Breaking News

METODE PENGEMBANGAN UP-DOWN MENJADI SEMI UP-DOWN KONSTRUKSI BANGUNAN


Untuk menunjang efisiensi dan efektifitas dalam pembangunan perlu dipertimbangkan metode konstruksi yang diterapkan. Ada beberapa metode pelaksanaan konstruksi, antara lain: [Nova, 2002; Kunawatsatit, 1974] 
a)  Metode Bottom Up (Konvensional)
Pada metode ini dapat dilaksanakan dengan metodeOpen Cut. Metode ini merupakan yang paling sederhana yaitu dengan melakukan penggalian dari level permukaan tanah (ground level) sampai pada level kedalaman tanah dasar (base level). 
Pekerjaan konstruksi dimulai dari level kedalaman tanah dasar berlanjut ke atas sehingga metode ini dikenal dengan metode Bottom-Up. Kemudian lubang galian disekeliling basement diurug. metode ini biasanya digunakan pada proyek yang mempunyai lahan cukup luas dengan kondisi tanah sedang/baik dan jumlah lantai basement kurang dari dua lantai. 
b)  Metode Cut and Cover
Pada metode ini, dilakukan pemasangan dinding penahan tanah berupa Sheet Pile Walls atau Continues Bored Pile Walls. Terlebih dahulu dilakukan penggalian dimulai dari tanah permukaan sampai dengan tanah dasar basement. Pekerjaan konstruksi dilakukan mulai dari tanah dasar dilanjutkan ke atas. Biasanya metode ini diterapkan pada konstruksi terowongan (Tunnel Construction), misalnya konstruksi rel kereta api bawah tanah, saluran air bawah tanah pada daerah perkotaan yang padat. Metode ini cocok diterapkan pada lahan yang sempit atau kondisi tanah jelek/sedang. 
c)   Metode Konstruksi Up-down
Pada prinsipnya pelaksanaan metode ini dimulai dari lantai dasar (ground floor) dan berakhir pada lantai basement. Sebelum penggalian dilakukan pemasangan dinding penahan tanah berupa dinding diafragma terlebih dahulu. Pada metode ini diperlukan teknik pelaksanaan yang khusus karena pekerjaannya berbeda tidak seperti pada metode konvensional.  
Metode Konstruksi Up-Down dan Konsep Dasar
Dalam pelaksanaan metode konstruksi Up-down struktur bawah atau basement dilakukan secara bersamaan dengan struktur atas (upper Structure) sehingga berbeda dengan metode yang diterapkan dalam sistem konvensional dimana struktur atas dapat dikerjakan setelah struktur bawah telah benar-benar selesai dikerjakan. Ketika pelaksanaan pada struktur bawah berlangsung pada struktur atas pun kegiatan pembangunan berlangsung pula. Karena urutan pekerjaan yang berbeda dengan urutan pekerjaan yang umum dilakukan, maka diperlukan beberapa teknik khusus dan peralatan yang pengendalian prosesnya dalam proyek secara umum berbeda dengan yang dilakukan pada metode konvensional.
Untuk mempercepat bangunan bagian atas dalam Up-down Construction Method sebaiknya struktur bagian bawah dibuat dari baja. Pada metode ini tiang pondasi dipasang kemudian struktur bagian atas didirikan bersamaan dengan penggalian ruangan dari lantai dasar ke bawah. Metode ini memungkinkan upper structure dimulai lebih awal.
Pendorong utama dalam menggunakan metode ini dalam suatu proyek adalah apabila jadwal waktu pelaksanaan sebagai faktor utama dibandingkan dengan biaya, misalnya bangunan untuk penyewa yang harus beroperasi pada waktu tertentu.
Metode Up-down pada proyek konstruksi lebih efektif apabila diterapkan pada proyek yang memiliki setidaknya 3 (tiga) tingkat bangunan ke bawah basement atau ±10 m [Nova, 2002]. Adapun faktor penting lainnya yang harus dipertimbangkan termasuk kondisi tanah, susunan tempat dan garasi. Metode  ini  cocok  untuk  diterapkan   pada   proyek.
Tabel 1. Pendekatan tipe penahan tanah pada metode Cut & Cover / metode Up-Down
              [Nunally, 2004]
Penahan tanah
Keadaan tanah
MAT
Biaya
Soldier Pile
Labil berlumpur SPT 0-10
Dangkal
Middle price
Secant Pile
Normal SPT 10 - 15
Sedang
Relatif murah
Continues Pile
Jelek
Dalam
Relatif mahal
Dinding Diafragma
Sedang (relatif baik)
Dalam
Mahal


Sheet Pile

Berpasir atau clay, kedalaman tanah keras relatif dalam
Dangkal Ã  SteelDalam Ã  Concrete
Relatif murah jika sheet pile dicabut kembali

dengan spesifikasi tanah diberikan pada Tabel 2.
Tabel 2. Karakteristik umum tanah lempung [Nunally, 2004]
Consistency
N
Hand test
g (g/cm3)
Strength(kg/cm2)
Hard
Very Stiff
Stiff
Medium (firm)
Soft
Very Soft
> 30
15 – 30
8 – 15
4 – 8
2 – 4
< 2
Difficult to indent
Indented by thumbnail
Indented by thumb
Molded by strong pressure
Molded by slight pressure
Extrudes between fingers
> 2,00
2,08 – 2,24
1,92 – 2,08
1,76 – 1,92
1,60 – 1,76
1,44 – 1,60
> 4,00
2,0 – 4,0
1,0 – 2,0
0,5 – 1,0
0,25 – 0,5

0 – 0,25

dengan tanah sedang/baik dengan lahan sempit dan sangat terbatas sehingga tidak mungkin untuk dilakukan secara konvensional. Metode ini cocok untuk diterapkan pada proyek yang terletak dipusat perkotaan yang padat.
Adapun pendekatan untuk tipe penahan tanah pada metode up-down/metode cut and cover diberikan pada Tabel 1.

Konsep Dasar Metode Konstruksi Semi Up-Down
Kondisi lapangan yang berbeda pada setiap proyek, sangat memungkinkan adanya modifikasi/ pengembangan dari metode konstruksi yang sudah ada. Meskipun demikian modifikasi tersebut tidak merubah konsep dasarnya.
Metode konstruksi Semi Up-down ini merupakan pengembangan dari metode up-down karena konsep dasarnya berasal dari metode up-down yaitu pekerjaan struktur bawah dikerjakan bersamaan dengan struktur di atasnya dengan modifikasi pada beberapa pekerjaan, diantaranya pekerjaan galian, pekerjaan DPT dan pekerjaan kondisional lain yang memungkinkan adanya modifikasi pada elemen struktur bangunan. Metode semi up-down ini merupakan gabungan dari metode konvensional (Buttom Up) yaitu metode penggalian memakai cara Open Cut dan metode konstruksi Up-down. Dikatakan demikian karena pelaksanaan galiannya dikerjakan secara bertahap ke samping dimulai dari bagian tengah basement yang dikerjakan dengan sistem Open Cut, dan bagian samping basement dikerjakan dengan sistem Up-down.

Hal ini dilakukan bila lahan yang tersedia untuk mobilisasi sangat terbatas dimana bangunan yang akan dikerjakan berdampingan/berada diantara bangunan yang sudah jadi. Proses kontruksi tidak memakai Temporary Retaining Wall tapi menggunakan DPT (Dinding Penahan Tanah) yang dikerjakan dari atas ke bawah secara bertahap sehingga dari segi biaya juga sangat murah dan efesien. Metode ini sangat cocok diterapkan pada lahan yang terbatas dengan kondisi tanah sedang/baik.
Pada metode semi up-down sebagai penahan tanah menggunakan bored piles yang dipasang tidak terlalu rapat (cenderung per as kolom) yang nantinya berfungsi sebagai kolom basement dengan ditambah DPT yang juga berfungsi menjadi dinding basement (permanen). 

No comments