“ AWALUDDIN MA’RIFATULLAH” -Arya Mahesageni(2)
Assalamu'alaikum warahmatullahiwabarakatuh
Assalamu'alaikum warahmatullahiwabarakatuh
Sambungan dari status ku ,aku beri nomor agar mudah : nomor 2
“ AWALUDDIN MA’RIFATULLAH”
Dalam rangka mendekat Diri kepada Allah itu, perlu tanjakan atau
tingkatan-tingkatan dari satu tingkat ketingkat yang lebih tinggi.
Seperti lazim dikerjakan oleh kaum Shuffi yang merupakan kesempurnaan
Agama Islam. Sebagaimana Ilmu Tasawuf menerangkan, bahwa Syari’at itu
hanya peraturan-peraturan belaka. Tarikatlah yang merupakan perbuatan
untuk melaksanakan Syari’at itu. Apabila Syari’at dan Tarikat itu sudah
dapat dikuasai, maka lahirlah Hakikat yang tidak lain dari pada
perbaikan keadaan Ahwal. Sedangkan tujuan terakhir ialah Ma’rifat, yaitu
mengenal Tuhan yang sebenar-benarnya serta mencintainya sebaik-baiknya.
Syari’at ilaha pengenalan jenis perintah, dan Hakikat ialah pengenalan
pemberi perintah. Demikianlah maka benar sekali apa yang diterangkan
oleh AL GHAZALI, merupakan jalan ini mendekat Diri kepada Allah,
memerlukan tanjakan-tanjakan bathin. Hal ini perlu mengosongkan Bathin
manusia, dan mengisinya dengan Zikir/ingat kepada Allah.
Sebuah Hadist Qudsi mengatakan :
“ Adalah Aku suatu perbendaharaan yang tersembunyi
Maka inginlah Aku supaya diketahui siapa Aku
Maka Kujadikan Mahluk
Maka dengan Allah mereka mengenal Aku.
Ali Bin Abi Talib bertanya kepada Rasulullah :
“ Ya Rasulullah, Manakah Tarekat yang sedekat-dekatnya mencapai
Tuhan ?.
Yang di jawab oleh Rasulullah :
“ Tidak lain daripada Zikir kepada Allah”.
Pada Suatu hari dating seorang lelaki (Jibril) dan bertanya :
Apakah itu Iman ?
Nabi menjawab, Iman itu adalah :
1. Engkau percaya adanya Tuhan
2. Percaya Malaikatnya
3. Percaya Pertemuan Tuhan di Akhirat
4. Percaya Rasul Rasulnya
5. Percaya Hari Kebangkitan.
Apakah Islam itu ?
Nabi menjawab, Islam itu adalah menyembah Allah dan jangan
perserikatnya, menegakkan Sholat, menunaikan Zakat, berpuasa dibulan
Ramadhan.
Apakah Ikhsan itu ?
Nabi menjawab, Ikhsan itu adalah
keadaan Engkau menyembah Tuhan, seakan akan Engkau melihatnya, sekiranya
Enkau tidak melihatnya, maka Allah melihat Engkau. (Bukhari).
PASAL SEMBAHYANG
Adapun rukun Sembahyang itu ada 13 perkara :
1. Niat
2. Berdiri betul
3. Takbiratul Ihram
4. Fatihah
5. Rukuk
6. I’tidal
7. Sujud
8. Duduk Antara Dua Sujud
9. Duduk Tahiyat
10. Tahiyat Akhir
11. Salawat
12. Salam
13. Tertib.
Tumakninah artinya menetapkan suatu rukun pindah ke rukun yang
lainnya. Inilah Tumakninah namanya. Menghilangkan gerak dan diam rukun,
baru pindah kerukun yang lainnya, karena apabila gerak rukun umpamanya
tidak sempat hilang sudah pindah kepada ‘I’tidal, maka tiadalah sah
sembahyangnya karena tumakninahnya tidak ada gerak. Rukun itu tercampur
kepada yang lainnya, inilah syari’at namanya. Maka dari itu seyogyanya
kita kalau merasa belum bisa belajar sembahyang, belajarlah terlebih
dahulu, sebelum kita mengerjakan sembahyang atau sambil mengerja sambil
belajar, karena tiap-tiap rukun sembahyang itu ada mempunyai
syarat-syarat yang tertentu. Inilah yang menjadikan kita diwajibkan
belajar, sesuai dengan hadis Nabi yang berbunyi “ UT LUBUL’ILMI PARI
DATUN ‘ALA KULLI MUSLIMIN NAWA MUSLIMAT” artinya Menuntut ilmu itu wajib
atas kita laki-laki dan perempuan.
Maka oleh sebab itu kalau
kita yang ingin bersembahyang belajarlah terlebih dahulu, kalau ingin
selamat didalam Kubur atau diwaktu panas pada hari Mahsyar, karena
didalam sembahyang itu cukup lengkap buat menjawab pertanyaan Munkar dan
Nakir, meluaskan Titiyan Siratul Mustakim, buat paying diwaktu panas
Padang Mahsyar. Karena sembahyang itu cukup lengkap tersedia apa saja,
akan tetapi sembahyangnya orang belajar atau ber Ilmu. Kalau sembahyang
orang yang tiada belajar atau tiada berilmu, pasti tiada dapat lindungan
seperti uraian yang tersebut diatas. Maka dari itu, sesudah lengkap
kita ketahui apa apa yang diwajibkan oleh Syara’ yakni Syari’at, kemudia
kita tambah pula dengan Ilmu bathin yakni Hakikat, supaya segala amalan
sembahyang kita itu lepas dari syirik, ujub, ria, takbur dan
sebagainya. Yang menghilangkan pahala sembahyang, apabila Ilmu Fiqih
sudah sungguh sungguh dipelajari dan Ilmu Tasawuf sudah juga dipelajari,
baru itu amalan yang Tahkik yang disyari’atkan oleh Nabi kita Muhammad
SAW supaya jangat sampai sembahyang itu sembahyang tiruan saja, tiada
ada ilmunya.
Adapun rukun sembahyang itu terbagi 3 (tiga) bagian :
1. Rukun Qolbi
2. Rukun Qauli
3. Rukun Pi’li.
1. Rukun Qolbi itu masuk 2 (dua) rukun yaitu : Niat dan Tertib,
tempatnya dihati, tiada boleh dibaca atau dituturkan dengan hati, hanya
ingat, atas Ma’rifat saja, takluknya kepada Sifat Ilmu (pengetahuan).
2. Rukun Qouli itu masuknya 5 (lima) rukun yaitu : Takbiratul ihram,
Fatihah, Tahiyat, Salawat, Salam Pertama. Adapun rukun Qouli ini wajib
dibaca dengan mulut, tiada boleh diingat dengan hati, membacanya
sekira-kira telinga kita sendiri yang mendengarnya, takluknya kepada
sifat Sama’ atau pendengaran.
3. Rukun Fi’li masuknya 6 (enam) rukun
yaitu : kelakuan sembahyang : Berdiri Betul, Rukuk, I’tidal, Sujud,
Duduk Diantara Dua Sujud, Duduk Tahiyat Akhir, maka yang 6 (enam) ini
ialah kelakuan sembahyang, takluknya kepada sifat Bashar (penglihatan).
Maka Rukun Fi’li ini ialah kelakuan sembahyang atau kelakuan Allah atas
jasad yang terbit dari pada setetes air mani. Diciptakan Allah menjadi
tubuh/jasad, itulah hurufnya nasar Nabi Allah Adam yang 4 (empat) yakni
Air, Tanah, Api dan Angin, menjadi tubuh hurufnya kepada kita, dan
inasar Muhammad itu 4 (empat) pula pada kita yaitu :
o Pengrasa
o Pendengar
o Penglihat
o Pencium,
maka menjadi Roh kepada kita itulah asal dari pada inasar Muhammad.
Maka Muhammad inilah yang disuruh menyembah Allah, karena sesudah inasar
Adam menjadi tubuh dan inasar Muhammad menjadi Roh kita, maka
sempurnalah kejadian kita, akan tetapi masih belum bisa bergerak
apa-apa, Firman Allah Ta’ala : “LAA TATAH RAKA ZURRATAN ILLA BIIZRILLAH”
artinya Tidak bergerak Ya Muhammad didalam ala mini sesuatu apa yang
kecil kalau tiada izinKu (RahasiaKu). Maka Rahasia itu “ Nur”. Adapun
jalan hakikat yang mengata Allahu Akbar diwaktu kita sembahyang itu
ialah Rahasia Allah kepada kita. Begini jalan Ma’rifat kita kepada Allah
atau kepada Zattullahi Ta’ala yang berpedoman kepada hokum Syara’ yakni
Syari’at yang dibawa oleh Nabi kita Muhammad SAW.
PENJELASAN ORANG ORANG YANG MENINGGALKAN SEMBAHYANG.
Nabi bersabda : artinya Siapa yang meninggalkan sembahyang lima waktu, maka ia akan dibebankan seperti tersebut dibawah ini :
1. Syahadatnya tidak diterima dan harus dibunuh.
2. Mayatnya jangan dimandikan dan ditanam dijalanan
3. Jangan dimakan binatang yang disembelihnya.
4. Jangan bergaul dengan mereka, karena mereka lebih najis daripada Anjing dan Babi.
Perhatikanlah hadist Nabi Muhammad SAW yang terseut diatas. Selanjutnya
ketahuilah Rahasia Sembahyang, karena itu adalah Nama Nabi Muhammad SAW
dan yang pertama dijadikan sembahyang itu adalah Nama “Akhmad” seperti :
Berdiri tegak dengan hakekatnya Alif, Ruku’ seperti “H”, Sujud seperti
“Mim”, Duduk eperti “Dal” inilah artinya kelakuan sembahyang pada Insan,
seperti rupa Muhammad.
1. Kepala Seperti Mim Awal
2. Tangan/Bahu seperti Ha
3. Perut seperti Mim Akhir
4. Kaki seperti Dal.
Rahasia dari pada Rahasia Sembahyang kepada huruf Allah.
1. Berdiri betul hurufnya Alif
2. Ruku’ hurufnya Lam Awal
3. Sujud hurufnya Lam Akhir
4. Duduk Tahiyat hurufnya Ha.
Inilah yang diumpamakan Diri yang bernafas ialah Muhammad yang berasal dari Ahmad.
1. Alif Syaratnya kepada Api
2. Ha Syaratnya kepada Angin
3. Mim Syartnya kepada Air
4. Dal Syaratnya kepada Tanah/Bumi.
BISMILLAHIRAH MANIRRAHIM
Inilah suatu pasal pada menyatakan pintu guru yang tersembunyi
yang tiada diajarkan kepada orang-orang yang belum belajar tentang Ilmu
Tauhid atau Sifat 20 (dua puluh), sebab buku ini berisi perihal
orang-orang mengenal diri atau tata cara mengenal Allah pencipta Alam
dan segala isinya supaya sempurna segala amal ibadahnya
BISMILLAHIRRAHMANIR RAHIM
Adapun didalam tulang kepala itu Otak.
Didalam Otak itu Ma’al Hayat atau Air Hidup.
Didalam Ma’al Hayat itu Akal
Didalam Akal itu Budi
Didalam Budi itu Roh
Didalam Roh itu Mani
Didalam Mani itu Rasa
Didalam Rasa itu Nikmat
Didalam Nikmat itu Nurullah
Didalam Nur Muhammad
Firman Allah “AWWALU TAJLI ZATTULLAH TA’ALA BISIFATIHI
Artinya “Mula-mula timbul Zat Allah Ta’ala kepada Sifatnya.
AWWALU TAJLI SIFATULLAH TA’ALA BIASMA IHI
Artinya : Mula-mula timbul Sifat Allah Ta’ala kepada namanya.
AWWALU TAJLI ASMADULLAHI TA’ALA BIAP ALIHI
Artinya : Mula-mula timbul nama Allah ta’ala kepada perbuatannya.
AWWALU TAJLI AF ALULLAHI TA’ALA BIINSAN
KAMILUM BIASMAI.
Artinya : Mula-mula timbul perbuatan Allah Ta’ala kepada Insan yang
Kamil yakni Muhammad RasulNya.
QOLAH NABIYI SAW. “AWALUMAA KHALAKALLAHU TA’ALA NURI”
Artinya :berkata Nabi SAW yang mula-mula dijadikan Allah Ta’ala
Cahayaku baharu Cahaya sekalian Alam.
QALAN NABIYI SAW : “ AWWALU MAA KHALAKALLAHUTA’ALA RUHI
Artinya : Yang mula-mula dijadikan Allah Ta’ala Rohku, baharu roh sekalian alam.
QOLAN NABIYI SAW “AWWALU MAA KHALAKALAHU TA’ALA QOBLI”
Artinya : Yang mula-mula dijadikan Allah Ta’ala Hatiku, bahru hati sekalian alam.
QOLAN NABIYI SAW “AWWALU MAA KHALAKALLAHUTA’ALA AKLI”
Artinya Yang mula-mula dijadikan Allah Ta’ala Akalku, baharu akal sekalian alam.
QOLAN NABIYI SAW : “ANA MINNURILAHI WA ANA MINNURIL ALAM”
Artinya : Aku cahaya Allah dan Aku juga menerangi Alam.
HADIST : AWALUDDIN MA’RIFATULLAH”
Artinya : Awal-awal agama adalah m,engenal Allah.
Sebelum mengenal Allah terlebih dahulu kita disuruh mengenal diri, seperti Hadist :MAN’ARA PANAP SAHU PADAD’ARA PARABBAHU”
Artinya : Barang siapa mengenal dirinya, mengenal ia akan Tuhannya.
“MAN ‘ARA PANAPSAHU PAKD’RA PARABBAHU LAYA RIPU NAPSAHU.
Artinya : Barang siapa mengenal Tuhannya, niscaya tiada dikenalnya lagi dirinya.
MAN ‘ARA PANAPSAHU BILFANA PAKAD’ARA PARABBAHU BIL BAQA”
Artinya : Maka barang siapa mengenal dirinya binasa, niscaya dikenalnya Tuhannya kekal.
KHALAK TUKA YA MUHAMMAD WAKHALAK TUKA ASY YA ILA ZALIK
Artinya Aku jadikan Engkau karena Aku dan Aku jadikan Alam dengan segala isinya karena Engkau Ya Muhammad.
Firman Allah : “AL INSAN SIRRU WA ANA SIRRUHU”
Artinya : Insan itu RahasiakKu dan Aku Rahasia Insan.
“WA AMBATNAL ABRU RABBUN AU ZAHIRU RABBUN ABBUN”
Artinya : Adapun bathin hamba itu Tuhan dan Zahir dan Tuhan itu hamba.
“LAHIN HUWA WALAHIN GHAIRUH”
Artinya : Tiada ia tetap dan tia ia lain dari ia.
Firman Allah Ta’ala didalam Al-quran “FAHUWA MA’AKUM AINAMA KUNTUM”
Artinya : Dimana saja Engkau berada (pergi) Aku serta kamu.
HUWAL AWWALU WAL AKHIRU WALBATHINU WAZZAHIRU”
Artinya : Ia jua Tuhan yang awal tiada permulaannya, dan Ia jua Tuhan
yang akhir tiada kesesudahannya, Ia jua bathin dan Ia jua Zahir.
Dalam pandangan Ma’rifat kita kepada Zat Allah Ta’ala itu,
“LAISA KAMIS LIHI SYAIUN” tiada seumpamanya bagi sesuatu, dan bukan
bertempat.Adapun Ma’rifat kita atau pengenalan kita akan diri diperikan
AF ALULLAH, adapun Ma’rifat kita akan AF ‘ALULLAH, LAHAU LAWALA KUWWATA
ILLAH BILLAHHIL’ALI YIL’AZIM. Artinya Datang dari pada Allah dan
kembalinya kepada Allah jua segala sesuatu, sesuai dengan hadist Nabi
yang berbunyi demikian : “MUTU ANTAL KABLAL MAUTU”
Artinya Matikan
diri kamu sebelum mati kamu. Adapun mati ini ada dua ma’na, maka apa
bila Roh bercerai dengan jasad itu mati hisi namanya, atau mati yang
sebenarnya. Adapun mati yang dimasud hadis Nabi yang diatas tadi, adalah
mati Ma’nawi, artinya mati dalam pengenalan mata hati. Mahasuci Allah
Subhanahu wata’ala Tuhan Rabbil’izzati dari upayamu, wujudmu, supaya Aku
terang sempurna, upaya Allah dan kuat Allah, dan wujudnya Allah
“BILLAHI LAYARILLAH” tiada yang mempunyai dan menyembah Allah hanya
Allah.Bagitu sekalian Aribbillah mengerjakan ibadat kepada Allah Ta’ala.
Adapun yang bernama Rahasia itu “Sirrullah” Adapun kita bertubuh akan
Muhammad Bathin dan Zahir bertubuh akan Roh.
Adapun jadi
nyawa itu bertubuh kanan Idhafi Kadim (terdahulu), maka tiada lagi kita
kenang tubuh dan zahir dan bathin itu, akan bernama Rahasia Ia Allah,
Sir namanya kepada kita, karena rahasia itu Nur. Adapun sebenar benarnya
Sifatullahita’ala kepada kita inilah RahasiaNya yang dibicarakan
Rahasia yang sebenarnya RahasiaNya yang kita ketahui. Adapun jalan
hakikat yang sebenarnya yang mengata Allahu Akbar waktu kita sembahyang
itu, ialah Zat, Sifat, Asma, Af’al, Kudrat, Iradat, Ilmu, Hayat, itu
nama Rahasia Allah Ta’ala namanya kepada kita, itulah yang mengata
Allahu Akbar tiada hati lagi,
karena yang bernama Zat, Sifat,
Asma, Af’al, Kudrat Iradat, Ilmu, Hayat itu nama Rahasia Allah Ta’ala
namanya kepada kita. Batin dan zahir kita akan memerintah diri, adapun
diri kita tadi ialah Roh. Roh tadilah yang menerima perintah rahasia,
maka berlakulah berbagai bagai bunyi dan kelakuan didalam sembahyang.
Semua itu adalah perintah rahasia, maka perintah rahasia inilah
Sirrullah. Karena Rahasia inilah kita dapat melihat Allah dan menyembah
Allah serta hidup berbagai bagai, itulah rahasia Allah kepada
kita.Firman Allah “MAN ‘ARA PANAPSAHU PAKAD’ARA PARABBAHU” Artinya Maka
barang siapa mengenal dirinya, mengenal ia akan Tuhannya, maka
mengetahui ia akan asal Nabi Allah Adam, nasarnya Air, Api, Angin,
Tanah. 4 (empat) inilah yang dijadikan Allah, maka turun kepada kita
seperti Firman Allah Ta’ala, kita disuruh mengetahui :
Adapun tanah itu Tubuh kitaAdapun Api itu Darah kita Adapun Air itu Air Liur kita Adapun Angin itu Nafas kita.
Maka berdiri syari’at, adapun kejadian air itu Tarikat, kejadian api
itu Hakikat, dan kejadian Angin itu Ma’rifat. Baginilah kita atau cara
kita mengenal diri namanya.Adapun tatkala kita tidur itu, adalah
perintah Rahasia Allah, maka dari itu janganlah lagi kita kenang dan
janganlah kita berkehendak atau panjang angan-angan dan jangan lagi
diingat diri kita ini, karena tiada hayat lagi diwaktu kita tidur itu,
itu adalah Rahasia Allah.Adapun perintah segala hati pada tengah-tengah
hati berbagai bagai, adapun tempat rahasia itu didalam jantung. Maka
jikalau tiada rahasia Allah itu, tiadalah bathin dan zahir ini
berkehendak, karena pada hakekatnya rahasia Allah itulah menjadi
kehendak segala manusia dan binatang. Akan tetapi awas, jagalah hokum
syara’ (syari’at) yang dipardhukan pada kita, maka dari tiliklah dan
perhatikan bersunguh sungguh perkara yang tersebut diatas.Maka barang
siapa menilik sesuatu tiada melihat ia akan Allah didalamnya, maka
tiliknya itu batil atau syirik, karena ia tiada melihat akan Allah
Ta’ala.
Sambungan dari status ku ,aku beri nomor agar mudah : nomor 2
“ AWALUDDIN MA’RIFATULLAH”
Dalam rangka mendekat Diri kepada Allah itu, perlu tanjakan atau
tingkatan-tingkatan dari satu tingkat ketingkat yang lebih tinggi.
Seperti lazim dikerjakan oleh kaum Shuffi yang merupakan kesempurnaan
Agama Islam. Sebagaimana Ilmu Tasawuf menerangkan, bahwa Syari’at itu
hanya peraturan-peraturan belaka. Tarikatlah yang merupakan perbuatan
untuk melaksanakan Syari’at itu. Apabila Syari’at dan Tarikat itu sudah
dapat dikuasai, maka lahirlah Hakikat yang tidak lain dari pada
perbaikan keadaan Ahwal. Sedangkan tujuan terakhir ialah Ma’rifat, yaitu
mengenal Tuhan yang sebenar-benarnya serta mencintainya sebaik-baiknya.
Syari’at ilaha pengenalan jenis perintah, dan Hakikat ialah pengenalan
pemberi perintah. Demikianlah maka benar sekali apa yang diterangkan
oleh AL GHAZALI, merupakan jalan ini mendekat Diri kepada Allah,
memerlukan tanjakan-tanjakan bathin. Hal ini perlu mengosongkan Bathin
manusia, dan mengisinya dengan Zikir/ingat kepada Allah.
Sebuah Hadist Qudsi mengatakan :
“ Adalah Aku suatu perbendaharaan yang tersembunyi
Maka inginlah Aku supaya diketahui siapa Aku
Maka Kujadikan Mahluk
Maka dengan Allah mereka mengenal Aku.
Ali Bin Abi Talib bertanya kepada Rasulullah :
“ Ya Rasulullah, Manakah Tarekat yang sedekat-dekatnya mencapai
Tuhan ?.
Yang di jawab oleh Rasulullah :
“ Tidak lain daripada Zikir kepada Allah”.
Pada Suatu hari dating seorang lelaki (Jibril) dan bertanya :
Apakah itu Iman ?
Nabi menjawab, Iman itu adalah :
1. Engkau percaya adanya Tuhan
2. Percaya Malaikatnya
3. Percaya Pertemuan Tuhan di Akhirat
4. Percaya Rasul Rasulnya
5. Percaya Hari Kebangkitan.
Apakah Islam itu ?
Nabi menjawab, Islam itu adalah menyembah Allah dan jangan
perserikatnya, menegakkan Sholat, menunaikan Zakat, berpuasa dibulan
Ramadhan.
Apakah Ikhsan itu ?
Nabi menjawab, Ikhsan itu adalah
keadaan Engkau menyembah Tuhan, seakan akan Engkau melihatnya, sekiranya
Enkau tidak melihatnya, maka Allah melihat Engkau. (Bukhari).
PASAL SEMBAHYANG
Adapun rukun Sembahyang itu ada 13 perkara :
1. Niat
2. Berdiri betul
3. Takbiratul Ihram
4. Fatihah
5. Rukuk
6. I’tidal
7. Sujud
8. Duduk Antara Dua Sujud
9. Duduk Tahiyat
10. Tahiyat Akhir
11. Salawat
12. Salam
13. Tertib.
Tumakninah artinya menetapkan suatu rukun pindah ke rukun yang
lainnya. Inilah Tumakninah namanya. Menghilangkan gerak dan diam rukun,
baru pindah kerukun yang lainnya, karena apabila gerak rukun umpamanya
tidak sempat hilang sudah pindah kepada ‘I’tidal, maka tiadalah sah
sembahyangnya karena tumakninahnya tidak ada gerak. Rukun itu tercampur
kepada yang lainnya, inilah syari’at namanya. Maka dari itu seyogyanya
kita kalau merasa belum bisa belajar sembahyang, belajarlah terlebih
dahulu, sebelum kita mengerjakan sembahyang atau sambil mengerja sambil
belajar, karena tiap-tiap rukun sembahyang itu ada mempunyai
syarat-syarat yang tertentu. Inilah yang menjadikan kita diwajibkan
belajar, sesuai dengan hadis Nabi yang berbunyi “ UT LUBUL’ILMI PARI
DATUN ‘ALA KULLI MUSLIMIN NAWA MUSLIMAT” artinya Menuntut ilmu itu wajib
atas kita laki-laki dan perempuan.
Maka oleh sebab itu kalau
kita yang ingin bersembahyang belajarlah terlebih dahulu, kalau ingin
selamat didalam Kubur atau diwaktu panas pada hari Mahsyar, karena
didalam sembahyang itu cukup lengkap buat menjawab pertanyaan Munkar dan
Nakir, meluaskan Titiyan Siratul Mustakim, buat paying diwaktu panas
Padang Mahsyar. Karena sembahyang itu cukup lengkap tersedia apa saja,
akan tetapi sembahyangnya orang belajar atau ber Ilmu. Kalau sembahyang
orang yang tiada belajar atau tiada berilmu, pasti tiada dapat lindungan
seperti uraian yang tersebut diatas. Maka dari itu, sesudah lengkap
kita ketahui apa apa yang diwajibkan oleh Syara’ yakni Syari’at, kemudia
kita tambah pula dengan Ilmu bathin yakni Hakikat, supaya segala amalan
sembahyang kita itu lepas dari syirik, ujub, ria, takbur dan
sebagainya. Yang menghilangkan pahala sembahyang, apabila Ilmu Fiqih
sudah sungguh sungguh dipelajari dan Ilmu Tasawuf sudah juga dipelajari,
baru itu amalan yang Tahkik yang disyari’atkan oleh Nabi kita Muhammad
SAW supaya jangat sampai sembahyang itu sembahyang tiruan saja, tiada
ada ilmunya.
Adapun rukun sembahyang itu terbagi 3 (tiga) bagian :
1. Rukun Qolbi
2. Rukun Qauli
3. Rukun Pi’li.
1. Rukun Qolbi itu masuk 2 (dua) rukun yaitu : Niat dan Tertib,
tempatnya dihati, tiada boleh dibaca atau dituturkan dengan hati, hanya
ingat, atas Ma’rifat saja, takluknya kepada Sifat Ilmu (pengetahuan).
2. Rukun Qouli itu masuknya 5 (lima) rukun yaitu : Takbiratul ihram,
Fatihah, Tahiyat, Salawat, Salam Pertama. Adapun rukun Qouli ini wajib
dibaca dengan mulut, tiada boleh diingat dengan hati, membacanya
sekira-kira telinga kita sendiri yang mendengarnya, takluknya kepada
sifat Sama’ atau pendengaran.
3. Rukun Fi’li masuknya 6 (enam) rukun
yaitu : kelakuan sembahyang : Berdiri Betul, Rukuk, I’tidal, Sujud,
Duduk Diantara Dua Sujud, Duduk Tahiyat Akhir, maka yang 6 (enam) ini
ialah kelakuan sembahyang, takluknya kepada sifat Bashar (penglihatan).
Maka Rukun Fi’li ini ialah kelakuan sembahyang atau kelakuan Allah atas
jasad yang terbit dari pada setetes air mani. Diciptakan Allah menjadi
tubuh/jasad, itulah hurufnya nasar Nabi Allah Adam yang 4 (empat) yakni
Air, Tanah, Api dan Angin, menjadi tubuh hurufnya kepada kita, dan
inasar Muhammad itu 4 (empat) pula pada kita yaitu :
o Pengrasa
o Pendengar
o Penglihat
o Pencium,
maka menjadi Roh kepada kita itulah asal dari pada inasar Muhammad.
Maka Muhammad inilah yang disuruh menyembah Allah, karena sesudah inasar
Adam menjadi tubuh dan inasar Muhammad menjadi Roh kita, maka
sempurnalah kejadian kita, akan tetapi masih belum bisa bergerak
apa-apa, Firman Allah Ta’ala : “LAA TATAH RAKA ZURRATAN ILLA BIIZRILLAH”
artinya Tidak bergerak Ya Muhammad didalam ala mini sesuatu apa yang
kecil kalau tiada izinKu (RahasiaKu). Maka Rahasia itu “ Nur”. Adapun
jalan hakikat yang mengata Allahu Akbar diwaktu kita sembahyang itu
ialah Rahasia Allah kepada kita. Begini jalan Ma’rifat kita kepada Allah
atau kepada Zattullahi Ta’ala yang berpedoman kepada hokum Syara’ yakni
Syari’at yang dibawa oleh Nabi kita Muhammad SAW.
PENJELASAN ORANG ORANG YANG MENINGGALKAN SEMBAHYANG.
Nabi bersabda : artinya Siapa yang meninggalkan sembahyang lima waktu, maka ia akan dibebankan seperti tersebut dibawah ini :
1. Syahadatnya tidak diterima dan harus dibunuh.
2. Mayatnya jangan dimandikan dan ditanam dijalanan
3. Jangan dimakan binatang yang disembelihnya.
4. Jangan bergaul dengan mereka, karena mereka lebih najis daripada Anjing dan Babi.
Perhatikanlah hadist Nabi Muhammad SAW yang terseut diatas. Selanjutnya
ketahuilah Rahasia Sembahyang, karena itu adalah Nama Nabi Muhammad SAW
dan yang pertama dijadikan sembahyang itu adalah Nama “Akhmad” seperti :
Berdiri tegak dengan hakekatnya Alif, Ruku’ seperti “H”, Sujud seperti
“Mim”, Duduk eperti “Dal” inilah artinya kelakuan sembahyang pada Insan,
seperti rupa Muhammad.
1. Kepala Seperti Mim Awal
2. Tangan/Bahu seperti Ha
3. Perut seperti Mim Akhir
4. Kaki seperti Dal.
Rahasia dari pada Rahasia Sembahyang kepada huruf Allah.
1. Berdiri betul hurufnya Alif
2. Ruku’ hurufnya Lam Awal
3. Sujud hurufnya Lam Akhir
4. Duduk Tahiyat hurufnya Ha.
Inilah yang diumpamakan Diri yang bernafas ialah Muhammad yang berasal dari Ahmad.
1. Alif Syaratnya kepada Api
2. Ha Syaratnya kepada Angin
3. Mim Syartnya kepada Air
4. Dal Syaratnya kepada Tanah/Bumi.
BISMILLAHIRAH MANIRRAHIM
Inilah suatu pasal pada menyatakan pintu guru yang tersembunyi
yang tiada diajarkan kepada orang-orang yang belum belajar tentang Ilmu
Tauhid atau Sifat 20 (dua puluh), sebab buku ini berisi perihal
orang-orang mengenal diri atau tata cara mengenal Allah pencipta Alam
dan segala isinya supaya sempurna segala amal ibadahnya
BISMILLAHIRRAHMANIR RAHIM
Adapun didalam tulang kepala itu Otak.
Didalam Otak itu Ma’al Hayat atau Air Hidup.
Didalam Ma’al Hayat itu Akal
Didalam Akal itu Budi
Didalam Budi itu Roh
Didalam Roh itu Mani
Didalam Mani itu Rasa
Didalam Rasa itu Nikmat
Didalam Nikmat itu Nurullah
Didalam Nur Muhammad
Firman Allah “AWWALU TAJLI ZATTULLAH TA’ALA BISIFATIHI
Artinya “Mula-mula timbul Zat Allah Ta’ala kepada Sifatnya.
AWWALU TAJLI SIFATULLAH TA’ALA BIASMA IHI
Artinya : Mula-mula timbul Sifat Allah Ta’ala kepada namanya.
AWWALU TAJLI ASMADULLAHI TA’ALA BIAP ALIHI
Artinya : Mula-mula timbul nama Allah ta’ala kepada perbuatannya.
AWWALU TAJLI AF ALULLAHI TA’ALA BIINSAN
KAMILUM BIASMAI.
Artinya : Mula-mula timbul perbuatan Allah Ta’ala kepada Insan yang
Kamil yakni Muhammad RasulNya.
QOLAH NABIYI SAW. “AWALUMAA KHALAKALLAHU TA’ALA NURI”
Artinya :berkata Nabi SAW yang mula-mula dijadikan Allah Ta’ala
Cahayaku baharu Cahaya sekalian Alam.
QALAN NABIYI SAW : “ AWWALU MAA KHALAKALLAHUTA’ALA RUHI
Artinya : Yang mula-mula dijadikan Allah Ta’ala Rohku, baharu roh sekalian alam.
QOLAN NABIYI SAW “AWWALU MAA KHALAKALAHU TA’ALA QOBLI”
Artinya : Yang mula-mula dijadikan Allah Ta’ala Hatiku, bahru hati sekalian alam.
QOLAN NABIYI SAW “AWWALU MAA KHALAKALLAHUTA’ALA AKLI”
Artinya Yang mula-mula dijadikan Allah Ta’ala Akalku, baharu akal sekalian alam.
QOLAN NABIYI SAW : “ANA MINNURILAHI WA ANA MINNURIL ALAM”
Artinya : Aku cahaya Allah dan Aku juga menerangi Alam.
HADIST : AWALUDDIN MA’RIFATULLAH”
Artinya : Awal-awal agama adalah m,engenal Allah.
Sebelum mengenal Allah terlebih dahulu kita disuruh mengenal diri, seperti Hadist :MAN’ARA PANAP SAHU PADAD’ARA PARABBAHU”
Artinya : Barang siapa mengenal dirinya, mengenal ia akan Tuhannya.
“MAN ‘ARA PANAPSAHU PAKD’RA PARABBAHU LAYA RIPU NAPSAHU.
Artinya : Barang siapa mengenal Tuhannya, niscaya tiada dikenalnya lagi dirinya.
MAN ‘ARA PANAPSAHU BILFANA PAKAD’ARA PARABBAHU BIL BAQA”
Artinya : Maka barang siapa mengenal dirinya binasa, niscaya dikenalnya Tuhannya kekal.
KHALAK TUKA YA MUHAMMAD WAKHALAK TUKA ASY YA ILA ZALIK
Artinya Aku jadikan Engkau karena Aku dan Aku jadikan Alam dengan segala isinya karena Engkau Ya Muhammad.
Firman Allah : “AL INSAN SIRRU WA ANA SIRRUHU”
Artinya : Insan itu RahasiakKu dan Aku Rahasia Insan.
“WA AMBATNAL ABRU RABBUN AU ZAHIRU RABBUN ABBUN”
Artinya : Adapun bathin hamba itu Tuhan dan Zahir dan Tuhan itu hamba.
“LAHIN HUWA WALAHIN GHAIRUH”
Artinya : Tiada ia tetap dan tia ia lain dari ia.
Firman Allah Ta’ala didalam Al-quran “FAHUWA MA’AKUM AINAMA KUNTUM”
Artinya : Dimana saja Engkau berada (pergi) Aku serta kamu.
HUWAL AWWALU WAL AKHIRU WALBATHINU WAZZAHIRU”
Artinya : Ia jua Tuhan yang awal tiada permulaannya, dan Ia jua Tuhan
yang akhir tiada kesesudahannya, Ia jua bathin dan Ia jua Zahir.
Dalam pandangan Ma’rifat kita kepada Zat Allah Ta’ala itu,
“LAISA KAMIS LIHI SYAIUN” tiada seumpamanya bagi sesuatu, dan bukan
bertempat.Adapun Ma’rifat kita atau pengenalan kita akan diri diperikan
AF ALULLAH, adapun Ma’rifat kita akan AF ‘ALULLAH, LAHAU LAWALA KUWWATA
ILLAH BILLAHHIL’ALI YIL’AZIM. Artinya Datang dari pada Allah dan
kembalinya kepada Allah jua segala sesuatu, sesuai dengan hadist Nabi
yang berbunyi demikian : “MUTU ANTAL KABLAL MAUTU”
Artinya Matikan
diri kamu sebelum mati kamu. Adapun mati ini ada dua ma’na, maka apa
bila Roh bercerai dengan jasad itu mati hisi namanya, atau mati yang
sebenarnya. Adapun mati yang dimasud hadis Nabi yang diatas tadi, adalah
mati Ma’nawi, artinya mati dalam pengenalan mata hati. Mahasuci Allah
Subhanahu wata’ala Tuhan Rabbil’izzati dari upayamu, wujudmu, supaya Aku
terang sempurna, upaya Allah dan kuat Allah, dan wujudnya Allah
“BILLAHI LAYARILLAH” tiada yang mempunyai dan menyembah Allah hanya
Allah.Bagitu sekalian Aribbillah mengerjakan ibadat kepada Allah Ta’ala.
Adapun yang bernama Rahasia itu “Sirrullah” Adapun kita bertubuh akan
Muhammad Bathin dan Zahir bertubuh akan Roh.
Adapun jadi
nyawa itu bertubuh kanan Idhafi Kadim (terdahulu), maka tiada lagi kita
kenang tubuh dan zahir dan bathin itu, akan bernama Rahasia Ia Allah,
Sir namanya kepada kita, karena rahasia itu Nur. Adapun sebenar benarnya
Sifatullahita’ala kepada kita inilah RahasiaNya yang dibicarakan
Rahasia yang sebenarnya RahasiaNya yang kita ketahui. Adapun jalan
hakikat yang sebenarnya yang mengata Allahu Akbar waktu kita sembahyang
itu, ialah Zat, Sifat, Asma, Af’al, Kudrat, Iradat, Ilmu, Hayat, itu
nama Rahasia Allah Ta’ala namanya kepada kita, itulah yang mengata
Allahu Akbar tiada hati lagi,
karena yang bernama Zat, Sifat,
Asma, Af’al, Kudrat Iradat, Ilmu, Hayat itu nama Rahasia Allah Ta’ala
namanya kepada kita. Batin dan zahir kita akan memerintah diri, adapun
diri kita tadi ialah Roh. Roh tadilah yang menerima perintah rahasia,
maka berlakulah berbagai bagai bunyi dan kelakuan didalam sembahyang.
Semua itu adalah perintah rahasia, maka perintah rahasia inilah
Sirrullah. Karena Rahasia inilah kita dapat melihat Allah dan menyembah
Allah serta hidup berbagai bagai, itulah rahasia Allah kepada
kita.Firman Allah “MAN ‘ARA PANAPSAHU PAKAD’ARA PARABBAHU” Artinya Maka
barang siapa mengenal dirinya, mengenal ia akan Tuhannya, maka
mengetahui ia akan asal Nabi Allah Adam, nasarnya Air, Api, Angin,
Tanah. 4 (empat) inilah yang dijadikan Allah, maka turun kepada kita
seperti Firman Allah Ta’ala, kita disuruh mengetahui :
Adapun tanah itu Tubuh kitaAdapun Api itu Darah kita Adapun Air itu Air Liur kita Adapun Angin itu Nafas kita.
Maka berdiri syari’at, adapun kejadian air itu Tarikat, kejadian api
itu Hakikat, dan kejadian Angin itu Ma’rifat. Baginilah kita atau cara
kita mengenal diri namanya.Adapun tatkala kita tidur itu, adalah
perintah Rahasia Allah, maka dari itu janganlah lagi kita kenang dan
janganlah kita berkehendak atau panjang angan-angan dan jangan lagi
diingat diri kita ini, karena tiada hayat lagi diwaktu kita tidur itu,
itu adalah Rahasia Allah.Adapun perintah segala hati pada tengah-tengah
hati berbagai bagai, adapun tempat rahasia itu didalam jantung. Maka
jikalau tiada rahasia Allah itu, tiadalah bathin dan zahir ini
berkehendak, karena pada hakekatnya rahasia Allah itulah menjadi
kehendak segala manusia dan binatang. Akan tetapi awas, jagalah hokum
syara’ (syari’at) yang dipardhukan pada kita, maka dari tiliklah dan
perhatikan bersunguh sungguh perkara yang tersebut diatas.Maka barang
siapa menilik sesuatu tiada melihat ia akan Allah didalamnya, maka
tiliknya itu batil atau syirik, karena ia tiada melihat akan Allah
Ta’ala.
Assalamu'alaikum warahmatullahiwabarakatuh
Sambungan dari status ku ,aku beri nomor agar mudah : nomor 2
“ AWALUDDIN MA’RIFATULLAH”
Dalam rangka mendekat Diri kepada Allah itu, perlu tanjakan atau
tingkatan-tingkatan dari satu tingkat ketingkat yang lebih tinggi.
Seperti lazim dikerjakan oleh kaum Shuffi yang merupakan kesempurnaan
Agama Islam. Sebagaimana Ilmu Tasawuf menerangkan, bahwa Syari’at itu
hanya peraturan-peraturan belaka. Tarikatlah yang merupakan perbuatan
untuk melaksanakan Syari’at itu. Apabila Syari’at dan Tarikat itu sudah
dapat dikuasai, maka lahirlah Hakikat yang tidak lain dari pada
perbaikan keadaan Ahwal. Sedangkan tujuan terakhir ialah Ma’rifat, yaitu
mengenal Tuhan yang sebenar-benarnya serta mencintainya sebaik-baiknya.
Syari’at ilaha pengenalan jenis perintah, dan Hakikat ialah pengenalan
pemberi perintah. Demikianlah maka benar sekali apa yang diterangkan
oleh AL GHAZALI, merupakan jalan ini mendekat Diri kepada Allah,
memerlukan tanjakan-tanjakan bathin. Hal ini perlu mengosongkan Bathin
manusia, dan mengisinya dengan Zikir/ingat kepada Allah.
Sebuah Hadist Qudsi mengatakan :
“ Adalah Aku suatu perbendaharaan yang tersembunyi
Maka inginlah Aku supaya diketahui siapa Aku
Maka Kujadikan Mahluk
Maka dengan Allah mereka mengenal Aku.
Ali Bin Abi Talib bertanya kepada Rasulullah :
“ Ya Rasulullah, Manakah Tarekat yang sedekat-dekatnya mencapai
Tuhan ?.
Yang di jawab oleh Rasulullah :
“ Tidak lain daripada Zikir kepada Allah”.
Pada Suatu hari dating seorang lelaki (Jibril) dan bertanya :
Apakah itu Iman ?
Nabi menjawab, Iman itu adalah :
1. Engkau percaya adanya Tuhan
2. Percaya Malaikatnya
3. Percaya Pertemuan Tuhan di Akhirat
4. Percaya Rasul Rasulnya
5. Percaya Hari Kebangkitan.
Apakah Islam itu ?
Nabi menjawab, Islam itu adalah menyembah Allah dan jangan
perserikatnya, menegakkan Sholat, menunaikan Zakat, berpuasa dibulan
Ramadhan.
Apakah Ikhsan itu ?
Nabi menjawab, Ikhsan itu adalah
keadaan Engkau menyembah Tuhan, seakan akan Engkau melihatnya, sekiranya
Enkau tidak melihatnya, maka Allah melihat Engkau. (Bukhari).
PASAL SEMBAHYANG
Adapun rukun Sembahyang itu ada 13 perkara :
1. Niat
2. Berdiri betul
3. Takbiratul Ihram
4. Fatihah
5. Rukuk
6. I’tidal
7. Sujud
8. Duduk Antara Dua Sujud
9. Duduk Tahiyat
10. Tahiyat Akhir
11. Salawat
12. Salam
13. Tertib.
Tumakninah artinya menetapkan suatu rukun pindah ke rukun yang
lainnya. Inilah Tumakninah namanya. Menghilangkan gerak dan diam rukun,
baru pindah kerukun yang lainnya, karena apabila gerak rukun umpamanya
tidak sempat hilang sudah pindah kepada ‘I’tidal, maka tiadalah sah
sembahyangnya karena tumakninahnya tidak ada gerak. Rukun itu tercampur
kepada yang lainnya, inilah syari’at namanya. Maka dari itu seyogyanya
kita kalau merasa belum bisa belajar sembahyang, belajarlah terlebih
dahulu, sebelum kita mengerjakan sembahyang atau sambil mengerja sambil
belajar, karena tiap-tiap rukun sembahyang itu ada mempunyai
syarat-syarat yang tertentu. Inilah yang menjadikan kita diwajibkan
belajar, sesuai dengan hadis Nabi yang berbunyi “ UT LUBUL’ILMI PARI
DATUN ‘ALA KULLI MUSLIMIN NAWA MUSLIMAT” artinya Menuntut ilmu itu wajib
atas kita laki-laki dan perempuan.
Maka oleh sebab itu kalau
kita yang ingin bersembahyang belajarlah terlebih dahulu, kalau ingin
selamat didalam Kubur atau diwaktu panas pada hari Mahsyar, karena
didalam sembahyang itu cukup lengkap buat menjawab pertanyaan Munkar dan
Nakir, meluaskan Titiyan Siratul Mustakim, buat paying diwaktu panas
Padang Mahsyar. Karena sembahyang itu cukup lengkap tersedia apa saja,
akan tetapi sembahyangnya orang belajar atau ber Ilmu. Kalau sembahyang
orang yang tiada belajar atau tiada berilmu, pasti tiada dapat lindungan
seperti uraian yang tersebut diatas. Maka dari itu, sesudah lengkap
kita ketahui apa apa yang diwajibkan oleh Syara’ yakni Syari’at, kemudia
kita tambah pula dengan Ilmu bathin yakni Hakikat, supaya segala amalan
sembahyang kita itu lepas dari syirik, ujub, ria, takbur dan
sebagainya. Yang menghilangkan pahala sembahyang, apabila Ilmu Fiqih
sudah sungguh sungguh dipelajari dan Ilmu Tasawuf sudah juga dipelajari,
baru itu amalan yang Tahkik yang disyari’atkan oleh Nabi kita Muhammad
SAW supaya jangat sampai sembahyang itu sembahyang tiruan saja, tiada
ada ilmunya.
Adapun rukun sembahyang itu terbagi 3 (tiga) bagian :
1. Rukun Qolbi
2. Rukun Qauli
3. Rukun Pi’li.
1. Rukun Qolbi itu masuk 2 (dua) rukun yaitu : Niat dan Tertib,
tempatnya dihati, tiada boleh dibaca atau dituturkan dengan hati, hanya
ingat, atas Ma’rifat saja, takluknya kepada Sifat Ilmu (pengetahuan).
2. Rukun Qouli itu masuknya 5 (lima) rukun yaitu : Takbiratul ihram,
Fatihah, Tahiyat, Salawat, Salam Pertama. Adapun rukun Qouli ini wajib
dibaca dengan mulut, tiada boleh diingat dengan hati, membacanya
sekira-kira telinga kita sendiri yang mendengarnya, takluknya kepada
sifat Sama’ atau pendengaran.
3. Rukun Fi’li masuknya 6 (enam) rukun
yaitu : kelakuan sembahyang : Berdiri Betul, Rukuk, I’tidal, Sujud,
Duduk Diantara Dua Sujud, Duduk Tahiyat Akhir, maka yang 6 (enam) ini
ialah kelakuan sembahyang, takluknya kepada sifat Bashar (penglihatan).
Maka Rukun Fi’li ini ialah kelakuan sembahyang atau kelakuan Allah atas
jasad yang terbit dari pada setetes air mani. Diciptakan Allah menjadi
tubuh/jasad, itulah hurufnya nasar Nabi Allah Adam yang 4 (empat) yakni
Air, Tanah, Api dan Angin, menjadi tubuh hurufnya kepada kita, dan
inasar Muhammad itu 4 (empat) pula pada kita yaitu :
o Pengrasa
o Pendengar
o Penglihat
o Pencium,
maka menjadi Roh kepada kita itulah asal dari pada inasar Muhammad.
Maka Muhammad inilah yang disuruh menyembah Allah, karena sesudah inasar
Adam menjadi tubuh dan inasar Muhammad menjadi Roh kita, maka
sempurnalah kejadian kita, akan tetapi masih belum bisa bergerak
apa-apa, Firman Allah Ta’ala : “LAA TATAH RAKA ZURRATAN ILLA BIIZRILLAH”
artinya Tidak bergerak Ya Muhammad didalam ala mini sesuatu apa yang
kecil kalau tiada izinKu (RahasiaKu). Maka Rahasia itu “ Nur”. Adapun
jalan hakikat yang mengata Allahu Akbar diwaktu kita sembahyang itu
ialah Rahasia Allah kepada kita. Begini jalan Ma’rifat kita kepada Allah
atau kepada Zattullahi Ta’ala yang berpedoman kepada hokum Syara’ yakni
Syari’at yang dibawa oleh Nabi kita Muhammad SAW.
PENJELASAN ORANG ORANG YANG MENINGGALKAN SEMBAHYANG.
Nabi bersabda : artinya Siapa yang meninggalkan sembahyang lima waktu, maka ia akan dibebankan seperti tersebut dibawah ini :
1. Syahadatnya tidak diterima dan harus dibunuh.
2. Mayatnya jangan dimandikan dan ditanam dijalanan
3. Jangan dimakan binatang yang disembelihnya.
4. Jangan bergaul dengan mereka, karena mereka lebih najis daripada Anjing dan Babi.
Perhatikanlah hadist Nabi Muhammad SAW yang terseut diatas. Selanjutnya
ketahuilah Rahasia Sembahyang, karena itu adalah Nama Nabi Muhammad SAW
dan yang pertama dijadikan sembahyang itu adalah Nama “Akhmad” seperti :
Berdiri tegak dengan hakekatnya Alif, Ruku’ seperti “H”, Sujud seperti
“Mim”, Duduk eperti “Dal” inilah artinya kelakuan sembahyang pada Insan,
seperti rupa Muhammad.
1. Kepala Seperti Mim Awal
2. Tangan/Bahu seperti Ha
3. Perut seperti Mim Akhir
4. Kaki seperti Dal.
Rahasia dari pada Rahasia Sembahyang kepada huruf Allah.
1. Berdiri betul hurufnya Alif
2. Ruku’ hurufnya Lam Awal
3. Sujud hurufnya Lam Akhir
4. Duduk Tahiyat hurufnya Ha.
Inilah yang diumpamakan Diri yang bernafas ialah Muhammad yang berasal dari Ahmad.
1. Alif Syaratnya kepada Api
2. Ha Syaratnya kepada Angin
3. Mim Syartnya kepada Air
4. Dal Syaratnya kepada Tanah/Bumi.
BISMILLAHIRAH MANIRRAHIM
Inilah suatu pasal pada menyatakan pintu guru yang tersembunyi
yang tiada diajarkan kepada orang-orang yang belum belajar tentang Ilmu
Tauhid atau Sifat 20 (dua puluh), sebab buku ini berisi perihal
orang-orang mengenal diri atau tata cara mengenal Allah pencipta Alam
dan segala isinya supaya sempurna segala amal ibadahnya
BISMILLAHIRRAHMANIR RAHIM
Adapun didalam tulang kepala itu Otak.
Didalam Otak itu Ma’al Hayat atau Air Hidup.
Didalam Ma’al Hayat itu Akal
Didalam Akal itu Budi
Didalam Budi itu Roh
Didalam Roh itu Mani
Didalam Mani itu Rasa
Didalam Rasa itu Nikmat
Didalam Nikmat itu Nurullah
Didalam Nur Muhammad
Firman Allah “AWWALU TAJLI ZATTULLAH TA’ALA BISIFATIHI
Artinya “Mula-mula timbul Zat Allah Ta’ala kepada Sifatnya.
AWWALU TAJLI SIFATULLAH TA’ALA BIASMA IHI
Artinya : Mula-mula timbul Sifat Allah Ta’ala kepada namanya.
AWWALU TAJLI ASMADULLAHI TA’ALA BIAP ALIHI
Artinya : Mula-mula timbul nama Allah ta’ala kepada perbuatannya.
AWWALU TAJLI AF ALULLAHI TA’ALA BIINSAN
KAMILUM BIASMAI.
Artinya : Mula-mula timbul perbuatan Allah Ta’ala kepada Insan yang
Kamil yakni Muhammad RasulNya.
QOLAH NABIYI SAW. “AWALUMAA KHALAKALLAHU TA’ALA NURI”
Artinya :berkata Nabi SAW yang mula-mula dijadikan Allah Ta’ala
Cahayaku baharu Cahaya sekalian Alam.
QALAN NABIYI SAW : “ AWWALU MAA KHALAKALLAHUTA’ALA RUHI
Artinya : Yang mula-mula dijadikan Allah Ta’ala Rohku, baharu roh sekalian alam.
QOLAN NABIYI SAW “AWWALU MAA KHALAKALAHU TA’ALA QOBLI”
Artinya : Yang mula-mula dijadikan Allah Ta’ala Hatiku, bahru hati sekalian alam.
QOLAN NABIYI SAW “AWWALU MAA KHALAKALLAHUTA’ALA AKLI”
Artinya Yang mula-mula dijadikan Allah Ta’ala Akalku, baharu akal sekalian alam.
QOLAN NABIYI SAW : “ANA MINNURILAHI WA ANA MINNURIL ALAM”
Artinya : Aku cahaya Allah dan Aku juga menerangi Alam.
HADIST : AWALUDDIN MA’RIFATULLAH”
Artinya : Awal-awal agama adalah m,engenal Allah.
Sebelum mengenal Allah terlebih dahulu kita disuruh mengenal diri, seperti Hadist :MAN’ARA PANAP SAHU PADAD’ARA PARABBAHU”
Artinya : Barang siapa mengenal dirinya, mengenal ia akan Tuhannya.
“MAN ‘ARA PANAPSAHU PAKD’RA PARABBAHU LAYA RIPU NAPSAHU.
Artinya : Barang siapa mengenal Tuhannya, niscaya tiada dikenalnya lagi dirinya.
MAN ‘ARA PANAPSAHU BILFANA PAKAD’ARA PARABBAHU BIL BAQA”
Artinya : Maka barang siapa mengenal dirinya binasa, niscaya dikenalnya Tuhannya kekal.
KHALAK TUKA YA MUHAMMAD WAKHALAK TUKA ASY YA ILA ZALIK
Artinya Aku jadikan Engkau karena Aku dan Aku jadikan Alam dengan segala isinya karena Engkau Ya Muhammad.
Firman Allah : “AL INSAN SIRRU WA ANA SIRRUHU”
Artinya : Insan itu RahasiakKu dan Aku Rahasia Insan.
“WA AMBATNAL ABRU RABBUN AU ZAHIRU RABBUN ABBUN”
Artinya : Adapun bathin hamba itu Tuhan dan Zahir dan Tuhan itu hamba.
“LAHIN HUWA WALAHIN GHAIRUH”
Artinya : Tiada ia tetap dan tia ia lain dari ia.
Firman Allah Ta’ala didalam Al-quran “FAHUWA MA’AKUM AINAMA KUNTUM”
Artinya : Dimana saja Engkau berada (pergi) Aku serta kamu.
HUWAL AWWALU WAL AKHIRU WALBATHINU WAZZAHIRU”
Artinya : Ia jua Tuhan yang awal tiada permulaannya, dan Ia jua Tuhan
yang akhir tiada kesesudahannya, Ia jua bathin dan Ia jua Zahir.
Dalam pandangan Ma’rifat kita kepada Zat Allah Ta’ala itu,
“LAISA KAMIS LIHI SYAIUN” tiada seumpamanya bagi sesuatu, dan bukan
bertempat.Adapun Ma’rifat kita atau pengenalan kita akan diri diperikan
AF ALULLAH, adapun Ma’rifat kita akan AF ‘ALULLAH, LAHAU LAWALA KUWWATA
ILLAH BILLAHHIL’ALI YIL’AZIM. Artinya Datang dari pada Allah dan
kembalinya kepada Allah jua segala sesuatu, sesuai dengan hadist Nabi
yang berbunyi demikian : “MUTU ANTAL KABLAL MAUTU”
Artinya Matikan
diri kamu sebelum mati kamu. Adapun mati ini ada dua ma’na, maka apa
bila Roh bercerai dengan jasad itu mati hisi namanya, atau mati yang
sebenarnya. Adapun mati yang dimasud hadis Nabi yang diatas tadi, adalah
mati Ma’nawi, artinya mati dalam pengenalan mata hati. Mahasuci Allah
Subhanahu wata’ala Tuhan Rabbil’izzati dari upayamu, wujudmu, supaya Aku
terang sempurna, upaya Allah dan kuat Allah, dan wujudnya Allah
“BILLAHI LAYARILLAH” tiada yang mempunyai dan menyembah Allah hanya
Allah.Bagitu sekalian Aribbillah mengerjakan ibadat kepada Allah Ta’ala.
Adapun yang bernama Rahasia itu “Sirrullah” Adapun kita bertubuh akan
Muhammad Bathin dan Zahir bertubuh akan Roh.
Adapun jadi
nyawa itu bertubuh kanan Idhafi Kadim (terdahulu), maka tiada lagi kita
kenang tubuh dan zahir dan bathin itu, akan bernama Rahasia Ia Allah,
Sir namanya kepada kita, karena rahasia itu Nur. Adapun sebenar benarnya
Sifatullahita’ala kepada kita inilah RahasiaNya yang dibicarakan
Rahasia yang sebenarnya RahasiaNya yang kita ketahui. Adapun jalan
hakikat yang sebenarnya yang mengata Allahu Akbar waktu kita sembahyang
itu, ialah Zat, Sifat, Asma, Af’al, Kudrat, Iradat, Ilmu, Hayat, itu
nama Rahasia Allah Ta’ala namanya kepada kita, itulah yang mengata
Allahu Akbar tiada hati lagi,
karena yang bernama Zat, Sifat,
Asma, Af’al, Kudrat Iradat, Ilmu, Hayat itu nama Rahasia Allah Ta’ala
namanya kepada kita. Batin dan zahir kita akan memerintah diri, adapun
diri kita tadi ialah Roh. Roh tadilah yang menerima perintah rahasia,
maka berlakulah berbagai bagai bunyi dan kelakuan didalam sembahyang.
Semua itu adalah perintah rahasia, maka perintah rahasia inilah
Sirrullah. Karena Rahasia inilah kita dapat melihat Allah dan menyembah
Allah serta hidup berbagai bagai, itulah rahasia Allah kepada
kita.Firman Allah “MAN ‘ARA PANAPSAHU PAKAD’ARA PARABBAHU” Artinya Maka
barang siapa mengenal dirinya, mengenal ia akan Tuhannya, maka
mengetahui ia akan asal Nabi Allah Adam, nasarnya Air, Api, Angin,
Tanah. 4 (empat) inilah yang dijadikan Allah, maka turun kepada kita
seperti Firman Allah Ta’ala, kita disuruh mengetahui :
Adapun tanah itu Tubuh kitaAdapun Api itu Darah kita Adapun Air itu Air Liur kita Adapun Angin itu Nafas kita.
Maka berdiri syari’at, adapun kejadian air itu Tarikat, kejadian api
itu Hakikat, dan kejadian Angin itu Ma’rifat. Baginilah kita atau cara
kita mengenal diri namanya.Adapun tatkala kita tidur itu, adalah
perintah Rahasia Allah, maka dari itu janganlah lagi kita kenang dan
janganlah kita berkehendak atau panjang angan-angan dan jangan lagi
diingat diri kita ini, karena tiada hayat lagi diwaktu kita tidur itu,
itu adalah Rahasia Allah.Adapun perintah segala hati pada tengah-tengah
hati berbagai bagai, adapun tempat rahasia itu didalam jantung. Maka
jikalau tiada rahasia Allah itu, tiadalah bathin dan zahir ini
berkehendak, karena pada hakekatnya rahasia Allah itulah menjadi
kehendak segala manusia dan binatang. Akan tetapi awas, jagalah hokum
syara’ (syari’at) yang dipardhukan pada kita, maka dari tiliklah dan
perhatikan bersunguh sungguh perkara yang tersebut diatas.Maka barang
siapa menilik sesuatu tiada melihat ia akan Allah didalamnya, maka
tiliknya itu batil atau syirik, karena ia tiada melihat akan Allah
Ta’ala.
Sambungan dari status ku ,aku beri nomor agar mudah : nomor 2Sambungan dari status ku ,aku beri nomor agar mudah : nomor 2
“ AWALUDDIN MA’RIFATULLAH”
Dalam rangka mendekat Diri kepada Allah itu, perlu tanjakan atau tingkatan-tingkatan dari satu tingkat ketingkat yang lebih tinggi. Seperti lazim dikerjakan oleh kaum Shuffi yang merupakan kesempurnaan Agama Islam. Sebagaimana Ilmu Tasawuf menerangkan, bahwa Syari’at itu hanya peraturan-peraturan belaka. Tarikatlah yang merupakan perbuatan untuk melaksanakan Syari’at itu. Apabila Syari’at dan Tarikat itu sudah dapat dikuasai, maka lahirlah Hakikat yang tidak lain dari pada perbaikan keadaan Ahwal. Sedangkan tujuan terakhir ialah Ma’rifat, yaitu mengenal Tuhan yang sebenar-benarnya serta mencintainya sebaik-baiknya. Syari’at ilaha pengenalan jenis perintah, dan Hakikat ialah pengenalan pemberi perintah. Demikianlah maka benar sekali apa yang diterangkan oleh AL GHAZALI, merupakan jalan ini mendekat Diri kepada Allah, memerlukan tanjakan-tanjakan bathin. Hal ini perlu mengosongkan Bathin manusia, dan mengisinya dengan Zikir/ingat kepada Allah.
Sebuah Hadist Qudsi mengatakan :
“ Adalah Aku suatu perbendaharaan yang tersembunyi
Maka inginlah Aku supaya diketahui siapa Aku
Maka Kujadikan Mahluk
Maka dengan Allah mereka mengenal Aku.
Ali Bin Abi Talib bertanya kepada Rasulullah :
“ Ya Rasulullah, Manakah Tarekat yang sedekat-dekatnya mencapai
Tuhan ?.
Yang di jawab oleh Rasulullah :
“ Tidak lain daripada Zikir kepada Allah”.
Pada Suatu hari dating seorang lelaki (Jibril) dan bertanya :
Apakah itu Iman ?
Nabi menjawab, Iman itu adalah :
1. Engkau percaya adanya Tuhan
2. Percaya Malaikatnya
3. Percaya Pertemuan Tuhan di Akhirat
4. Percaya Rasul Rasulnya
5. Percaya Hari Kebangkitan.
Apakah Islam itu ?
Nabi menjawab, Islam itu adalah menyembah Allah dan jangan perserikatnya, menegakkan Sholat, menunaikan Zakat, berpuasa dibulan Ramadhan.
Apakah Ikhsan itu ?
Nabi menjawab, Ikhsan itu adalah keadaan Engkau menyembah Tuhan, seakan akan Engkau melihatnya, sekiranya Enkau tidak melihatnya, maka Allah melihat Engkau. (Bukhari).
PASAL SEMBAHYANG
Adapun rukun Sembahyang itu ada 13 perkara :
1. Niat
2. Berdiri betul
3. Takbiratul Ihram
4. Fatihah
5. Rukuk
6. I’tidal
7. Sujud
8. Duduk Antara Dua Sujud
9. Duduk Tahiyat
10. Tahiyat Akhir
11. Salawat
12. Salam
13. Tertib.
Tumakninah artinya menetapkan suatu rukun pindah ke rukun yang lainnya. Inilah Tumakninah namanya. Menghilangkan gerak dan diam rukun, baru pindah kerukun yang lainnya, karena apabila gerak rukun umpamanya tidak sempat hilang sudah pindah kepada ‘I’tidal, maka tiadalah sah sembahyangnya karena tumakninahnya tidak ada gerak. Rukun itu tercampur kepada yang lainnya, inilah syari’at namanya. Maka dari itu seyogyanya kita kalau merasa belum bisa belajar sembahyang, belajarlah terlebih dahulu, sebelum kita mengerjakan sembahyang atau sambil mengerja sambil belajar, karena tiap-tiap rukun sembahyang itu ada mempunyai syarat-syarat yang tertentu. Inilah yang menjadikan kita diwajibkan belajar, sesuai dengan hadis Nabi yang berbunyi “ UT LUBUL’ILMI PARI DATUN ‘ALA KULLI MUSLIMIN NAWA MUSLIMAT” artinya Menuntut ilmu itu wajib atas kita laki-laki dan perempuan.
Maka oleh sebab itu kalau kita yang ingin bersembahyang belajarlah terlebih dahulu, kalau ingin selamat didalam Kubur atau diwaktu panas pada hari Mahsyar, karena didalam sembahyang itu cukup lengkap buat menjawab pertanyaan Munkar dan Nakir, meluaskan Titiyan Siratul Mustakim, buat paying diwaktu panas Padang Mahsyar. Karena sembahyang itu cukup lengkap tersedia apa saja, akan tetapi sembahyangnya orang belajar atau ber Ilmu. Kalau sembahyang orang yang tiada belajar atau tiada berilmu, pasti tiada dapat lindungan seperti uraian yang tersebut diatas. Maka dari itu, sesudah lengkap kita ketahui apa apa yang diwajibkan oleh Syara’ yakni Syari’at, kemudia kita tambah pula dengan Ilmu bathin yakni Hakikat, supaya segala amalan sembahyang kita itu lepas dari syirik, ujub, ria, takbur dan sebagainya. Yang menghilangkan pahala sembahyang, apabila Ilmu Fiqih sudah sungguh sungguh dipelajari dan Ilmu Tasawuf sudah juga dipelajari, baru itu amalan yang Tahkik yang disyari’atkan oleh Nabi kita Muhammad SAW supaya jangat sampai sembahyang itu sembahyang tiruan saja, tiada ada ilmunya.
Adapun rukun sembahyang itu terbagi 3 (tiga) bagian :
1. Rukun Qolbi
2. Rukun Qauli
3. Rukun Pi’li.
1. Rukun Qolbi itu masuk 2 (dua) rukun yaitu : Niat dan Tertib, tempatnya dihati, tiada boleh dibaca atau dituturkan dengan hati, hanya ingat, atas Ma’rifat saja, takluknya kepada Sifat Ilmu (pengetahuan).
2. Rukun Qouli itu masuknya 5 (lima) rukun yaitu : Takbiratul ihram, Fatihah, Tahiyat, Salawat, Salam Pertama. Adapun rukun Qouli ini wajib dibaca dengan mulut, tiada boleh diingat dengan hati, membacanya sekira-kira telinga kita sendiri yang mendengarnya, takluknya kepada sifat Sama’ atau pendengaran.
3. Rukun Fi’li masuknya 6 (enam) rukun yaitu : kelakuan sembahyang : Berdiri Betul, Rukuk, I’tidal, Sujud, Duduk Diantara Dua Sujud, Duduk Tahiyat Akhir, maka yang 6 (enam) ini ialah kelakuan sembahyang, takluknya kepada sifat Bashar (penglihatan). Maka Rukun Fi’li ini ialah kelakuan sembahyang atau kelakuan Allah atas jasad yang terbit dari pada setetes air mani. Diciptakan Allah menjadi tubuh/jasad, itulah hurufnya nasar Nabi Allah Adam yang 4 (empat) yakni Air, Tanah, Api dan Angin, menjadi tubuh hurufnya kepada kita, dan inasar Muhammad itu 4 (empat) pula pada kita yaitu :
o Pengrasa
o Pendengar
o Penglihat
o Pencium,
maka menjadi Roh kepada kita itulah asal dari pada inasar Muhammad. Maka Muhammad inilah yang disuruh menyembah Allah, karena sesudah inasar Adam menjadi tubuh dan inasar Muhammad menjadi Roh kita, maka sempurnalah kejadian kita, akan tetapi masih belum bisa bergerak apa-apa, Firman Allah Ta’ala : “LAA TATAH RAKA ZURRATAN ILLA BIIZRILLAH” artinya Tidak bergerak Ya Muhammad didalam ala mini sesuatu apa yang kecil kalau tiada izinKu (RahasiaKu). Maka Rahasia itu “ Nur”. Adapun jalan hakikat yang mengata Allahu Akbar diwaktu kita sembahyang itu ialah Rahasia Allah kepada kita. Begini jalan Ma’rifat kita kepada Allah atau kepada Zattullahi Ta’ala yang berpedoman kepada hokum Syara’ yakni Syari’at yang dibawa oleh Nabi kita Muhammad SAW.
PENJELASAN ORANG ORANG YANG MENINGGALKAN SEMBAHYANG.
Nabi bersabda : artinya Siapa yang meninggalkan sembahyang lima waktu, maka ia akan dibebankan seperti tersebut dibawah ini :
1. Syahadatnya tidak diterima dan harus dibunuh.
2. Mayatnya jangan dimandikan dan ditanam dijalanan
3. Jangan dimakan binatang yang disembelihnya.
4. Jangan bergaul dengan mereka, karena mereka lebih najis daripada Anjing dan Babi.
Perhatikanlah hadist Nabi Muhammad SAW yang terseut diatas. Selanjutnya ketahuilah Rahasia Sembahyang, karena itu adalah Nama Nabi Muhammad SAW dan yang pertama dijadikan sembahyang itu adalah Nama “Akhmad” seperti : Berdiri tegak dengan hakekatnya Alif, Ruku’ seperti “H”, Sujud seperti “Mim”, Duduk eperti “Dal” inilah artinya kelakuan sembahyang pada Insan, seperti rupa Muhammad.
1. Kepala Seperti Mim Awal
2. Tangan/Bahu seperti Ha
3. Perut seperti Mim Akhir
4. Kaki seperti Dal.
Rahasia dari pada Rahasia Sembahyang kepada huruf Allah.
1. Berdiri betul hurufnya Alif
2. Ruku’ hurufnya Lam Awal
3. Sujud hurufnya Lam Akhir
4. Duduk Tahiyat hurufnya Ha.
Inilah yang diumpamakan Diri yang bernafas ialah Muhammad yang berasal dari Ahmad.
1. Alif Syaratnya kepada Api
2. Ha Syaratnya kepada Angin
3. Mim Syartnya kepada Air
4. Dal Syaratnya kepada Tanah/Bumi.
BISMILLAHIRAH MANIRRAHIM
Inilah suatu pasal pada menyatakan pintu guru yang tersembunyi yang tiada diajarkan kepada orang-orang yang belum belajar tentang Ilmu Tauhid atau Sifat 20 (dua puluh), sebab buku ini berisi perihal orang-orang mengenal diri atau tata cara mengenal Allah pencipta Alam dan segala isinya supaya sempurna segala amal ibadahnya
BISMILLAHIRRAHMANIR RAHIM
Adapun didalam tulang kepala itu Otak.
Didalam Otak itu Ma’al Hayat atau Air Hidup.
Didalam Ma’al Hayat itu Akal
Didalam Akal itu Budi
Didalam Budi itu Roh
Didalam Roh itu Mani
Didalam Mani itu Rasa
Didalam Rasa itu Nikmat
Didalam Nikmat itu Nurullah
Didalam Nur Muhammad
Firman Allah “AWWALU TAJLI ZATTULLAH TA’ALA BISIFATIHI
Artinya “Mula-mula timbul Zat Allah Ta’ala kepada Sifatnya.
AWWALU TAJLI SIFATULLAH TA’ALA BIASMA IHI
Artinya : Mula-mula timbul Sifat Allah Ta’ala kepada namanya.
AWWALU TAJLI ASMADULLAHI TA’ALA BIAP ALIHI
Artinya : Mula-mula timbul nama Allah ta’ala kepada perbuatannya.
AWWALU TAJLI AF ALULLAHI TA’ALA BIINSAN
KAMILUM BIASMAI.
Artinya : Mula-mula timbul perbuatan Allah Ta’ala kepada Insan yang
Kamil yakni Muhammad RasulNya.
QOLAH NABIYI SAW. “AWALUMAA KHALAKALLAHU TA’ALA NURI”
Artinya :berkata Nabi SAW yang mula-mula dijadikan Allah Ta’ala
Cahayaku baharu Cahaya sekalian Alam.
QALAN NABIYI SAW : “ AWWALU MAA KHALAKALLAHUTA’ALA RUHI
Artinya : Yang mula-mula dijadikan Allah Ta’ala Rohku, baharu roh sekalian alam.
QOLAN NABIYI SAW “AWWALU MAA KHALAKALAHU TA’ALA QOBLI”
Artinya : Yang mula-mula dijadikan Allah Ta’ala Hatiku, bahru hati sekalian alam.
QOLAN NABIYI SAW “AWWALU MAA KHALAKALLAHUTA’ALA AKLI”
Artinya Yang mula-mula dijadikan Allah Ta’ala Akalku, baharu akal sekalian alam.
QOLAN NABIYI SAW : “ANA MINNURILAHI WA ANA MINNURIL ALAM”
Artinya : Aku cahaya Allah dan Aku juga menerangi Alam.
HADIST : AWALUDDIN MA’RIFATULLAH”
Artinya : Awal-awal agama adalah m,engenal Allah.
Sebelum mengenal Allah terlebih dahulu kita disuruh mengenal diri, seperti Hadist :MAN’ARA PANAP SAHU PADAD’ARA PARABBAHU”
Artinya : Barang siapa mengenal dirinya, mengenal ia akan Tuhannya.
“MAN ‘ARA PANAPSAHU PAKD’RA PARABBAHU LAYA RIPU NAPSAHU.
Artinya : Barang siapa mengenal Tuhannya, niscaya tiada dikenalnya lagi dirinya.
MAN ‘ARA PANAPSAHU BILFANA PAKAD’ARA PARABBAHU BIL BAQA”
Artinya : Maka barang siapa mengenal dirinya binasa, niscaya dikenalnya Tuhannya kekal.
KHALAK TUKA YA MUHAMMAD WAKHALAK TUKA ASY YA ILA ZALIK
Artinya Aku jadikan Engkau karena Aku dan Aku jadikan Alam dengan segala isinya karena Engkau Ya Muhammad.
Firman Allah : “AL INSAN SIRRU WA ANA SIRRUHU”
Artinya : Insan itu RahasiakKu dan Aku Rahasia Insan.
“WA AMBATNAL ABRU RABBUN AU ZAHIRU RABBUN ABBUN”
Artinya : Adapun bathin hamba itu Tuhan dan Zahir dan Tuhan itu hamba.
“LAHIN HUWA WALAHIN GHAIRUH”
Artinya : Tiada ia tetap dan tia ia lain dari ia.
Firman Allah Ta’ala didalam Al-quran “FAHUWA MA’AKUM AINAMA KUNTUM”
Artinya : Dimana saja Engkau berada (pergi) Aku serta kamu.
HUWAL AWWALU WAL AKHIRU WALBATHINU WAZZAHIRU”
Artinya : Ia jua Tuhan yang awal tiada permulaannya, dan Ia jua Tuhan yang akhir tiada kesesudahannya, Ia jua bathin dan Ia jua Zahir.
Dalam pandangan Ma’rifat kita kepada Zat Allah Ta’ala itu, “LAISA KAMIS LIHI SYAIUN” tiada seumpamanya bagi sesuatu, dan bukan bertempat.Adapun Ma’rifat kita atau pengenalan kita akan diri diperikan AF ALULLAH, adapun Ma’rifat kita akan AF ‘ALULLAH, LAHAU LAWALA KUWWATA ILLAH BILLAHHIL’ALI YIL’AZIM. Artinya Datang dari pada Allah dan kembalinya kepada Allah jua segala sesuatu, sesuai dengan hadist Nabi yang berbunyi demikian : “MUTU ANTAL KABLAL MAUTU”
Artinya Matikan diri kamu sebelum mati kamu. Adapun mati ini ada dua ma’na, maka apa bila Roh bercerai dengan jasad itu mati hisi namanya, atau mati yang sebenarnya. Adapun mati yang dimasud hadis Nabi yang diatas tadi, adalah mati Ma’nawi, artinya mati dalam pengenalan mata hati. Mahasuci Allah Subhanahu wata’ala Tuhan Rabbil’izzati dari upayamu, wujudmu, supaya Aku terang sempurna, upaya Allah dan kuat Allah, dan wujudnya Allah “BILLAHI LAYARILLAH” tiada yang mempunyai dan menyembah Allah hanya Allah.Bagitu sekalian Aribbillah mengerjakan ibadat kepada Allah Ta’ala. Adapun yang bernama Rahasia itu “Sirrullah” Adapun kita bertubuh akan Muhammad Bathin dan Zahir bertubuh akan Roh.
Adapun jadi nyawa itu bertubuh kanan Idhafi Kadim (terdahulu), maka tiada lagi kita kenang tubuh dan zahir dan bathin itu, akan bernama Rahasia Ia Allah, Sir namanya kepada kita, karena rahasia itu Nur. Adapun sebenar benarnya Sifatullahita’ala kepada kita inilah RahasiaNya yang dibicarakan Rahasia yang sebenarnya RahasiaNya yang kita ketahui. Adapun jalan hakikat yang sebenarnya yang mengata Allahu Akbar waktu kita sembahyang itu, ialah Zat, Sifat, Asma, Af’al, Kudrat, Iradat, Ilmu, Hayat, itu nama Rahasia Allah Ta’ala namanya kepada kita, itulah yang mengata Allahu Akbar tiada hati lagi,
karena yang bernama Zat, Sifat, Asma, Af’al, Kudrat Iradat, Ilmu, Hayat itu nama Rahasia Allah Ta’ala namanya kepada kita. Batin dan zahir kita akan memerintah diri, adapun diri kita tadi ialah Roh. Roh tadilah yang menerima perintah rahasia, maka berlakulah berbagai bagai bunyi dan kelakuan didalam sembahyang. Semua itu adalah perintah rahasia, maka perintah rahasia inilah Sirrullah. Karena Rahasia inilah kita dapat melihat Allah dan menyembah Allah serta hidup berbagai bagai, itulah rahasia Allah kepada kita.Firman Allah “MAN ‘ARA PANAPSAHU PAKAD’ARA PARABBAHU” Artinya Maka barang siapa mengenal dirinya, mengenal ia akan Tuhannya, maka mengetahui ia akan asal Nabi Allah Adam, nasarnya Air, Api, Angin, Tanah. 4 (empat) inilah yang dijadikan Allah, maka turun kepada kita seperti Firman Allah Ta’ala, kita disuruh mengetahui :
Adapun tanah itu Tubuh kitaAdapun Api itu Darah kita Adapun Air itu Air Liur kita Adapun Angin itu Nafas kita.
Maka berdiri syari’at, adapun kejadian air itu Tarikat, kejadian api itu Hakikat, dan kejadian Angin itu Ma’rifat. Baginilah kita atau cara kita mengenal diri namanya.Adapun tatkala kita tidur itu, adalah perintah Rahasia Allah, maka dari itu janganlah lagi kita kenang dan janganlah kita berkehendak atau panjang angan-angan dan jangan lagi diingat diri kita ini, karena tiada hayat lagi diwaktu kita tidur itu, itu adalah Rahasia Allah.Adapun perintah segala hati pada tengah-tengah hati berbagai bagai, adapun tempat rahasia itu didalam jantung. Maka jikalau tiada rahasia Allah itu, tiadalah bathin dan zahir ini berkehendak, karena pada hakekatnya rahasia Allah itulah menjadi kehendak segala manusia dan binatang. Akan tetapi awas, jagalah hokum syara’ (syari’at) yang dipardhukan pada kita, maka dari tiliklah dan perhatikan bersunguh sungguh perkara yang tersebut diatas.Maka barang siapa menilik sesuatu tiada melihat ia akan Allah didalamnya, maka tiliknya itu batil atau syirik, karena ia tiada melihat akan Allah Ta’ala.
“ AWALUDDIN MA’RIFATULLAH”
Dalam rangka mendekat Diri kepada Allah itu, perlu tanjakan atau tingkatan-tingkatan dari satu tingkat ketingkat yang lebih tinggi. Seperti lazim dikerjakan oleh kaum Shuffi yang merupakan kesempurnaan Agama Islam. Sebagaimana Ilmu Tasawuf menerangkan, bahwa Syari’at itu hanya peraturan-peraturan belaka. Tarikatlah yang merupakan perbuatan untuk melaksanakan Syari’at itu. Apabila Syari’at dan Tarikat itu sudah dapat dikuasai, maka lahirlah Hakikat yang tidak lain dari pada perbaikan keadaan Ahwal. Sedangkan tujuan terakhir ialah Ma’rifat, yaitu mengenal Tuhan yang sebenar-benarnya serta mencintainya sebaik-baiknya. Syari’at ilaha pengenalan jenis perintah, dan Hakikat ialah pengenalan pemberi perintah. Demikianlah maka benar sekali apa yang diterangkan oleh AL GHAZALI, merupakan jalan ini mendekat Diri kepada Allah, memerlukan tanjakan-tanjakan bathin. Hal ini perlu mengosongkan Bathin manusia, dan mengisinya dengan Zikir/ingat kepada Allah.
Sebuah Hadist Qudsi mengatakan :
“ Adalah Aku suatu perbendaharaan yang tersembunyi
Maka inginlah Aku supaya diketahui siapa Aku
Maka Kujadikan Mahluk
Maka dengan Allah mereka mengenal Aku.
Ali Bin Abi Talib bertanya kepada Rasulullah :
“ Ya Rasulullah, Manakah Tarekat yang sedekat-dekatnya mencapai
Tuhan ?.
Yang di jawab oleh Rasulullah :
“ Tidak lain daripada Zikir kepada Allah”.
Pada Suatu hari dating seorang lelaki (Jibril) dan bertanya :
Apakah itu Iman ?
Nabi menjawab, Iman itu adalah :
1. Engkau percaya adanya Tuhan
2. Percaya Malaikatnya
3. Percaya Pertemuan Tuhan di Akhirat
4. Percaya Rasul Rasulnya
5. Percaya Hari Kebangkitan.
Apakah Islam itu ?
Nabi menjawab, Islam itu adalah menyembah Allah dan jangan perserikatnya, menegakkan Sholat, menunaikan Zakat, berpuasa dibulan Ramadhan.
Apakah Ikhsan itu ?
Nabi menjawab, Ikhsan itu adalah keadaan Engkau menyembah Tuhan, seakan akan Engkau melihatnya, sekiranya Enkau tidak melihatnya, maka Allah melihat Engkau. (Bukhari).
PASAL SEMBAHYANG
Adapun rukun Sembahyang itu ada 13 perkara :
1. Niat
2. Berdiri betul
3. Takbiratul Ihram
4. Fatihah
5. Rukuk
6. I’tidal
7. Sujud
8. Duduk Antara Dua Sujud
9. Duduk Tahiyat
10. Tahiyat Akhir
11. Salawat
12. Salam
13. Tertib.
Tumakninah artinya menetapkan suatu rukun pindah ke rukun yang lainnya. Inilah Tumakninah namanya. Menghilangkan gerak dan diam rukun, baru pindah kerukun yang lainnya, karena apabila gerak rukun umpamanya tidak sempat hilang sudah pindah kepada ‘I’tidal, maka tiadalah sah sembahyangnya karena tumakninahnya tidak ada gerak. Rukun itu tercampur kepada yang lainnya, inilah syari’at namanya. Maka dari itu seyogyanya kita kalau merasa belum bisa belajar sembahyang, belajarlah terlebih dahulu, sebelum kita mengerjakan sembahyang atau sambil mengerja sambil belajar, karena tiap-tiap rukun sembahyang itu ada mempunyai syarat-syarat yang tertentu. Inilah yang menjadikan kita diwajibkan belajar, sesuai dengan hadis Nabi yang berbunyi “ UT LUBUL’ILMI PARI DATUN ‘ALA KULLI MUSLIMIN NAWA MUSLIMAT” artinya Menuntut ilmu itu wajib atas kita laki-laki dan perempuan.
Maka oleh sebab itu kalau kita yang ingin bersembahyang belajarlah terlebih dahulu, kalau ingin selamat didalam Kubur atau diwaktu panas pada hari Mahsyar, karena didalam sembahyang itu cukup lengkap buat menjawab pertanyaan Munkar dan Nakir, meluaskan Titiyan Siratul Mustakim, buat paying diwaktu panas Padang Mahsyar. Karena sembahyang itu cukup lengkap tersedia apa saja, akan tetapi sembahyangnya orang belajar atau ber Ilmu. Kalau sembahyang orang yang tiada belajar atau tiada berilmu, pasti tiada dapat lindungan seperti uraian yang tersebut diatas. Maka dari itu, sesudah lengkap kita ketahui apa apa yang diwajibkan oleh Syara’ yakni Syari’at, kemudia kita tambah pula dengan Ilmu bathin yakni Hakikat, supaya segala amalan sembahyang kita itu lepas dari syirik, ujub, ria, takbur dan sebagainya. Yang menghilangkan pahala sembahyang, apabila Ilmu Fiqih sudah sungguh sungguh dipelajari dan Ilmu Tasawuf sudah juga dipelajari, baru itu amalan yang Tahkik yang disyari’atkan oleh Nabi kita Muhammad SAW supaya jangat sampai sembahyang itu sembahyang tiruan saja, tiada ada ilmunya.
Adapun rukun sembahyang itu terbagi 3 (tiga) bagian :
1. Rukun Qolbi
2. Rukun Qauli
3. Rukun Pi’li.
1. Rukun Qolbi itu masuk 2 (dua) rukun yaitu : Niat dan Tertib, tempatnya dihati, tiada boleh dibaca atau dituturkan dengan hati, hanya ingat, atas Ma’rifat saja, takluknya kepada Sifat Ilmu (pengetahuan).
2. Rukun Qouli itu masuknya 5 (lima) rukun yaitu : Takbiratul ihram, Fatihah, Tahiyat, Salawat, Salam Pertama. Adapun rukun Qouli ini wajib dibaca dengan mulut, tiada boleh diingat dengan hati, membacanya sekira-kira telinga kita sendiri yang mendengarnya, takluknya kepada sifat Sama’ atau pendengaran.
3. Rukun Fi’li masuknya 6 (enam) rukun yaitu : kelakuan sembahyang : Berdiri Betul, Rukuk, I’tidal, Sujud, Duduk Diantara Dua Sujud, Duduk Tahiyat Akhir, maka yang 6 (enam) ini ialah kelakuan sembahyang, takluknya kepada sifat Bashar (penglihatan). Maka Rukun Fi’li ini ialah kelakuan sembahyang atau kelakuan Allah atas jasad yang terbit dari pada setetes air mani. Diciptakan Allah menjadi tubuh/jasad, itulah hurufnya nasar Nabi Allah Adam yang 4 (empat) yakni Air, Tanah, Api dan Angin, menjadi tubuh hurufnya kepada kita, dan inasar Muhammad itu 4 (empat) pula pada kita yaitu :
o Pengrasa
o Pendengar
o Penglihat
o Pencium,
maka menjadi Roh kepada kita itulah asal dari pada inasar Muhammad. Maka Muhammad inilah yang disuruh menyembah Allah, karena sesudah inasar Adam menjadi tubuh dan inasar Muhammad menjadi Roh kita, maka sempurnalah kejadian kita, akan tetapi masih belum bisa bergerak apa-apa, Firman Allah Ta’ala : “LAA TATAH RAKA ZURRATAN ILLA BIIZRILLAH” artinya Tidak bergerak Ya Muhammad didalam ala mini sesuatu apa yang kecil kalau tiada izinKu (RahasiaKu). Maka Rahasia itu “ Nur”. Adapun jalan hakikat yang mengata Allahu Akbar diwaktu kita sembahyang itu ialah Rahasia Allah kepada kita. Begini jalan Ma’rifat kita kepada Allah atau kepada Zattullahi Ta’ala yang berpedoman kepada hokum Syara’ yakni Syari’at yang dibawa oleh Nabi kita Muhammad SAW.
PENJELASAN ORANG ORANG YANG MENINGGALKAN SEMBAHYANG.
Nabi bersabda : artinya Siapa yang meninggalkan sembahyang lima waktu, maka ia akan dibebankan seperti tersebut dibawah ini :
1. Syahadatnya tidak diterima dan harus dibunuh.
2. Mayatnya jangan dimandikan dan ditanam dijalanan
3. Jangan dimakan binatang yang disembelihnya.
4. Jangan bergaul dengan mereka, karena mereka lebih najis daripada Anjing dan Babi.
Perhatikanlah hadist Nabi Muhammad SAW yang terseut diatas. Selanjutnya ketahuilah Rahasia Sembahyang, karena itu adalah Nama Nabi Muhammad SAW dan yang pertama dijadikan sembahyang itu adalah Nama “Akhmad” seperti : Berdiri tegak dengan hakekatnya Alif, Ruku’ seperti “H”, Sujud seperti “Mim”, Duduk eperti “Dal” inilah artinya kelakuan sembahyang pada Insan, seperti rupa Muhammad.
1. Kepala Seperti Mim Awal
2. Tangan/Bahu seperti Ha
3. Perut seperti Mim Akhir
4. Kaki seperti Dal.
Rahasia dari pada Rahasia Sembahyang kepada huruf Allah.
1. Berdiri betul hurufnya Alif
2. Ruku’ hurufnya Lam Awal
3. Sujud hurufnya Lam Akhir
4. Duduk Tahiyat hurufnya Ha.
Inilah yang diumpamakan Diri yang bernafas ialah Muhammad yang berasal dari Ahmad.
1. Alif Syaratnya kepada Api
2. Ha Syaratnya kepada Angin
3. Mim Syartnya kepada Air
4. Dal Syaratnya kepada Tanah/Bumi.
BISMILLAHIRAH MANIRRAHIM
Inilah suatu pasal pada menyatakan pintu guru yang tersembunyi yang tiada diajarkan kepada orang-orang yang belum belajar tentang Ilmu Tauhid atau Sifat 20 (dua puluh), sebab buku ini berisi perihal orang-orang mengenal diri atau tata cara mengenal Allah pencipta Alam dan segala isinya supaya sempurna segala amal ibadahnya
BISMILLAHIRRAHMANIR RAHIM
Adapun didalam tulang kepala itu Otak.
Didalam Otak itu Ma’al Hayat atau Air Hidup.
Didalam Ma’al Hayat itu Akal
Didalam Akal itu Budi
Didalam Budi itu Roh
Didalam Roh itu Mani
Didalam Mani itu Rasa
Didalam Rasa itu Nikmat
Didalam Nikmat itu Nurullah
Didalam Nur Muhammad
Firman Allah “AWWALU TAJLI ZATTULLAH TA’ALA BISIFATIHI
Artinya “Mula-mula timbul Zat Allah Ta’ala kepada Sifatnya.
AWWALU TAJLI SIFATULLAH TA’ALA BIASMA IHI
Artinya : Mula-mula timbul Sifat Allah Ta’ala kepada namanya.
AWWALU TAJLI ASMADULLAHI TA’ALA BIAP ALIHI
Artinya : Mula-mula timbul nama Allah ta’ala kepada perbuatannya.
AWWALU TAJLI AF ALULLAHI TA’ALA BIINSAN
KAMILUM BIASMAI.
Artinya : Mula-mula timbul perbuatan Allah Ta’ala kepada Insan yang
Kamil yakni Muhammad RasulNya.
QOLAH NABIYI SAW. “AWALUMAA KHALAKALLAHU TA’ALA NURI”
Artinya :berkata Nabi SAW yang mula-mula dijadikan Allah Ta’ala
Cahayaku baharu Cahaya sekalian Alam.
QALAN NABIYI SAW : “ AWWALU MAA KHALAKALLAHUTA’ALA RUHI
Artinya : Yang mula-mula dijadikan Allah Ta’ala Rohku, baharu roh sekalian alam.
QOLAN NABIYI SAW “AWWALU MAA KHALAKALAHU TA’ALA QOBLI”
Artinya : Yang mula-mula dijadikan Allah Ta’ala Hatiku, bahru hati sekalian alam.
QOLAN NABIYI SAW “AWWALU MAA KHALAKALLAHUTA’ALA AKLI”
Artinya Yang mula-mula dijadikan Allah Ta’ala Akalku, baharu akal sekalian alam.
QOLAN NABIYI SAW : “ANA MINNURILAHI WA ANA MINNURIL ALAM”
Artinya : Aku cahaya Allah dan Aku juga menerangi Alam.
HADIST : AWALUDDIN MA’RIFATULLAH”
Artinya : Awal-awal agama adalah m,engenal Allah.
Sebelum mengenal Allah terlebih dahulu kita disuruh mengenal diri, seperti Hadist :MAN’ARA PANAP SAHU PADAD’ARA PARABBAHU”
Artinya : Barang siapa mengenal dirinya, mengenal ia akan Tuhannya.
“MAN ‘ARA PANAPSAHU PAKD’RA PARABBAHU LAYA RIPU NAPSAHU.
Artinya : Barang siapa mengenal Tuhannya, niscaya tiada dikenalnya lagi dirinya.
MAN ‘ARA PANAPSAHU BILFANA PAKAD’ARA PARABBAHU BIL BAQA”
Artinya : Maka barang siapa mengenal dirinya binasa, niscaya dikenalnya Tuhannya kekal.
KHALAK TUKA YA MUHAMMAD WAKHALAK TUKA ASY YA ILA ZALIK
Artinya Aku jadikan Engkau karena Aku dan Aku jadikan Alam dengan segala isinya karena Engkau Ya Muhammad.
Firman Allah : “AL INSAN SIRRU WA ANA SIRRUHU”
Artinya : Insan itu RahasiakKu dan Aku Rahasia Insan.
“WA AMBATNAL ABRU RABBUN AU ZAHIRU RABBUN ABBUN”
Artinya : Adapun bathin hamba itu Tuhan dan Zahir dan Tuhan itu hamba.
“LAHIN HUWA WALAHIN GHAIRUH”
Artinya : Tiada ia tetap dan tia ia lain dari ia.
Firman Allah Ta’ala didalam Al-quran “FAHUWA MA’AKUM AINAMA KUNTUM”
Artinya : Dimana saja Engkau berada (pergi) Aku serta kamu.
HUWAL AWWALU WAL AKHIRU WALBATHINU WAZZAHIRU”
Artinya : Ia jua Tuhan yang awal tiada permulaannya, dan Ia jua Tuhan yang akhir tiada kesesudahannya, Ia jua bathin dan Ia jua Zahir.
Dalam pandangan Ma’rifat kita kepada Zat Allah Ta’ala itu, “LAISA KAMIS LIHI SYAIUN” tiada seumpamanya bagi sesuatu, dan bukan bertempat.Adapun Ma’rifat kita atau pengenalan kita akan diri diperikan AF ALULLAH, adapun Ma’rifat kita akan AF ‘ALULLAH, LAHAU LAWALA KUWWATA ILLAH BILLAHHIL’ALI YIL’AZIM. Artinya Datang dari pada Allah dan kembalinya kepada Allah jua segala sesuatu, sesuai dengan hadist Nabi yang berbunyi demikian : “MUTU ANTAL KABLAL MAUTU”
Artinya Matikan diri kamu sebelum mati kamu. Adapun mati ini ada dua ma’na, maka apa bila Roh bercerai dengan jasad itu mati hisi namanya, atau mati yang sebenarnya. Adapun mati yang dimasud hadis Nabi yang diatas tadi, adalah mati Ma’nawi, artinya mati dalam pengenalan mata hati. Mahasuci Allah Subhanahu wata’ala Tuhan Rabbil’izzati dari upayamu, wujudmu, supaya Aku terang sempurna, upaya Allah dan kuat Allah, dan wujudnya Allah “BILLAHI LAYARILLAH” tiada yang mempunyai dan menyembah Allah hanya Allah.Bagitu sekalian Aribbillah mengerjakan ibadat kepada Allah Ta’ala. Adapun yang bernama Rahasia itu “Sirrullah” Adapun kita bertubuh akan Muhammad Bathin dan Zahir bertubuh akan Roh.
Adapun jadi nyawa itu bertubuh kanan Idhafi Kadim (terdahulu), maka tiada lagi kita kenang tubuh dan zahir dan bathin itu, akan bernama Rahasia Ia Allah, Sir namanya kepada kita, karena rahasia itu Nur. Adapun sebenar benarnya Sifatullahita’ala kepada kita inilah RahasiaNya yang dibicarakan Rahasia yang sebenarnya RahasiaNya yang kita ketahui. Adapun jalan hakikat yang sebenarnya yang mengata Allahu Akbar waktu kita sembahyang itu, ialah Zat, Sifat, Asma, Af’al, Kudrat, Iradat, Ilmu, Hayat, itu nama Rahasia Allah Ta’ala namanya kepada kita, itulah yang mengata Allahu Akbar tiada hati lagi,
karena yang bernama Zat, Sifat, Asma, Af’al, Kudrat Iradat, Ilmu, Hayat itu nama Rahasia Allah Ta’ala namanya kepada kita. Batin dan zahir kita akan memerintah diri, adapun diri kita tadi ialah Roh. Roh tadilah yang menerima perintah rahasia, maka berlakulah berbagai bagai bunyi dan kelakuan didalam sembahyang. Semua itu adalah perintah rahasia, maka perintah rahasia inilah Sirrullah. Karena Rahasia inilah kita dapat melihat Allah dan menyembah Allah serta hidup berbagai bagai, itulah rahasia Allah kepada kita.Firman Allah “MAN ‘ARA PANAPSAHU PAKAD’ARA PARABBAHU” Artinya Maka barang siapa mengenal dirinya, mengenal ia akan Tuhannya, maka mengetahui ia akan asal Nabi Allah Adam, nasarnya Air, Api, Angin, Tanah. 4 (empat) inilah yang dijadikan Allah, maka turun kepada kita seperti Firman Allah Ta’ala, kita disuruh mengetahui :
Adapun tanah itu Tubuh kitaAdapun Api itu Darah kita Adapun Air itu Air Liur kita Adapun Angin itu Nafas kita.
Maka berdiri syari’at, adapun kejadian air itu Tarikat, kejadian api itu Hakikat, dan kejadian Angin itu Ma’rifat. Baginilah kita atau cara kita mengenal diri namanya.Adapun tatkala kita tidur itu, adalah perintah Rahasia Allah, maka dari itu janganlah lagi kita kenang dan janganlah kita berkehendak atau panjang angan-angan dan jangan lagi diingat diri kita ini, karena tiada hayat lagi diwaktu kita tidur itu, itu adalah Rahasia Allah.Adapun perintah segala hati pada tengah-tengah hati berbagai bagai, adapun tempat rahasia itu didalam jantung. Maka jikalau tiada rahasia Allah itu, tiadalah bathin dan zahir ini berkehendak, karena pada hakekatnya rahasia Allah itulah menjadi kehendak segala manusia dan binatang. Akan tetapi awas, jagalah hokum syara’ (syari’at) yang dipardhukan pada kita, maka dari tiliklah dan perhatikan bersunguh sungguh perkara yang tersebut diatas.Maka barang siapa menilik sesuatu tiada melihat ia akan Allah didalamnya, maka tiliknya itu batil atau syirik, karena ia tiada melihat akan Allah Ta’ala.
“ AWALUDDIN MA’RIFATULLAH” -Arya Mahesageni(2)
Reviewed by Unknown
on
May 31, 2013
Rating: 5
No comments
Post a Comment