dituangkan dalam peraturan-peraturan beton Indonesia, PBI-71 dan PB 89 misalnya. Berikut ini beberapa persyaratan tualngan begel yang disebut dengan sengkang dalam peraturan, antara lain sebagai berikut ini.
Pada balok senantiasa harus dipasang sengkang. Jarak sengkang tidak boleh diambil lebih dari 30 cm, sedangkan di bagian-bagian balok dimana sengkang-sengkang bekerja sebagai tulangan geser, jarak sengkang-sengkang tersebut tidak boleh diambil lebih dari 2/3 dari tinggi balok. Diameter batang sengkang tidak boleh diambil kurang dari 6 mm pada jenis baja lunak dan sedang dan 5 mm pada jenis baja keras.
Begitu juga komponen struktur kolom, kecuali apabila ukuran melintang minimum kolom tidak ditentukan lain oleh pembatasan tulangan menurut syarat ketahanan dalam kebakaran. Dalam segala hal kolom strukturil dengan sengkang tidak boleh mempunyai ukuran melintang kurang dari 15 cm.
Dan tulangan memanjang kolom senantiasa harus diikat oleh sengkang-sengkang dengan jarak maksimum sebesar ukuran terkecil penampang, 15 kali diameter (diameter pengenal) batang tulangan diameter terkecil atau 30 cm. Apabila oleh alasan-alasan tertentu sengkang-sengkang tidak dapat dipasang (misalnya pada persilangan-persilangan), maka pengikat tulangan memanjang harus dilakukan dengan cara-cara lain. Diameter batang sengkang tidak boleh diambil kurang dari ¼ diameter (diameter pengenal) batang tulangan memanjang yang terbesar dengan minimum 6 mm pada jenis baja lunak dan baja sedang dan 5 mm pada jenis baja keras.
kecuali apabila ukuran minimum penampang kolom tidak ditentukan lain oleh pembatasan tulangan oleh syarat ketahanan dalam kebakaran, maka dalam segala hal kolom strukturil dengan lilitan spiral tidak boleh mempunyai ukuran penampang kurang dari 17 cm. Jarak lilitan spiral tidak boleh diambil lebih dari 1/5 dari diameter teras beton atau 7,5 cm dan tidak boleh diambil kurang dari diameter batang spiral ditambah 2,5 cm. Diameter batang spiral tidak boleh diambil kurang dari ¼ diameter (diameter pengenal) batang tulangan memanjang yang terbesar dengan minimum 6 mm.***

No comments