Breaking News

Pertamina Tower


Pertamina Tower

2.1.1    Pengertian Pertamina Tower

Pertamina adalah nama perusahaan pertambangan minyak dan gas bumi negara, sebuah BUMN yang bertugas mengelola penambangan minyak dan gas bumi di Indonesia.
Tower adalah:
a.       Bangunan tinggi/ bagian dari bangunan yang tinggi (bagian dari gereja/kastil); struktur tinggi.[3]
b.      Sebuah bangunan yang karakternya dibentuk oleh ketinggian yang relative luar biasa.[4]
Dengan demikian pengertian dari judul Pertamina Tower adalah sebuah bangunan dengan struktur tinggi yang dimiliki oleh PT.Pertamina (Persero) sebagai manajemen pengelola bangunan.

2.1.2    Fungsi Pertamina Tower

Pertamina tower memiliki 2 fungsi utama, yaitu:
a.       Sebagai Kantor PT.Pertamina (Persero) Unit Pengolahan V dan Unit Pemasaran Regional VI Balikpapan
Kantor Unit Pengolahan V dan Pemasaran VI PT. Pertamina (Persero) yang juga mewadahi perusahaan-perusahaan sub-cont dari PT.Pertamina itu sendiri.
b.      Sebagai Kantor Sewa
Pertamina Tower memiliki fasilitas ruang yang disewakan sebagai ruang kantor.

2.2      Tinjauan Umum tentang Tema (Arsitektur Modern)

2.2.1    Pengertian Arsitektur Modern

Istilah modern sebagai salah satu konsep atau gaya dalam ber-Arsitektur  marak digunakan masyarakat Indonesia semenjak tahun 1990-an. Konsep dasar modern muncul akibat revolusi industry dan kebangkitan paham modernisme. Dalam dunia Arsitektur, paham modernism berkembang sejak tahun 1920-an. Arsitektur modern  memiliki ciri-ciri fungsional, jelas dan sederhana. “Less is More” dan “Ornament is Crime merupakan moto dari Arsitektur modern yang berarti kesederhanaan bentuk itu lebih baik.
                Konsep modern dalam arsitektur merupakan satu pendekatan estetik yang menekankan pada hal-hal yang bersifat esensial dan fungsional baik dalam estetika spatial , bentuk dan structural. Secara spatial ruang-ruang spesifik di susun sedemikian rupa agar memiliki tingkat fleksibilitas yang tinggi dalam ketersusunan dan kemudahan fungsinya. Bentuk-bentuk geometris elementer yang praktis tanpa ornament  merupakan karakter utama yang mendominasi permukaan dan massa bangunan. Prinsip dari arsitektur modern ialah semakin sederhana, maka kualitas sebuah desain, fungsi ruang yang ada, dan penyelesaian system struktur akan semakin lebih baik.
                Minimum adalah tujuan sekaligus nilai dari estetika itu sendiri. Kontinuitas rancangan sejak gagasan penentuan garis lurus, bidang datar, dan pertemuan bidang serba siku tegak lurus, konstruksi volumetric dan gubahan masa, kejujuran material, olahan cahaya dan udara, pengolahan modul, sirkulasi ringkas, ruang multifungsi dan berurut serta kejelasan system struktur merupakan ciri utama konsep arsitektur modern.
                Jadi, arsitektur modern adalah gaya ber-Arsitektur yang mengutamakan kejujuran, praktis dan kesederhanaan bentuk secara total.

2.2.2    Sejarah Perkembangan Arsitektur Modern[5]

A.            ARSITEKTUR MODERN MULA
Dalam kurun waktu 1880-1890 terjadi semacam revolusi industri kedua dalam bentuk rasionalisasi dan penggunaan mesin secara besar-besaran. Timbulnya sistem fabrikasi dimana sebagian besar unsur bangunan di buat di pabrik, penggunaan mesin-mesin, teknologi baja tuang dan sebagainya, memungkinkan pembangunan hanya dalam waktu relatif singkat. Terjadinya spesialisasi dan terpisahnya dua keahlian: arsitek dalam hal bentuk, ruang dan fungsi di satu pihak dan keahlian konstruksi dan struktur dalam hal perhitungan dan pelaksanaan bangunan di lain pihak.
Dalam masa modernisasi awal teori-teori keindahan khususnya dalam arsitektur oleh Pugin, Ruskin, Moris, dan lain-lain berkembang secara lebih radikal menentang Classicissm, sebaliknya menekankan pada fungsionalisme dan purisme atau kemurnian.
Pertentangan–pertentangan dalam dunia arsitektur tersebut dapat dikatakan sebagai berikut :
1.       arsitektur sebagai art vs arsitektur sebagai science
2.       arsitektur sebagai form vs arsitektur sebagai space
3.       arsitektur sebagai craft vs arsitektur sebagai assembly
4.       arsitektur sebagai karya manual vs arsitektur sebagai karya machinal
Ciri Umum dari gaya arsitektur yang melanda dunia pada akhir abad XIX dan awal abad XX ini adalah asimetris, kubis, atau semua sisi (depan samping dan belakang) dalam komposisi dan kesatuan bentuk, elemen bangunan jendela, dinding, atap, dan lain-lain menyatu dalam komposisi bangunan.
Selain itu hanya terdapat sedikit atau tanpa ornamen pada bangunan. Hal ini memper-lihatkan dengan jelas sebagai “perlawanan” arah dari arsitektur klasik dan juga sangat berbeda dengan Modern-Eklektik, di mana ornamen, elemen-elemen bangunan (pondasi, kolom, atap, jendela, dinding, dan lain-lain) yang terlihat jelas sebagai unsur tersendiri satu dengan lain lepas, tidak dalam kesatuan.
Pada masa ini muncul berbagai macam pergerakan yaitu antara lain: Art and Craft, Art Nouveau, Ekspresionisme, Bauhaus, Amsterdam School, Rotterdam School,dan yang lainnya.
Bangunan-bangunan pada masa Arsitektur Modern Mula adalah:
1.       Post Savings Bank Office (1904-1906), Wina, Otto Wagner
2.       La Majolikahaus (1898-1899), Wina, Otto Wagner
http://anisavitri.files.wordpress.com/2009/07/majolikeusbyottowagner1.jpg?w=300&h=204
Gambar 2-1. Majolikahaus, karya Otto Wagner
(Sumber: anisavitri.wordpress.com)
3.       Casa Batllo (1904-1906); Barcelona; Antonio Gaudi
4.       Casa Mila Apartment (1906-1910), Barcelona, Antonio Gaudi
5.       Sagrada Familia (1883-1926); Barcelona; Antonio Gaudi
6.       Auditorium Building (1887-1890), Chicago, Louis Henry Sullivan
7.       Hotel Tassel (1892-1893), Brussel, Victor Horta
8.       Amsterdam Exchange (1896-1903), Belanda, Hendrik Petrus Berlage
B.            ARSITEKTUR MODERN FUNGSIONALISME, RASIONALISME DAN KUBISME (1900-1940)
Perkembangan Arsitektur Modern Fungsionalisme diwarnai dengan anti pada pengulangan bentuk-bentuk lama dengan teknologi baru (beton bertulang, baja). Dan pada awal abad XX terjadi perubahan besar, radikal, cepat, dan revolusioner dalam pola pikir.
Dalam pandangan arsitektur modern (1910-1940-an), terjadi perubahan dalam pola dan konsep keindahan arsitektur, di mana keindahan timbul semata-mata oleh adanya fungsi dari elemen-elemen bangunan. Oleh karena itu aliran ini disebut sebagai Arsitektur Fungsionalisme atau Rasionalisme (berdasarkan rasio/pemikiran yang logis). Bangunan terbentuk oleh bagian-bagiannya apakah dinding, jendela, pintu, atap, dll tersusun dalam komposisi dari unsure-unsur yang semuanya mempunyai fungsi.
Teori, bentuk dan konsep lama tentang keindahan seni termasuk arsitektur telah lalu ditinggalkan. Hubungan dengan masa lampau berusaha diputus oleh para arsitek modern menjadi bentuk baru yang “murni” tanpa dekor selain bagian bangunan yang masing-masing berfungsi, disebut aliran arsitektur murni atau Purism.
Dalam penerapan konsep Fungsionalisme, Pusrime atau rasionalisme mewujudkan bangunan “bersih”,”murni” tanpa hiasan, sederhana berupa komposisi bidang, kotak, balok, dan kubus. Memandang bahwa seluruhnya merupakan kesatuan bentuk, sehingga disebut arsitektur Cubism. Aliran ini menekankan pada dimensi waktu dalam bangunan, diwujudkan dengan menyatunya ruang luar-dalam oleh jendela-jendela lebar, jarak antar kolom yang relatif lebar, saling berhubungan secara berkesinambungan.
Bangunan-bangunan pada masa Arsitektur Modern Fungsionalisme, Rasionalisme dan Kubisme adalah:
1.       Maison La Roche (1923), Paris, Le Corbusier dan Pierre Jeanneret
http://anisavitri.files.wordpress.com/2009/07/maisonlaroche2.jpg?w=132&h=192
Gambar 2-2. Maison Laroche
(Sumber: http://anisavitri.files.wordpress.com/2009/07/maisonlaroche2.jpg?w=132&h=192)
2.       La Samaritene (1926), Paris, Henry Sauvage dan Frantz Jourdan
3.       Notre Dame du Raincy (1922-1924), Paris, Auguste Perret
http://anisavitri.files.wordpress.com/2009/07/interiornotredame1.jpg?w=300&h=225
Gambar 2-3. Notre Dame du Raincy
(Sumber: http://www.insitu.culture.fr/image.xsp?numero=11&id_article=lebasPR-804&no_image=3)
4.       Apartment House (1902-1903); Paris; Auguste Perret
5.       Abattoirs de La Mouche (1909); Lyons; Tony Garnier
6.       AEG High-Tension Plant (1909-1910), Berlin, Peter Bahrens
7.       Fagus Shoe Last Factory (1910-1914), Alfeld/ Leine, Walter Gropius, Adolf Meyer, Eduard Werner
8.       Goldman & Salatsch Building (1909-1911), Wina, Adolf Loos
9.       German Pavilion at the International Exhibition in Barcelona (1929)
10.   Villa Schminke in Lobau, Saxony (1933)
11.   Tuberculosis Sanatorium in Paimio (1928-1933)
12.   Health House, Villa for Philip Lovell in Los Angeles (1927-1929)
13.   Falling Water, Villa for Edgar J. Kaufmann, Bear Run, Pennsylvania (1935-1939)
1
Gambar 2-4. Falling Water, Frank Lloyd Wright
(Sumber: http://en.wikipedia.org/wiki/File:FallingwaterWright.jpg)
14.   House for Victoria McAlmon in Los Angeles (1935)
15.   Salvation Army Shelter in Paris (1929-1933)
16.   Open- Air School in Surenes ( 1932-1935 )
C.            ARSITEKTUR MODERN SETELAH TAHUN 1940
Setelah perang Dunia II, perkembangan di berbagai bidang kehidupan sangat cepat, demikian pula halnya dengan perkembangan arsitektur modern. Tokoh-tokoh arsitektur modern pada masa sebelumnya seperti Le Corbusier, Frank Llyod Wright, Mies van der Rohe, Alvar Aalto, Kenzo Tange tetap menjadi pelopor. Mies masih tetap konsisten dengan konsep minimal-ism, menggunakan konstruksi baja dan kaca untuk bidang, pintu, dan jendela. Le Corbusier cenderung merancang dalam bentuk-bentuk sculptural sensasional. Dan Frank Llyod Wright masih tetap berkarya dengan gaya arsitekturnya yang khas.
Kemudian arsitektur modern berkembang lebih jauh lagi dipelopori oleh para arsitek generasi berikutnya, terutama yang pernah menjadi murid dari tokoh-tokoh arsitektur modern pada masa sebelumnya. Teknologi konstruksi, bahan bangunan dan kebutuhan akan fasilitas ruang yang secara kualitatif dan kuantitatif semakin meningkat membuat perkembangan arsi-tektur modern semakin kompleks.
Bangunan-bangunan pada masa Arsitektur Modern Setelah Tahun 1940 adalah:
·         Oversea-Chinese Banking Corporation, Singapore, Kenzo Tange, 1976
·         Tokyo National Gymnasium, Tokyo, Kenzo Tange ,1961-1964
·         T. W. A. Kennedy Airport, New York, Eero Saarinen, 1962
http://anisavitri.files.wordpress.com/2009/07/twaterminalinterior_lightbox1.jpg?w=300&h=195
Gambar 2-5 T. W. A. Kennedy Airport Interior
(Sumber: http://nyc-architecture.com/BKN/BKN002.htm)
·         General Motors Buildings, Detroit, USA, Eero Saarinen, 1951
·         College Life Insurance Building, Indiana, Kevin Roche, 1969
·         Kips Bay Plaza, New York, Ieoh Ming Pei, 1957-1962
·         Mile Hight Center, Denver, Colorado, Ieoh Ming Pei, 1952-1956
·         Crawford Manor Aparment 1962-1966, New Haven, Connecticut, Paul Rudolph
·         Art and Architecture Building, Yale University, New Haven, Connecticut, Paul Rudolph, 1962-1963
·         Robert Wiley House, new Cannaan, Connecticut, Philip Johnson
·         Yale University Art Gallery, New Haven, Louis I.Khan, 1951-1953
http://anisavitri.files.wordpress.com/2009/07/yaleuniversity1.jpg?w=300&h=239
Gambar 2-6 Yale University Art Gallery
(Sumber: http://static.worldarchitecturenews.com/news_images/1826_1_1000%20Yale%204.jpg)
·         University of Pennsylvania, Philladelphia, Louis I.Khan, 1958-1960
·         Palazetto dello Sport, Rome, Pier Luigi Nervi, 1956-1957
·         Crown Hall, Illinois Institute of Technology, Alvar Aalto, 1950-1956.
·         Rumah tinggal Edith Farnsworth, Plano, Illinois, Ludwig Mies van der Rohe, 1946-1951
·         Guggenheim Museum di New York, Frank Lloyd Wright (1942-1957)
Gambar 2-7. Guggenheim Museum
(Sumber: http guggenheim.org/new-york/about/frank-lloyd-wright-building)
·         Notre-Dame-du-Haut Ronchamp, Le Corbusier  (1950-1954)
http://anisavitri.files.wordpress.com/2009/07/roschamp1.jpg?w=254&h=169
Gambar 2-8. Notre-Dame-du-Haut Ronchamp
(Sumber: http://www.wayfaring.info/wp-content/uploads/2008/06/26033027.jpg)
D.            ARSITEKTUR MODERN AKHIR ABAD XX
Arsitektur Brutalisme dan Neo Brutalisme
Merupakan arsitektur modern yang pada dasarnya memiliki bentuk yang menyimpang dari bentuk-bentuk biasa yang sudah ada masa sebelumnya. Banyak arsitektur modern awal dapat dikategorikan sebagai arsitektur brutal, Le corbusier (kapel Noter Dame Ronchamp), Paul Rudolph (Yale School of Art and Architecture), I.M. Pei (museum Everson), Kenzo Tange dengan bentuk sculptural abstrak total juga merupakan ungkapan konsep brutalisme. Sistem konstruksi beton exposed yang berhubungan dengan beton brut, yg artinya beton kasar, menandai bangunan brutalisme ini.
Bangunan-bangunan pada masa Arsitektur Modern Setelah Tahun 1940 adalah:
·         Gedung Leicester University Engineering, Inggris, 1959-1963
http://anisavitri.files.wordpress.com/2009/07/leceisteruniversity1.jpg?w=300&h=193
Gambar 2-9. Leicester University
(Sumber: http://www.flickr.com/photos/iqbalaalam/2219812504/)
·         Gedung Fakultas Sejarah, Universitas Cambridge, Inggris
Gambar 2-10 Faculty of History Cambridge University
(Sumber: http://wikimedia.org/wikipedia/commons/2/21/History_Faculty_University_of_Cambridge)

2.2.3    Karakteristik Arsitektur Modern

Karakteristik Arsitektur modern pada umumnya adalah :
a.       Suatu penolakan terhadap gaya lama.
b.      Suatu yang mengadopsi prinsip bahwa bahan dan fungsi sangatlah menentukan hasil dalam suatu bangunan.
c.       Suatu yang menyangkut tentang mesin.
d.      Menolak adanya bordiran atau ukiran dalam bangunan.
e.      Menyederhanakan bangunan sehingga format detail menjadi tidak perlu.

2.2.4    Ciri-ciri Arsitektur Modern

Ciri-ciri bangunan dengan konsep Arsitektur Modern adalah:
a.       Asimetris
b.      Orientasi pada horizontal
c.       Atap datar
d.      Tidak ada cornice/profil atap
e.      Bentuk kotak
f.        Halus
g.       Penampilan efisien
h.      Sudut lengkung
i.         Jendela kaca
j.        Aluminium dan stainless steel trip pada pintu dan jendela
k.       Panel mengkilap
l.         Baluster metal
m.    Deretan jendela atau garis-garis
n.      Sedikit atau tidak ada hiasan
o.      Denah terbuka

2.3      Tinjauan Umum Tentang PT.Pertamina (Persero)

2.3.1    Pengertian Pertamina

Pertamina adalah perusahaan minyak dan gas bumi yang dimiliki Pemerintah Indonesia (National Oil Company), yang berdiri sejak tanggal 10 Desember 1957 dengan nama PT PERMINA. Pada tahun 1961 perusahaan ini berganti nama menjadi PN PERMINA dan setelah merger dengan PN PERTAMIN di tahun 1968 namanya berubah menjadi PN PERTAMINA. Dengan bergulirnya Undang Undang No. 8 Tahun 1971 sebutan perusahaan menjadi PERTAMINA. Sebutan ini tetap dipakai setelah PERTAMINA berubah status hukumnya menjadi PT PERTAMINA (PERSERO) pada tanggal 17 September 2003 berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 22 tahun 2001 pada tanggal 23 November 2001 tentang Minyak dan Gas Bumi.  

2.3.2    Prinsip Tata Nilai PT.Pertamina (Persero)

Sebagai perusahaan milik Negara/BUMN , PT.Pertamina (Persero) memiliki tata nilai yang menjadi suatu prinsip kerja dari Pertamina, yaitu:
a.       Clean (Bersih)
Dikelola secara profesional, menghindari benturan kepentingan, tidak menoleransi suap, menjunjung tinggi kepercayaan dan integritas. Berpedoman pada asas-asas tata kelola korporasi yang baik.
b.      Competitive (Kompetitif)
Mampu berkompetisi dalam skala regional maupun internasional, mendorong pertumbuhan melalui investasi, membangun budaya sadar biaya dan menghargai kinerja
c.       Confident (Percaya Diri)
Berperan dalam pembangunan ekonomi nasional, menjadi pelopor dalam reformasi BUMN, dan membangun kebanggaan bangsa
d.      Customer Focused (Fokus Pada Pelanggan)
Beorientasi pada kepentingan pelanggan, dan berkomitmen untuk memberikan pelayanan terbaik kepada pelanggan.
e.      Commercial (Komersial)
Menciptakan nilai tambah dengan orientasi komersial, mengambil keputusan berdasarkan prinsip-prinsip bisnis yang sehat.
f.        Capable (Berkemampuan)
Dikelola oleh pemimpin dan pekerja yang profesional dan memiliki talenta dan penguasaan teknis tinggi, berkomitmen dalam membangun kemampuan riset dan pengembangan.  

2.3.3    Lambang Perusahaan

PT PERTAMINA Pada Hari Ulang Tahun Ke-48 yang jatuh pada hari sabtu tanggal 10 Desember 2005, PT PERTAMINA yang selama ini dikenal dengan identitas kuda laut, kini identitas kuda laut itu mengganti penampilannya dengan identitas huruf “P” dengan mengkombinasikan dalam tiga warna yang mempunyai identik dengan bentuk anak panah yang melesat dan mempunyai warna yang cerah untuk mengenalkan kepada public.
UnLG PRTMN
Logo New
menjadi
 
 




                                                         
Gambar 2-11. Jiwa Pertamina Bergerak Maju dan Progresif
(Sumber: www.pertamina.com)
Arti Logo:
Warna Biru melambangkan andal dan dapat dipercaya.
Warna Hijau melambangkan sumber daya energi yang berwawasan lingkungan.
Warna Merah mencerminkan keuletan, ketegasan dan keberanian dalam menghadapi berbagai macam kesulitan, jiwa yang dulu dilayani kini harus melayani, customer oriented dan customer satisfaction.

2.3.4    Struktur Organisasi PT.Pertamina (Persero) Pusat

Gambar 2-12. Struktur Organisasi PT.Pertamina (Persero) Pusat
(Sumber: www.pertamina.com)

2.4      Tinjauan Umum tentang Kantor Sewa

2.4.1    Pengertian Kantor Sewa

Kantor adalah:
a.       Balai (gedung, rumh, ruang) tempat mengurus suatu pekerjaan.
b.      Tempat diselenggarakannya kegiatan menangani informasi
c.       Proses menangani informasi mulai dari menerima, mengumpulkan sampai menyalurkan.
“Ruangan atau bangunan yang di atur sedemikian rupa agar menjadi tempat bekerja, biasanya menggunakan meja dan kursi.”[6]
“Bangunan yang digunakan untuk tujuan professional. Bukan bagian dari tempat tinggal, kesuali oleh pengelolanya.”[7]
Sewa adalah:
“Uang yang dibayarkan agar dapat menggunakan sesuatu selama periode tertentu.”[8]
Secara idiom kantor sewa berarti:
a.       Suatu bangunan yang di dalamnya terjadi transaksi bisnis dengn pelayanan secara professional. Di dalamnya terdiri dari ruang-ruang dengan fungsi yang sama yaitu fungsi kantor dengan status pemakai sebagai penyewa atas ruang yang dipergunakannya.[9]
b.      Suatu bangunan dimana ruang-ruangnya berfungsi sebagai ruang kantor dan mewadahi berbagai kegiatan bisnis atau pekerjaan perkantoran, dimana pemakainya membayar sewa tertentu kepada pemilik bangunan kantor tersebut.[10]

2.4.2    Persyaratan Umum Kantor Sewa

Untuk mengetahui persyaratan minimal yang harus dimiliki sebuah kantor sewa, maka perlu diketahui jenis-jenis kegiatan di dalamnya.
Secara umum kegiatan perkantoran yang utama adalah kegiatan penanganan informasi dan kegiatan pembuatan maupun pengambilan keputusan.[11]
Adapun kegiatan yang berlangsung dalam kantor sewa secara umum   adalah [12]:
a.       Menerima, mengantar dan mengirim pesan.
b.      Membuat rekening, member kredit dan mengumpulkan perhitungan-perhitungan yang belum diselesaikan.
c.       Surat menyurat, mendikte, mengetik dan menyimpan dokumen.
d.      Mengurus, mendistribusi dan mengirim surat
e.      Pekerjaan menggandakan dokumen dan pemberian alamat.
f.        Macam-macam pekerjaan seperti menelpon, menerima tamu, pelayanan pesuruh (office boy)
g.       Tugas-tugas khusus dengan tujuan : menyederhanakan system, menghilangkan pekerjaan yang tidak perlu.
h.      Membuat catatan-catatan (mencatat data yang diinginkan)
Berdasarkan pemaparan fungsi tersebut maka dapat disimpulkan bahwa kantor sewa harus memiliki ruang-ruang yang fleksible agar dapat menampung beragam kegiatan yang mungkin terjadi.

2.4.3    Klasifikasi Kantor Sewa

a.       Menurut Jumlah Lantai
1.       Kelas I (11 lantai ke atas)
2.       Kelas II (5-10 lantai)
3.       Kelas III (Kurang dari 4 lantai)
Berdasarkan jumlah lantainya, kantor sewa yang akan dirancang merupakan kantor sewa Kelas II
b.      Menurut Kelas Bangunan
1.       Kelas Utama
Biasanya berupa perkantoran mewah, bertingkat banyak (lebih dari 10 lantai). Memiliki fasilitas berupa AC Central, Lift dengan kecepatan tinggi, Sound System, Fire Safety Otomatis, memiliki areal parkir yang memadai, desain  yang menarik dan material berkualitas baik.
2.       Kelas Menengah
Berlantai 10 kebawah, AC Central, lift, Sound System, dan Fire Safety.
3.       Kelas Bawah
Kantor sewa yang berupa bangunan bertingkat atau bukan dengan fasilitas AC split, tanpa fire safety, tanpa lift.
Berdasarkan kelas bangunannya, kantor sewa yang akan dirancang adalah kantor sewa kelas utama, karena gedung direncanakan memiliki fasilitas seperti tersebut pada kelas utama.
c.       Menurut Jumlah Penyewanya[13]
1.       Single Tenancy Building
Bangunan kantor yang disewa oleh satu penyewa dalam jangka waktu tertentu.
2.       Single Tenancy Floor
Luas kotor ruang 1 lantai bangunan dikurangi ruang elevator umum, ruang mesin, dan tangga umum, disewa oleh satu penyewa.
3.       Multi Tenancy Floor
Satu lantai bangunan kantor disewa oleh beberapa penyewa, luas ruang yang disewakan sama dengan luas ruang pada single tenancy floor dan dikurangi luas koridor umum.
Berdasarkan jumlah penyawanya, kantor sewa yang direncanakan adalah kantor sewa yang menyewakan ruang per lantai pada satu penyewa, sehingga termasuk jenis Single Tenancy Floor.
d.      Menurut Tujuan Pembangunan / Pengelolaannya[14]
1.       Tenant Owned Office Building
Kantor sewa yang dibangun oleh pemilik sekaligus penyewa. Dalam hal ini layout ruang, bentuk bangunan yang di buat umumnya menunjukan corporate image yang sesungguhnya, sesuai dengan keinginan pemilik. Bangunan yang berbentuk spektakuler dengan ciri arsitektur khusus.
2.       Speculative Office Building
Kantor sewa yang dibangun untuk memenuhi kebutuhan pasar serta secara spekulatif diharapkan mampu untuk menyerap banayak penyewa. Jenis ini dibangun atas dasar daya asaing yang tinggi dengan design yang lebih bagus disbanding dengan bangunan yang serupa fungsinya. Keuntungannya diperoleh dari penyewaan ruang-ruang kantor seselektif mungkin hingga mendekati 100%. Struktur bangunan dirancang untuk dapat meminimalkan biaya operasional bangunan dan mampu mendapat hasil sewa yang maksimal.
3.    Custom Design Office Building (tailor made building)
Adalah kantor sewa yang dibangun untuk kepentingan sendiri. Kantor jenis ini umumnya dibangun oleh perusahaan atau departemen pemerintahan.
4.    Investment Type Of Space Building
Adalah kantor sewa yang dipasarkan dengan ciri-ciri sebagai berikut:
·         Penyewa adalah perusahaan khusus
·         Terletak pada site yang memiliki nilai tinggi
·         Salah satu penyewanya menempati lantai terbesar
Berdasarkan tujuan pembangunannya/pengelolanya, gedung yang dirancang termasuk Tenant owned office building, karena selain disewakan gedung ini jug digunakan oleh pengelola dan dirancang agar dapat mewakili corporate image pengelolanya, yaitu PT.Pertamina (Persero).
e.      Berdasarkan Peruntukkannya
1.       Kantor sewa fungsi tunggal
Adalah bangunan dengan fungsi perkantoran saja. Fasilitas yang ada di dalamnya berfungsi untuk menunjang fungsi perkantoran tersebut.
2.       Kantor sewa fungsi majemuk
Adalah bangunan yang memiliki fungsi selain kantor, seperti pusat perbelanjaan/perdagangan, perbankan, fitnes center, restoran dan lain-lain.
Berdasarkan peruntukkannya maka bangunan yang dirancang termasuk dalam Kantor sewa fungsi majemuk karena memiliki fungsi lebih dari satu. 

2.4.4    Lay Out Interior Ruangan

a.    Kebutuhan Jenis Ruang[15], pada kantor sewa umumnya sama, yang membedakannya adalah organisasi ruang yang diterapkannya. Adapun organisasi ruang tersebut dapat di kelompokan sebagai berikut:
1.       Kelompok Ruang Fungsi Utama
Jenis ruang yang ada di dalamnya adalah ruang kantor yang akan disewakan.
2.       Kelompok Ruang Fungsi Pengelola
Jenis ruang yang termasuk dalam kategori ini adalah ruang manajer, ruang administrasi, ruang pemasaran, dan ruang pembiayaan.
3.       Kelompok Ruang Fungsi Service
Jenis ruang yang termasuk dalam kategori ini adalah ruang yang bersifat memberikan pelayanan service, seperti area sirkulasi, gudang, dan ruang utilitas.
4.       Kelompok Ruang Fungsi Bersama
Jenis ruang yang dapat digunakan bersama-sama, seperti restoran, parker, dan lavatory.
b.    Pengelompokan Pembagian Ruang berdasarkan kebutuhan dan kegiatan dalam kantor [16] , sebagai berikut:
1.       Cellular system (sel-sel)
Pada umumnya bangunan berbentuk panjang dengan koridor memanjang sejajar dengan bangunan. Biasanya ruang yang dilayani koridor ini memiliki privasi yang tinggi.
2.       Group Space system (kelompok-kelompok ruang)
Ruang-ruang yang dirancang berukuran sedang, sehingga mampu menampung 5-15 pegawai yang bekerja bersama, pembagian ini umumnya diterapkan pada bangunan yang mempunyai kedalaman (jarak koridor ke dinding terluarnya) 15-20 meter.
3.       Open plan Office system (ruang bebas)
Sistem ruang seperti ini memiliki fleksibilitas yang tinggi. Sistem ini menggunakan ruang yang relative luas tanpa pembatas berupa dinding permanen. Biasanya sekat/partisi non-permanen atau furniture dan vegetasi digunakan sebagai pembatas ruang, rute sirkulas, dan identitas kelompok/ inti kerja. Sistem milah yang biasanya digunakan sebagai kantor sewa, karena penyewanya dapat  membagi ruang berdasarkan kebutuhannya.
4.       Office Landscaping
Susunan pusat-pusat kerja menunjukan struktur dan metode kerja organisasi. Partisi furniture dan vegetasi digunakan untuk menandai rute sirkulasi dan mempunyai identitas kelompok kerja pada perencanaan ini. Pembangunan pengelompokan ruang kantor tergantung pada luasnya kantor yang disewa dan tergolong dalam tiga tipe, yaitu: kecil, sedang, dan besar. Sistem ini adalah salah satu yang sering digunakan pada kantor sewa.
                Berdasarkan kebutuhan dan kegiatan kantor, ruang kantor sewa yang akan dirancang menggunakan sistem Open Plan Office System ( ruang bebas ), karena sistem ruang dengan pengaturan seperti ini memiliki fleksibilitas yang tinggi terhadap fungsi-fungsi yang mungkin di tampungnya.
b.      Pembagian Ruang Berdasarkan Kedalamannya (Depth)[17]
Pembagian berdasarkan kedalaman ruang adalah pembagian berdasarkan jarak antara bagian terluar bangunan serta atas dasar zona ruang. Adapun pembagian yang dimaksud, yaitu:
1.       Shallow Space
Kedalaman ruang <8 meter dan bentuk sirkulasi single zone space, dengan konfigurasi lmier yang sangat sesuai untuk individu.
2.       Medium depth Space
Kedalaman ruang antara 8-20 meter untuk bentuk single zone space  dan kedalaman ruang antara 14-22 meter untuk sirkulasi double zone space.
3.       Deep Space
Kedalaman ruang antara 11-19 meter dan dapat digunakan untuk kedalaman 15 m pada double zone space.
4.       Very deep Space
Kedalaman ruang lebih dari 20 meter, agar memperoleh susunan ruang yang baik dapat menggabungkan ruang dengan kedalaman sedang dan dangkal.

2.4.5    Sistem Sirkulasi Utama pada Gedung Kantor

Sistem sirkulasi utama pada gedung kantor terbagi atas dua jenis, yaitu:
a.       Single Zone, sirkulasi hanya terdapat pada salah satu sisi Office Space (ruang kantor).
b.      Double Zone, sirkulasi utama terdapat di kedua sisi Office Space.

2.4.6    Sistem Penempatan Core pada Bangunan Berlantai Banyak

a.                   Central Core
Core diletakkan di pusat/tengah bangunan. Cara ini biasanya digunakan pada kantor yang memiliki luasan besar (tetapi masih mampu dilayanai satu core), sehingga pencapaian ke segala arah tidak terlalu jauh.
b.                  Off Center
Core diletakkan tidak tepat di tengan bangunan tetapi tidak sampai ke luar dinding terluar gedung. Hal ini bertujuan menciptakan kedalaman ruang yang berbeda.
c.                   Split
Letak core tidak tepat di tengah gedung, tetapi teroletak kea rah belakang gedung (masih di dalam dinding terluar gedung).
d.                  Eksterior
Core diletakkan menembus dinding terluar gedung, sehingga terekspose dari luar. Biasanya digunakan pada gedung yang memiliki luasan yang tidak terlalu besar, sehingga pencapaian tidak terlalu jauh; atau dapat pula digunakan pada bangunan yang panjang dengan jumlah core yang lebih dari satu.

2.4.7    Jenis-Jenis Struktur Bangunan Tinggi

Beberapa tipe sistem struktur bangunan bertingkat tinggi yang lazim dikenal[18]:
A.      SISTEM RANGKA (Frame Systems)
Sistem rangka terdiri dari plat lantai, balok, dinding pemikul dan kolom yang tersusun beraturan, saling tegak lurus, dan beban/ gaya vertical dan horizontal disalurkan melalui tiang/kolom melalui pondasi. Sistem rangka orthogonal dapat di klasifikasikan menurut jumlah lapisan (layer) horizontal dalam sebuah struktur.
Sistem satu lapis (one layer): plat lantai langsung menumpang pada kolom (contoh seperti flat slab, flat plate dan waffle) plat lantai menumpu pada dinding pemikul.
Sistem dua lapis (two layers): plat lantai yang didukung oleh balok yang bertumpu pada kolom plat lantai menumpang  pada balok yang ditumpu oleh balok pemikul.
Sistem tiga lapis (three layers): plat lantai yang didukung oleh balok-balok anak yang bertumpu oleh balok induk yang menyalurkan bebannya ke kolom.
Gambar 2-13. Ilustrasi Sistem Rangka Menurut Lapisan Penyusunnya
(Sumber: Sketsa Pribadi)
1.       Rangka Kaku (Rigid Frame)
Struktur rangka kaku adalah struktur yang terdiri atas elemen-elemen horizontal dari plat, balok dan kolom yang disusun saling tegak lurus  dengan memberikan hubungan yang menggunakan titik hubung yang dapat mencegah terjadinya perputaran pada titik  hubung tersebut.
Sistem rangka kaku (Rigid Frame): Sistem rangka kaku mempunyai kelebihan dan kekurangan untuk membangun bangunan bertingkat tinggi.
Dengan keterbatasan sistem rangka kaku terhadap beban horizontal, maka paling ekonomis hanya dapat digunakan  pada bangunan bertingkat tinggi dengan ketinggian 20 lantai dengan menggunakan sistem struktur beton, dan 25-30 lantai dengan struktur baja.
Dalam perancangan bangunan arsitektur, sistem struktur rangka ini akan mempermudah pengaturan ruang, termasuk pengaturan pintu dan jendela, baik di lantai dasar maupun di lantai tipikal. Sistem struktur rangka kaku dapat di bagi dalam beberapa tipe.
·         Rangka Melintang Sejajar
Susunan rangka yang sejajar dan membentuk persilangan sehingga dapat mengeliminasi beban angin/gempa yang dating bersilangan.
Gambar 2-14. Sistem Struktur Rangka Melintang Sejajar
(Sumber: Struktur Bangunan Tinggi dan Bentang Lebar,27, 2006)
·         Rangka Selubung
Susunan rangka yang membentuk selubung, sehingga akan dapat mengatasi beban angin/gempa yang dating bersilangan. Bentuk selubung merupakan bentuk yang simetris.
Gambar 2-15. Sistem Struktur Rangka Selubung
(Sumber: Struktur Bangunan Tinggi dan Bentang Lebar,27, 2006)
·         Rangka Melintang 2 Arah
Susunan rangka yang membentuk kolom-kolom dengan balok-balok yang melintang dengan jarak yang teratur.
Gambar 2-16. Sistem Struktur Rangka Melintang Dua Arah
(Sumber: Struktur Bangunan Tinggi dan Bentang Lebar,28, 2006)
·         Rangka dengan Grid Segi Banyak
Susunan rangka yang membentuk kolom dari bentuk yang bebas (segi banyak) dan beraturan maupun tidak beraturan bentuknya.
Gambar 2-17. Sistem Struktur Rangka Grid segi Banyak
(Sumber: Struktur Bangunan Tinggi dan Bentang Lebar,28, 2006)
2.       Balok Dinding (Wall Beam Structure)
Balok dinding data berupa rangka batang dari beton atau baja. Dinding beton didukung oleh deretan kolom pada dinding eksterior.
Berdasarkan cara perletakan: (1) sejajar dengan sumbu memanjang bangunan; (2) membentuk selubung; (3) membentuk sangkar tiga dimensi.
Berdasarkan cara penyusunan:
·         Batang Interspasial
Batang interspasial atau rangka batang antar ruang adalah balok yang disusun setiap dua lantai, sehingga menghasilkan suatu lantai yang bebas kolom. Setiap balok dinding menahan dua lantai di atas dan dibawahnya.
·         Batang Berselang-seling
Batang berselang-seling adalah balok yang disusun setiap lantai, hanya saja perletakannya berselang-seling seperti menyusun batu bata. Keuntungannya, bentangan slab dapat dikurangi menjadi setengahnya daripada sistem antar ruang. Sistem ini lebih efisien sampai 255 daripada menggunakan batang interspasial dan juga mempunyai kekakuan lebih.
Sistem balok dinding (Wall Beam Structures) ini sangat cocok untuk struktur bangunan hotel atau apartemen yang bersifat mempunyai sekat.
Gambar 2-18. Rangka Batang Antar Ruang dan Rangka Batang Bersilang
(Sumber: Struktur Bangunan Tinggi dan Bentang Lebar,30, 2006)
Gambar 2-19. Perletakan Rangka Batang
(Sumber: Struktur Bangunan Tinggi dan Bentang Lebar,30, 2006)
3.       Plat Datar (Flat Slab)
Plat datar terdiri dari plat beton dijadikan lantai dan disangga oleh kolom. Dengan menghilangkan rangka balok maka dimensi ketebalan menjadi lebih tebal dari standart plat lantai  pada umumnya (20-25cm). Segala beban akan disalurkan dari plat langsung ke kolom, sehingga ketinggian lantai ke lantai dapat rendah. Letak kolom dapat fleksibel. Penggunaan drop panel atau kolom yang besar akan sering terlihat untuk dapat menahan beban lateral yang timbul.
Selain itu untuk menjaga ketebalan, plat dibuat tidak melebihi 25cm, maka jarak antar kolom diusahakan tidak melebihi 10-11 meter. Untuk itu perlu ada perkuatan guna menahan beban lateral.
Flat Slab termasuk sistem two way slab, karena beban akan disalurkan melalui dua arah menuju kolom, pembesaran atau penebalan plat disekitar pertemuan plat dan kolom. Selain itu untuk membuat suatu sistem yang terlihat indah maka dibuat sistem wafel (waffle flat slab).
Gambar 2-20. Flat Plate, Flat Slab dan Waffle Slab
(Sumber: Struktur Bangunan Tinggi dan Bentang Lebar,31, 2006)


4.       Plat Kantilever (Cantilevered Slab)
Kantilever adalah plat dan balok yang di dukung oleh satu sisi kolom atau dinding yang akan menyalurkan semua beban yang terdapat pada plat dan kolom tersebut.
Sehingga akan memungkinkan ruang bebas kolom yang batas kekuatan platnya adalah batas besar ukuran bangunan. Diperlukan banyak tulangan besi, terutanaapabila proyeksi platnya berukuran besar. Kekuatan plat dapat ditingkatkan menggunakan sistem pra tekan.
Panjang kantilever tergantung dari tinggi balok dan jarak balok penyanggaserta keseimbangan dari kiri-kanan kolom pendukungnya.
Gambar 2-21. Plat Kantilever
(Sumber: Struktur Bangunan Tinggi dan Bentang Lebar,32, 2006)
Gambar 2-22. Contoh Bangunan dengan Sistem Kantilever
(Sumber: http://payamarchi.blogspot.com/2008/10/houses-stacked-in-sky-amazing.html)
B.      SISTEM DINDING (Wall Systems)
Dinding dalam sistem struktur bangunan tinggi dibuat dari bahan beton bertulang maupun rangka baja. Dinding ini dapat berfungsi sebagai dinding pemikul/penahan beban vertical dan juga dapat berfungsi sebagai penahan beban horizontal.
Dari fungsi dinding terhadap beban yang terjadi pada suatu bangunan maka penekanannya pada sistemnya:
1.       Dinding Pemikul (Bearing Wall)
Dinding pemikul adalah bidang tekan menerus pada satu arah yang mendistribusikan beban-beban vertical yang tersebar secara bertahap menuju dasar bangunan.
Kemampuan dinding pemikul untuk menyalurkan beban secara menyebar sepanjang bentangannya yang membedakan struktur bearing wall dengan barisan kolom berdekatan yang menerus, juga kemampuan menahan gaya dari samping pada bidang dinding. Kedua aksi tersebut dihasilkan dari gaya tegang geser internal yang berkembang dalam dinding.
2.       Dinding Geser (Shear Wall)
Dinding geser adalah pengaku vertical berupa bidang dinding beton atau baja, dirancang supaya dapat menahan gaya lateral yang ditimbulan dari beban hdup dari angina tau gempa pada suatu sistem struktur bangunan bertingkat tinggi. Beban yang timbul dapat ditahan oleh bangunan tersebut, supaya bangunan tidak melengkung, bergeser atau puntir.
Dinding tersebut mempuyai sifat hanya untuk menahan gaya geser dan tidak dapat berfungsi sebagai penahan gaya vertical sehingga perlu menggunakan kombilasi dengan sistem lain yang dapat menahan beban vertical.
C.      SISTEM KOMBINASI RANGKA DINDING GESER (Frame Shear Wall Interaction System)
Kombilasi dari sistem rangka dan dinding geser merupakan perpaduan untuk menyelesaikan suatu sistem struktur bangunan tinggi yang melebihi 30 lantai, karena sistem struktur rangka murni akan tidak efisien lagi pada ketinggian tersebut.
Dinding geser juga merukapan kumpulan kolom-kolom yang berjejer sehingga dapat juga menahan beban vertical dan horizontal, sehingga jika dikombinasikan dengan sistem rangka akan dapat memberikan sistem dengan berbagai bentuk masa bangunan.
Sistem rangka dinding geser dikelompokan menurut reaksinya terhadap bebangeser yang dapat dimasuan ke dalam salah satu diantara tipe berikut:
1.       Rangka Bersendi Dinding Geser (Hinged Frame Shear Wall)
Karena balok rangka diberi persendian, maka rangka hanya dapat memikul beban grafitasi/vertical, inti (core) aka berlaku sebagai free cantilever dan bebas berputar, sehingga diperlukanpenahan terhadap gaya putar.
Untuk bangunan yang lebih tinggi dari 30 lantai perlu tambahan struktur outrigger truss yang akan diikatkan pada inti (core) dengan kolom-kolom pinggir antara truss terdapat balok pengisi untuk menopang lantai akan berfungsi sebagai penyalur gaya.
2.       Rangka Bersendi Vierendeel dan Dinding Geser (Hinged Frame Vierendeel and Shear Wall)
Rangka-rangka balok yang cukup kaku yang dapat menahan beban gravitasi dan beban lateral tanpa menggunakan penguat diagonal, karena di setiap persendian sudahmemiliki kekakuan.
Beban-beban lateral ditahan oleh sistem dinding geser, dan rangka kaku dengan sistem vierendeel dada kedua dinding fasade arah pendek pada bangunan akan menahan setengah beban angin. Sedangkan setengah beban lainnya akan ditahan oleh inti (core). Rangka fasade memanjang hanya menahan beban vertical saja.
3.       Rangka Kaku dan Dinding Geser (Rigid Frame and Shear Wall)
Rangka kaku adalah rangka yang terdiri dari balok-balok horizontal dan kolomyang tegak yang dihubungkan ke suatu bidang dengan menggunakan sambungan kaku. Sistem struktur ini cukup baik digunakanuntuk menahan bebanvertikal, namun tidak mampu menahan beban lateral.
Dinding geser adalah suatu bidang tegak yang dapat menahan beban horizontal/lateral pada suatu bangunan. Dengan adanya bebab vertical maka dinding geser akan membentuk bidang yang menebal ke arah bawah. Namun dengan hal tersebut ketebalan dinding tidak akan dapat member ruang yang cukup bagi fasilitas utilitas, maka sistem ini harus dikombinasikan dengan sistem lain.
Kombinasi struktur dinding geser dan struktur rangka kaku akan memberikan suatu kombinasi yang baik karena kukurangan suatu sistem akan diisi oleh kelebihan sistem lainnya.
D.      SISTEM TABUNG (Tabular System)
Struktur tabung merupakan struktur yang mirip tabung dan berdiri seperti cerobong asap. Untuk suatu bangunan tinggi struktur tabung ini merupakan struktur yang paling baik digunakan untuk menahan beban lateral. Struktur tabung ini lebih kuat dan lebih kaku dibandingkan sistem rigid frame.
Dengan sistem yang menggunakan filosofi Goldsmith, yang diilustrsikan seperti sebuah kaleng yang mampu berdiri dengan selimut luarnya, struktur tabung ini mampu mencapai ketinggian yang fantastis.
Tabung Berongga (Hollow Tube)
Tabung berongga di bagi dalam beberapa tipe:
1.       Tabung Rangka (Frame Tube)
Bangunan dengan menggunakan sistem struktur tabung rangka dengan kolom balok membentuk grid segi empat yang rapat, dan dihubungkan secara kaku untuk menahan beban lateral. Sistem tabung rangka merukapan pengembangan sistem rangka kaku. Selain memiliki kekakuan terhadap beban lateral, juga memiliki kekakuan terhadap momen atau torsi.
2.       Tabung Pengikat (Trusses Tube)
Karena struktur tabung rangka masih mempuyai kelemahan, maka diperlukan penambahan rangka diagonal. Sistem ini menggunaka rangka diagonal di samping kolom dan balok luar. Diagonal-diagonal tersebut meneruskan beban-beban lateral langsung menuju pondasi.
Tabung pengikat ini dibagi dalam:





·         Tabung Rangka Kolom Diagonal
Gambar 2-23 Contoh Bangunan Tabung Rangka Kolom Diagonal, John Hancock Center
(Sumber: http://en.wikipedia.org/wiki/John_Hancock_Center)
·         Tabung Rangka Berkisi-Kisi (Latice)
Gambar 2-24 Contoh Bangunan Tabung Rangka Berkisi-Kisi, 30 St Mary Axe
(Sumber: http://en.wikipedia.org/wiki/File:30_St_Mary_Axe,_%27Gherkin%27.JPG)
3.       Tabung Penguat Dalam (Interior Braced Tube)
Rangka tabung eksterior dapat juga diperkuat dengan dinding geser atau inti interior, sehingga dapat dibagi menjadi beberapa sistem:

·         Tabung Dinding Pendukung/Geser Sejajar
Tabung eksterior dapat diperkaku dengan menambah dinding interior dengan menggunakan dia cara yaitu:
-          Jarak kolom eksterior yang lebar di tambah dengan shear wall pada tiap kolom.
-          Jarak kolom eksterior yang rapat ditambah dengan dia dinding geser.
·         Tabung Dalam Tabung
Untuk memberikan kekakuan, sistem tabung kosong dikembangkan dengan cara memberikan kekuatan dengan menambah inti (core), yang tidakhanya berfungsi sebagai bagian yang menahan beban vertical namun juga akan membantu menahan beban horizontal. Struktur lantai mengikat tabung eksterior secara bersama dan memberikan jawaban terhadap meman lateral sebagai satu kesatuan.
Gambar 2-25 Contoh Bangunan Struktur Tube in Tube, Marina City Chicago USA
(Sumber: http://en.wikipedia.org/wiki/Marina_City)
·         Tabung yang Dimodifikasi
Jika bentuj banguna segi empat atau segilain yang sudah berbeda jauh dengan bentuk bujur sangkar, maka sistem struktur tabung juga mengalami perkembangan yang dapat menyelesaikan bentuk-bentuk tersebut. Sistem struktur tabung yang dimodifikasi, dibagi dalam:
-          Tabung Rangka dengan Rangka Kaku
-          Tabung dalam Semi Tabung
4.       Tabung Berkas (Modular/Bundled Tube)
Beban gaya diatasi dengan tabung rangka eksterior yang diperkaku oleh diafragna melintang interior pada kedua arah, maka terbentuklah sekumpulan tabuung sel. Tabung-tabung yang berdiri sendiri ini masing-masing kuat sehingga dapat disusun dan ditambah dimana saja.
Tabung modular akan menggunakan sistem zone untuk perkuatan kedudukan terhadap beban lateral. Tabung satu modul sudah dapat menahan beban lateral; dengan tabung beberapa modul akan jauh lebih kuat menahan beban lateral.
Gambar 2-26 Contoh Bangunan Struktur Tabung Modular, Sears Tower, Chicago
(Sumber: http://en.wikipedia.org/wiki/Willis_Tower)
5.       Bangunan Komposit
Bangunan komposit merupakan perkembangan mutakhir pada struktur bangunan bertingkat tinggi dengan cara menambah kekakuan lateral, dan perpaduan antara bahan beton dan baja sebagai suatu kesatuan struktur.
Selama beberapa tahun struktur ini diterapkan pada batang-batang struktur individual. Namun saat ini dilakukan pendekatan baru dengan konstruksi komposit pada seluruh bangunan.


·         Bangunan Komposit Tabung
Pada sistem ini dinding/kulit tabung memikul semua gaya horizontal; maka kolom dan balok yang membentuk rangka inti utilitas menjadi lebih ringan karena hanya memikul eban vertical/gravitasi.
·         Plate Wall Cladding
Plate Wall Clading merupakan dinding tirai berupa panel, dan diikat pada struktur rangka baja. Panel ini tidak dapat menahan beban dan hanya dapat berfungsi sebagai alat pengkondisian.
E.       SISTEM GANTUNG (Suspended System)
Sistem gantung menggunakan bahan yang sangat efisien, dengan menggunakan penggantung sebagai pengganti kolom tang memikul dan menahan beban lantai. Kekuatan tekan harus dikurangi karena adanya bahaya tekuk, berbeda sekali dengan beban tarik yang dapat digunakan kemampuannya secara maksimal. Kabel-kabel tersebut  meneruskan beban vertical/ gravitasi ke rangka di bagian atas yang terkantilever pada inti.
Pengelompokan sistem gantung berdasarkan perbedaan perlakuan strukturnya adalah:
1.       Inti Kaku (Rigid Core)
Menggunakan prinsip inti kaku, dengan sebuah atau beberapa inti memikul seluruh beban berat bangunan, menahan lentur akibat angun dan efek kantilever.
Sebuah inti dengan penggantung seperti rangka, trusses, prestress, kabel baja dan lain-lain dapat diletakkan pada bagian atas dan mungkin pada bagian tengah dari bangunan. Semua ini tergantung dari tinggi bangunan itu sendiri.
2.       Tiang Rantai (Cable Support)
Karena semua beban horizontal dan beban vertical ditahan oleh sebuah tian utama, maka dengan minimum penetrasi dapat menyebabkan kecendrungan membengkok pada tiang itu sendiri.
Oleh karena itu dibutuhkan kabel-kabel pra tegang dan dijangkarkan langsung ke tanah atau didukung oleh sistem struktur lainnya, sehingga efek dari pembengkokan dapat diperkecil.
3.       Tensegrity
Struktur tensegrity merupakan sistem tertutup yang terdiri dari unsure tarik yang terus-menerus dan batang tekan individual (tidak menerus). Pada prinsip tensegrity seluruh sistem harus dibuat pratekan supaya menjamin kestabilannya.
Tensegrity manghasilkan pemecahan optimum terhadap berat minimum bahan dan terdiri atas unsure-unsur yang berulang, konfigurasi ruang yang rumit akan memberikan batasan kepada perancang dan pelaksanaannya.
F.       SISTEM BOKS SWASEMBADA (Self Supporting Boxes Systems)
Sistem struktur boks hanya terbatas pada bangunan apartmen. Terdiri dari inti-inti yang berisi elevator dan tangga, dengan sistem kantilever, dikaitkan kapsul-kapsul atau unit-unit tempat tinggal, yang tersusun simetris. Dua buah inti beserta kapsul-kapsulnya akan lebih stabil menahan beban vertical maupun horizontal, seoptimal mungkin. Kapsul yang terdiri dariruang tidur dan toilet disusun berderet ke atas dengan penyusunan yang stabil, sesuai dengan letak kaitanya.

Dari tinjauan teori di atas tentang jenis struktur bangunan tinggi, pada perancangan Pertamina Tower ini digunakan sistem Struktur Rangka. Jenis Sistem Struktur Rangka yang digunakan adalah sistem Struktur Rangka Kantilever.



[3] Hrnby,A.S,Oxford Advanced Learne’s Dictionary of Current English sixth edition, Oxford University Perss.
[4] M.Harris, Cyril, Dictionary of Architecture and Construction, Mc Graw Hill-Book Company, 1975
[5] http://master.building.officelive.com/ArsitekturModernAwal.aspx
[6] Hornby, A.S, Oxford Advanced Learne’s Dictionary of Current English sixth edition, Oxford University Perss.
[7] M.Harris, Cyril, Dictionary of Architecture and Construction, Mc Graw Hill-Book Company, 1975
[8] Ibid 5
[9] Hunt, William Dudley, American Encyclopedia Of Architecture 1980, hal 381
[10] Daniel Mangidaan, 1989
[11]  Ernest Neufert, Data Arsitek, 1994
[12]  Sucipto Hari S, 1997 Bab II hal 7
[13]  Kenneth H, Rippen, Office Space Administration,AAi, Mc. Graw Hill, NY, 1974
[14]  Kenneth H, Rippen, Office Space Administration Second Edition, AAi, Mc. Graw Hill, NY, 1974
[15] Duffy Francis, Cave Collin, & Worthington John, Planning Office Space, The Architecture Press, 1976
[16] Ibid 14
[17] Office Building, Reihold Co, 1962
[18] Struktur Bangunan Tinggi dan Bentang Lebar, UIP, 2006

No comments