Iran Sudah Siap
Iran berjanji untuk "membalas" setiap serangan asing setelah Perdana Menteri Israel menyerukan "garis merah" dalam rangka mencegah Republik Islam itu memiliki bom nuklir.
Presiden Iran, Mahmoud Ahmadinejad, mengecam adanya diskriminasi dalam perpolitikan global. Ia mengatakan politik standar ganda tersebut telah mengubah tatanan dunia.
"Unilateralisme, penerapan standar ganda, penjatuhan perang, instabilitas, dan pendudukan demi kepentingan ekonomi dan ekspansi dominasi oleh segelintir kekuatan dunia telah mengubah tatanan sekarang ini," kata Ahmadinejad dalam pidatonya di depan Majlis Umum PBB, New York, AS, Rabu (26/9).
Ia menyatakan dunia saat ini sangat membutuhkan tatanan baru. Karut marut perpolitikan global, menurut dia, disebabkan oleh kesalahan manajemen dunia oleh segelintir minoritas yang memiliki perilaku merusak.
"Tatanan yang berasal dari pemikiran anti-kemanusiaan dan imperialise itu bertanggung jawab atas kemiskinan, korupsi, kebodohan, penindasan, dan diskriminasi di seluruh penjuru dunia," imbuhnya.
Menurut Ahmadinejad, tatanan dunia saat ini dilandaskan pada perspektif materialistis dan tidak peduli terhadap nilai-nilai moral. Tatanan tersebut selalu berupaya mempeluas hegemoni dengan menciptakan konflik di antara negara-negara untuk menjaga monopoli kekuatan, kekayaan, sains dan teknologi.
Diskriminasi dalam perpolitikan global dikecam Presiden Republik Islam Iran, Mahmoud Ahmadinejad. Ia mengatakan politik standar ganda tersebut telah merubah tatanan dunia.
"Unilateralisme, penerapan standar ganda, penjatuhan perang, instabilitas, dan pendudukan demi kepentingan ekonomi dan ekspansi dominasi oleh segelintir kekuatan dunia telah merubah tatanan sekarang ini," kata Ahmadinejad dalam pidatonya di hadapan Majelis Umum PBB di New York, Amerika Serikat, seperti dilansir Press TV, Rabu (26/9).
Ia menyatakan saat ini dunia sangat membutuhkan tatanan baru. Karut marut perpolitikan global, menurut dia, disebabkan kesalahan manajemen dunia oleh segelintir minoritas yang memiliki perilaku merusak.
"Tatanan yang berasal dari pemikiran antikemanusiaan dan imperialise itu bertanggung jawab atas kemiskinan, korupsi, kebodohan, penindasan, dan diskriminasi di seluruh penjuru dunia," imbuhnya.
Menurut Ahmadinejad, tatanan dunia saat ini dilandaskan pada perspektif materialistis dan tidak peduli terhadap nilai-nilai moral. Tatanan tersebut selalu berupaya mempeluas hegemoni dengan menciptakan konflik di antara negara-negara untuk menjaga monopoli kekuatan, kekayaan, sains dan teknologi.
Kepala Garda Revolusi Iran, Jendral Mohammad Ali Jafari, Jumat, menyatakan bahwa ancaman aksi militer Israel terhadap Iran hanya akan memperkuat sikap Iran.
"Musuh ingin menghentikan jalan kita... namun ancaman ini hanya akan memperkuat tekad kita untuk terus melangkah ke arah yang sama," kata Jendral Mohammad Ali Jafari dalam pernyataannya kepada ribuan anggota milisi Basij.
"Karena itulah ketika Zionis mengeluarkan ancaman militer, mereka ditenangkan oleh AS," kata Jafari.
Pernyataan Jafari itu menyusul pernyataan Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu yang berbicara di sidang Majelis Umum PBB, Kamis, bahwa harus ada batasan jelas terkait program senjata nuklir Iran.
Menurut Netanyahu, negaranya sedang mempertimbangkan serangan-serangan udara terhadap fasilitas nuklir Iran.
"Jika serangan militer dilancarkan terhadap instalasi nuklir kita, maka kita berjanji musuh tidak akan lolos dalam keadaan hidup," kata kepala satuan rudal balistik dan udara Iran, Jendral Farzad Esmaili, Jumat, seperti dikutip oleh kantor berita ISNA.
Akhir pekan lalu, Jafari mengatakan, perang antara Iran dan Israel "pada akhirnya akan terjadi, namun tidak pasti di mana dan kapan" dan negaranya telah siap.
Mayoritas warga Israel mengaku takut akan masa depan negaranya jika pemerintah nekat melancarkan serangan sepihak ke Iran.
Mengutip Press TV, menurut kebanyakan warga, Israel tidak akan mampu menang melawan Iran jika tidak mendapat dukungan dari Amerika Serikat. Hal tersebut terungkap dalam jajak pendapat terbaru yang digelar media Israel, Haaretz.
Jajak pendapat dimulai awal pekan dan diumumkan Kamis lalu di surat kabar tersebut. Poling yang disupervisi oleh ahli statistik dari Tel Aviv University itu menunjukkan, hanya seperempat warga Israel yang mengaku tidak takut akan adanya konfrontasi militer dengan Iran. Sementara sekitar 18 persen warga mendukung rencana serangan ke Iran meski tanpa bantuan AS.
Jumlah warga yang menentang rencana serangan terus meningkat. Pada poling kali ini, 75 persen warga Israel menolak rencana tersebut, meningkat signifikan dari 52 persen pada poling yang dilakukan Juni lalu.
Survei ini juga menunjukkan, lima dari enam warga Palestina dan 77 persen warga Israel percaya bahwa serangan Israel ke Iran akan memicu konflik yang lebih besar di kawasan Timur Tengah.
No comments
Post a Comment