TEKNOLOGI AL-QURAN
Keterangan Gambar:
GAMBAR I :
Nur Allah = Tali Allah = Wasilah Allah = Al Quran Batin = HakikiBerisi Kalimah Allah, tak berhuruf, tak bersuara, jika disuarakan melalui MIC-nya, yaitu Lisan Rasulullah SAW, baru terdengar Ayat-ayat Al Quran
GAMBAR I I:
H = Adalah Jasad Bani ADAM yang MURSYIDM = Adalah Rohani Bani ADAM yang MURSYIDBentuk H dan M adalah sama/serupa.
ISI H = Jasad = Darah Daging
ISI M = Ruh berisi Gabungan Ruh Ahli Silsilah yang 35 (AULIA--AULIA ALLAH PILIHAN) yang tergabung bersatu dengan Arwahul Muqaddasah Rasulullah SAW yang berisi :
Nur Illahi = Wasilah Allah = The link to God, TALI ALLAH HAQIQI (Yang Batin) LANGSUNG datangnya dari SISI ALLAH SWT, penuh dengan Getaran Getaran dari Kalimah-Kalimah Allah yang maha cemerlang/Maha Ultra Sonoor = Maha Dahsyat, Tak Berhuruf, Tak Bersuara.
Maka oleh sebab itu kita pun BERDZIKIR TIDAK BERSUARA, sesuai dengan Firman Allah :
Q.S. Al A'raaf, Ayat 205 :
"Dzikirlah akan Tuhanmu dalam hatimu, serta merendahkan diri dan tunduk dan bukan dengan suara terdengar, waktu pagi dan petang hari, dan janganlah engkau termasuk orang-orang yang tidak berdzikir (lalai tidak ingat)."
Jika melalui MIC-nya = Lisan Rasulullah SAW baru bersuara isinya dan bunyinya Ayat-Ayat Al-Quran = (Wasilah Zahir = Tali Allah yang Zahir). JADI SAMA SEKALI TIDAK SERUPA DENGAN BERHALA-BERHALA ZAMAN NABI NUH AS, NABI IBRAHIM AS, DAN LAIN LAIN, SEPERTI DISANGKA SI AWAM.
GAMBAR III :
H1 = Adalah Jasad Si Murid
M1 = Adalah Ruh Sang Murid
H Menjadi H1 dengan ilmu-ilmu Agama melalui lisan H; dan H1 menerima ajaran itu melalui telinga, H1 menjadi baik, menjadi Islam pada alam sadar, mentalnya dan lain-lain.
Dalam munajat ke HADIRAT ALLAH, M1 (Rohani murid) menghubungkan DIRI pada WASILAH ALLAH yang berada pada M = Gabungan Rohani Aulia-Aulia Allah Pilihan dan Rohani Rasulullah SAW dimana ada WASILAH ALLAH, hingga dzikir si murid LANGSUNG terkirim sampai pada SISI ALLAH dan dari sisi Allah 'Membalas'-Nya dengan mengisi Ruh si Murid LANGSUNG, sekali lagi LANGSUNG dengan Nur Dzikir Allah.
Q.S. Al Baqarah, Ayat 152 :
"Dzikirlah kamu kepada-KU, niscaya AKU Dzikir kepadamu dan bersyukurlah kamu kepada-KU dan janganlah kamu mengingkari nikmat-nikmatKU. "
LANGSUNG!
Dikatakan LANGSUNG, karena ujung TALI ALLAH, yang dikatakan WASILAH ALLAH sudah berada dalam ARWAHUL MUQADDASAH SANG AULIA ALLAH dan RASULULLAH SAW yang sedang menunggu.
PENJELASAN :
Nur Allah menuju Arwahul Muqaddasah Rasulullah, dan mengisinya dengan Kalimah-Kalimah Allah; kemudian Arwah Rasul bergabung dengan Arwahul Muqaddasah para aulia-aulia Allah beserta isinya yaitu Kalimah-Kalimah Allah dan kemudian bergabung pula dengan ARWAH sang MURSYID dan mengisinya dengan KALIMAH-KALIMAH ALLAH. Jadi yang dinamakan WASILAH ALLAH inilah dia, yaitu KALIMAH-KALIMAH ALLAH yang berada dalam ARWAH SANG GURU, jadi bukan menggambar-gambarkan wajah Guru, seperti yang disangkakan oleh mereka yang awam!.
Dan Kalimah Allah yang berada dalam ARWAH SANG GURU adalah Kalimah Allah yang berada dalam ARWAH RASULULLAH SAW LANGSUNG DARI ALLAHU SUBHANAHUWA TA'ALA.
Begitu Sang Murid menggabungkan Ruh-nya dengan Ruh Sang Guru dan berdzikir, maka Dzikirnya turut berresonansi/berfrekwensi dengan dzikir Rasul maka LANGSUNG 'dibalas' ALLAH dengan KURNIA yang tak ada taranya.
Q.S. Al Baqarah, Ayat 152 :
"Dzikirlah kamu kepada-KU, niscaya AKU Dzikir kepadamu dan bersyukurlah kamu kepada-KU dan janganlah kamu mengingkari nikmat-nikmatKU."
KOMENTAR :
Jadi jelas ternyata, sejelas-jelasnya, dalam Firman Allah ini bahwa dzikir kita terhadap Allah, jika memakai Rukun dan Syaratnya/dengan memakai metodologinya yang tepat, yaitu dengan memakai 3 faktor :
· Tarikat, Metode Berdzikir
· Wasilah, Tali Allah Hakiki (Faktor Tak Terhingga)
· Mursyid, Si Pewaris/Si Pengantar Wasilah ALLAH dari Rasulullah SAW.
Bahwa dzikrullah kita itu menyebabkan Wasilah Allah tersebut turut bergetar, yang langsung pula mengirim getaran getaran Dzikrullah kita terhadap Allah SWT itu dan detik itu pula dari sisi Allah SWT langsung pula mendapat balasan, yang tak dapat dihitung Akbarnya, yaitu Dzikir Allah dari Allah yang diberikanNya sendiri, Dzikrullah yang mempunyai syafaat sebanyak bintang di langit dan sebanyak pasir di lautan, dzikir dari Allah sendiri yang membawa Rahmat tak terhingga banyaknya, tak habis habisnya, dzikrullah yang HIDUP dan yang HAQ dari YANG MAHA HIDUP dan YANG MAHA HAQ yang diiringi dan dikawal oleh jutaan Malaikat! Rahmat dan kurnia mana jelas turut menyelimuti si Pendzikir itu sendiri!
Jadi bukan karena 'jayanya' dzikir kita sendiri, tetapi karena hebatnya Dzikir dari Allah SWT yang semata-mata memberi bekas dan yang berjaya.
Itulah dia yang merupakan kurnia terbesar bagi kita dari Allah SWT, yang disebutkan Tuhan dalam lanjutan Ayat itu juga:
"Bersyukurlah engkau kepada-Ku, dan sadarlah engkau akan nikmat-nikmat-KU."
Niscaya orang yang mendapat Kurnia Akbar seperti yang tersebut diatas, meraih kemenangan Dunia dan Akhirat yang tak dapat dinilai besarnya dan yang tiada taranya! Inilah dia salah satu yang merupakan HAKIKAT Kemenangan Dunia Akhirat bagi kita dalam ber-Agama Islam Mulia Raya!
WALADZIKRULLAHI AKBAR, Fazkurullaaha la'allakum tuflihuun! Man kaana aakhiru kalaamihi Laa ilaa ha illallah dakhalal jannah!.
Q.S. Al A'raaf , Ayat 205 :
"Sebutlah Tuhanmu dalam hatimu, serta merendahkan diri dan tunduk, dan bukan dengan suara terdengar, waktu pagi dan petang hari, dan janganlah engkau termasuk orang yang tidak berdzikir (tida ingat = lalai)"
Saran kami sebagai salam perpisahan, kami ingin menyampaikan sepatah dua kata untuk kebaikan kita bersama yaitu kalau saudara-saudaraku kaum muslimin telah membaca naskah ini, yang diuraikan secara ilmiah teknologis, yang membawa kemenangan Islam dengan nyata secara gilang-gemilang untuk seluruh dunia, maka haraplah saudara- saudara saya yang selama ini 'mendiskreditkan' tarikat ini, menahan akan dirinya, karena yang diperburuk-burukkannya/yang disyakwasangkakannya adalah termasuk Firman Allah murni yang diuraikan secara Teknologi, karena kita tahu semua, bahwa menyangkal Firman Allah, sadar atau tidak sadar, adalah besar sekali dosanya.
RESUME dan TAMBAHAN :
1. SYARIAT: Masih berupa kuliah-kuliah saja/Cerita-cerita/Ceramah, Khotbah-khotbah, Jelas BELUM BERHASIL, karena BELUM DILAKSANAKAN, belum diperjuangkan secara gigih, (Baru pada taraf keyakinan ilmiah saja = ilmul yakin dan ainal yakin), oleh sebab itu BELUM TERWUJUD ILMU TAUHID YANG SEBENAR-BENARNYA dan BELUM PULA MEMPEROLEH KEMENANGAN. (Ilmul Yakin dan Ainal Yakin adalah masih 'dusta' belum lagi merupakan kebenaran yang Faktuil, HAQQUL Yakin itulah yang BENAR).
2. TARIKAT : Cara/Metode Pelaksanaan TEKNIS untuk mencapai HAKIKAT ILMU TAUHID itu, untuk mencapai HAQQUL YAKIN-nya; Tarikat adalah juga masa PEJUANGANNYA (jatuh bangun dalam perjuangannya, dalam Pertempuran-nya melawan IBLIS, yaitu membersihkan DIRI yang BATHIN secara tuntas/total dari semua ANASIR-ANASIR IBLIS, dari semua gelombang-gelombang dan pengaruh-pengaruh IBLIS dalam diri, barulah ia mendapat kemurnian TAUHID dalam ber- IBADAH dan dalam ber-AMAL, BARULAH TERCAPAI REALITA TAUHID yang sebenarnya yaitu KEMENANGAN HAKIKI KEKAL DAN ABADI, karena Kalimah ALLAH TELAH PENUH BERSEMAYAM dalam DIRI BATIN/HATI sanubarinya, hingga barulah ia mampu mencapai pelaksanaan SHALAT yang benar-benar Khusuk, yang membawa Kemenangan Dunia dan Akhirat!
Hadits Qudsi:
"Qaalalaahu ta'aalaa Lam yasa'nii ardhii wa laa samaa-ii wawasi'anii Qalbu 'abdil mukminul layyinul waadi'u."
Artinya: "Allah ta'ala berfirman : Tak dapat memuat Zat-Ku, Bumi dan Langit-KU; yang dapat memuat ZAT-KU, ialah hati hamba-KU yang Mukmin, Lunak dan Tenang" (H.R. Ahmad dari Wahab bin Munabbih) (= La allaakum Tuflihuun!)
3. HAKIKAT: (Kuliahnya sama dengan Syari'at pada nomor 1) tetapi sudah BERHASIL HAQQUL YAKIN, SUDAH TERWUJUD/SUDAH MENJADI KENYATAAN ILMU TAUHID itu dan oleh karenanya SUDAH MENCAPAI KEMENANGAN, (sudah HAQQUL YAKIN dalam keyakinan dan dalam amalan), lihat nomor 2 diatas.
4. MA'RIFAT: (telah TETAP ISTIQAMAH dalam REALITA ILMU TAUHID) Ia telah siap dalam PENERAPAN ILMU TAUHID yang sebenarnya dan KEHIDUPAN DUNIA AKHIRAT bagi DIRI dan kelilingnya dan seluruh JAGAD RAYA, karena dalam seluruh tubuhnya, dalam setiap tetes darahnya, dalam tiap tarikan nafasnya dan tiap gerak-gerik anggotanya, telah HADIR KALIMAH ALLAH (telah menyebar secara keseluruhan Kalimah Allah itu ke seluruh tubuhnya, berpangkal dari sumbernya (HATI Sanubarinya), lihat diatas pada nomor 2 (TARIKAT).
Dan dengan Kalimah Allah yang telah berada dalam seluruh dirinya itu, yang dianugerahkan Allah padanya, ia mampu meneruskan pekerjaan pekerjaan RASULULLAH SAW sebagai Khalifah Rasul dan Khalifah Allah di muka bumi yaitu meneruskan membawa Rahmat Allah langsung dari Allah SWT, kepada seluruh Alam semesta, sesuai dengan Ayat-ayat Al Qur'an dan Hadits-hadits Nabi, seperti yang tertera dibawah ini :
Q.S. Al Anbiyaa, Ayat 107 :
"WAMAA ARSALNAAKA ILLAA RAHMATAN LIL 'AALAMIIN"
Artinya : "Kami tiada mengutus engkau (ya Muhammad), melainkan menjadi Rahmat untuk semesta alam."
Tiada Aku turunkan engkau ya Rasul ke dunia, melainkan untuk membawa rahmat-KU ke seluruh Alam, Langsung dari-Ku).
Orang seperti tersebut diatas yang mampu meneruskan pekerjaan-pekerjaan Rasulullah SAW sebagai Khalifah Rasul dan Khalifah Allah di muka bumi untuk meneruskan membawa Rahmat Allah kepada seluruh alam semesta (antara lain tidak akan datang kiamat, kalau masih ada orang-orang/yang benar benar berdzikir Allah, Allah) (H.R. Muslim).
Tentu saja Dzikir yang dimaksud adalah dzikir yang HIDUP dan BERJAYA yaitu dzikir dari orang-orang yang telah mencapai maqam sempurna Tauhid-nya kepada Allah SWT yaitu dari Golongan II, III, IV, yang dewasa ini jarang sekali dapat ditemui! Bukanlah Dzikir dari orang orangdari golongan I, yang banyak sekali ditemui! Barangkali berjuta banyaknya! Tetapi tidak bertenaga/tidak berjaya akan dzikirnya sama sekali, karena hanya berdzikir pada lidahnya saja, sehingga tidak dibalas Allah SWT, karena tidak memenuhi syarat Dzikir yaitu TIDAK MEMAKAI WASILAH ALLAH, yang menyampaikan Dzikirnya pada sisi Allah SWT.! Sehingga TIDAK TERBALAS.!
2. Hadits Qudsi:
"Kalau engkau melihat bahwa seseorang dikunjungi oleh masyarakat ramai dan kau lihat ia menaburkan segala macam kebajikan dan rahmat, naik saksiklah engkau, bahwa ia adalah seorang Kekasih-KU, yang AKU wakilkan kepadanya, (sebagai Khalifah-KU dan Khalifah Rasul-KU) untuk menaburkan Rahmat-KU sebanyak-banyaknya, bernaunglah engkau di bawah lindungan-nya, engkau akan selamat Dunia dan Akhirat." (H.R. Al Qudha'ie dari Abu Said R.A).
3. Q.S. Al Kahfi, 17 :
"May yahdillaahu fahuwal muhtad wa may yudhlil falan tajida lahuu waliyam mursyidaa"
Artinya : "Barang siapa yang diberi petunjuk oleh Allah, dialah orang yang mendapat petunjuk dan siapa yang dibiarkan-Nya sesat, maka tidak ada seorang Mursyid-pun yang memberinya petunjuk."
(Petunjuk langsung dari-KU dan atas nama-KU, via khalifah-KU tersebut)
Orang yang seperti diataslah yang disebut juga sebagai Seorang Mursyid atau Khalifah Rasul dan Khalifah Allah.
4. Hadits Qudsi :
Apabila seorang hamba-KU menghampirkan dirinya kepada-Ku dengan suatu amalan yang Aku Cintai, selain/lebih dari pada sekedar ia mengamalkan apa-apa yang KU-wajibkan atasnya, dan ianya terus-menerus (Ber-wajaahidu fi sabiilihi/washabiru, washabiru) menghampirkan dirinya kepada-KU dengan amalan- amalan yang baik tersebut, hingga AKU akhirnya mencintainya, maka apabila AKU telah mencintainya, adalah AKU pendengarannya bila ia mendengar, adalah AKU penglihatannya bila ia melihat, (mata-KU diatas matanya) adalah AKU tangannya bial ia mengambil (melakukan sesuatu) (Tangan AKU berada di atas tangannya).
Q.S. Al-Fath, ayat 10:
"Tangan Allah berada di atas tangan mereka (wajah ALLAH berada di atas wajah mereka). Maka Akulah kakinya bila ia berjalan; jika ia memohon niscaya AKU perkenankan permohonannya dan jika ia meminta perlindungan kepada-KU, pastilah AKU lindungi akan dia." (H.R. Bukhari).
5. H.R. Atthabrani, Al Hakim dan Abu Na'im :
"Allah Ta'ala berfirman: Sesungguhnya Wali-Wali-KU dari pada hamba-KU dan Kekasih-Kekasih-KU dari makhluk-KU, yaitu mereka yang disebut namanya, jika orang menyebut nama-KU dan AKU disebut bila orang menyebut nama mereka."
(Sebut nama Kekasih-KU, Aku telah hadir pada sisimu, untuk memberi pertolongan-KU padamu, nama-KU berada diatas nama Kekasih-KU dan nama Wali-Wali-KU!)
6. Orang tersebut diataslah yang mampu mencapai maqam ikhsan dalam:
"Ashalatu Mi'rajul Mu'miniin (Shalat adalah Mi'raj bagi orang mukmin)."
Bukan hanya mi'raj dalam cerita saja atau dalam angan angan saja. Dan orang inilah yang dikasihi Allah dan ialah pembawa/si penerus Wasilah Allah dari Rasulullah SAW yang diterimanya via ahli Silsilah (aulia-aulia Allah pilihan); Wasilah Allah adalah suatu faktor tak terhingga kapasitasnya, yang mutlak harus ada, guna menyampaikan segala ibadah kita langsung ke Hadirat Allah SWT. Orang seperti tersebut di ataslah yang dimaksud HADITS RASULULLAH SAW yang berbunyi:
"Adakanlah (jadikanlah) dirimu (Rohanimu) beserta Allah. Jika engkau belum bisa menjadikan dirimu (Rohanimu) beserta Allah, maka adakanlah (jadikanlah) dirimu (Rohanimu) beserta dengan orang yang beserta Allah, maka sesungguhnya orang itulah yang menghubungkan engkau langsung kepada Allah (yaitu Rohaninya)." (H.R. Abu Daud).
Karena TALI ALLAH ada dalam dirinya, yang menghubungkan Roh-mu langsung pada Allah; jadi ianya bukan sembarang Guru Agama biasa yang kebanyakan.
7. Orang inilah yang selalu/senantiasa menjaga dan memelihara amalan dan ibadahnya supaya tetap dalam Muraqabah, Musyahadah dan Mukasyafah terhadap Allah SWT. Ianya adalah juga sebagai salah seorang PENASEHAT bagi semesta alam sesuai dengan Firman Tuhan
"Fas aluu ahladz dzikri in kuntum laa ta'lamuun"
Artinya: "Maka bertanyalah kepada Ahli Dzikir jika kamu tidak mengetahui"
ALLAHU AKBAR, ALLAHU AKBAR, ALLAHU AKBAR WALILLAAHILHAMD!
Wabillahi taufiq wal hidayah!
Sekian dan terima kasih.
No comments
Post a Comment